Presiden Jokowi Resmikan 3 Pengendali Banjir Sungai Citarum

Minggu (5/3), Presiden Republik Indonesia Joko Widodo beserta Kementerian PUPR mengunjungi Baleendah, Kabupaten Bandung untuk meresmikan beberapa infrastruktur di Bandung Raya, yaitu Kolam Retensi Andir, Kolam Retensi Cieunteung, Floodway Cisangkuy di Kabupaten Bandung, dan Flyover Kopo. Infrastruktur tersebut dibangun sebagai solusi kemacetan di Kota Bandung dan permasalahan banjir di Bandung Selatan yang sering terjadi sepanjang tahun sejak abad ke-19.

Kunjungan Presiden Jokowi disambut meriah oleh warga Bandung Selatan. Warga dari segala penjuru kabupaten berbondong-bondong memadati sepanjang Jalan Katapang Andir demi menyambut sang pemimpin negara. Antusiasme warga pun meningkat saat melihat mobil ber-plat INDONESIA 1 datang beriringan bersama Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) menuju Kolam Retensi Andir. Ratusan personel keamanan pun dikerahkan untuk tetap menjaga ketertiban dan keamanan daerah Andir.

Tiba di lokasi peresmian, Presiden Jokowi langsung disambut oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan Bupati Bandung Dadang Supriatna. Di awal acara peresmian, Presiden Jokowi mengelilingi Kolam Retensi Andir menggunakan mobil golf yang dikendarai langsung oleh Menteri PUPR. Setelah mengelilingi kolam retensi, Presiden kemudian menuju ke arah panggung yang telah dipenuhi oleh siswa-siswi Kabupaten Bandung yang menyambut kedatangan Presiden.

Presiden Jokowi kemudian menaiki panggung dengan latar belakang kolam retensi yang dihiasi oleh indahnya pegunungan. Presiden lalu menyampaikan sambutan di depan siswa-siswi dan tamu undangan. Beliau menjelaskan bahwa pembangunan infrastruktur di hulu Sungai Citarum ini berfungsi sebagai pengendali banjir. 

Presiden Jokowi menjabarkan, “Untuk Floodway Cisangkuy menelan anggaran 632 Miliar, Kolam Retensi Cieunteung 204 Miliar, lalu Kolam Retensi Andir 142 Miliar.” Presiden pun menyebutkan pembangunan Flyover Kopo yang bertujuan untuk mengurai kemacetan dan memperlancar lalu lintas di Kota Bandung, menelan biaya sebesar 288 Miliar. Total biaya yang telah digunakan oleh pemerintah pusat di Bandung Raya mencapai sebesar 1,26 Triliun. “Duitnya gede banget,” gurau Jokowi.

Setelah penyampaian singkat, Presiden Jokowi melanjutkan sesi tanya jawab khas beliau yang berhadiahkan sepeda bagi pelajar yang bisa menjawab. Presiden mengajukan tiga pertanyaan seputar permasalahan banjir dan kemacetan. Para pelajar sangat bersemangat dan berlomba-lomba untuk menjawab pertanyaan tersebut demi mendapatkan sepeda gratis.

Presiden Jokowi mengakhiri sambutan dan tanya jawabnya dengan penekanan tombol sirine dan penandatanganan prasasti sebagai tanda peresmian Kolam Retensi Andir, Kolam Retensi Cieunteung, Floodway Cisangkuy di Kabupaten Bandung, dan Flyover Kopo di Kota Bandung. Setelah acara peresmian berakhir, Jokowi kembali berjalan keluar untuk menemui warga sekitar. Beliau tak hanya menyapa warga, tetapi juga membagikan kaos-kaos kepada mereka. Warga pun kembali ramai, saling berebut kaos serta bersorak memanggil nama orang nomor satu di Indonesia itu. Setelah menyapa dan berbagi kaos, Presiden Joko Widodo meninggalkan wilayah Andir diikuti para pejabat lainnya. Sebelum meninggalkan lokasi, Menteri PUPR dan Bupati Bandung melakukan sesi pers terbuka.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menjelaskan bahwa kini 81% wilayah banjir hulu Citarum sudah teratasi, tersisa 72 hektar wilayah genangan yang tahun ini akan dibangun dua kolam retensi, yakni Kolam Retensi Cibugel dan Kolam Retensi Cigede. Maka dari itu, beliau menganggap program pengendali banjir di hulu Citarum sudah selesai. Kini, PUPR akan bergeser mengatasi permasalahan di bagian hilir Citarum dengan membangun dua buah bendungan, yakni Bendungan Cijurey dan Bendungan Cibeet. 

Menyinggung mengenai Flyover Kopo, Basuki menyebutkan bahwa Bina Marga masih merencanakan satu lagi proyek flyover di Kota Bandung, yakni di persimpangan Buah Batu–Kiara Condong yang terkenal sebagai simpang dengan rekor lampu merah terlama di Indonesia. Mengutip dari laporan Tribun Jabar, durasi lampu merah Kiaracondong mencapai 720 detik atau 12 menit. Dengan direncanakannya Flyover Buah Batu–Kiaracondong, diharapkan dapat mengurangi beban lalu lintas di persimpangan tersebut.

Bupati Bandung Dadang Supriatna ikut berkomentar mengenai peresmian sore hari tadi. Dadang memaparkan bahwa terjadi penurunan genangan banjir secara drastis semenjak dibangun dua kolam retensi dan floodway di hulu Citarum tersebut. Namun, memang masih terdapat beberapa titik lokasi genangan di daerah dekat TOD (Trans Oriented Development) Tegalluar. Beliau mengatakan telah memberi usulan baru kepada presiden dan pemerintah pusat untuk melakukan perbaikan infrastruktur di wilayah tersebut. Apabila sudah terealisasikan, beliau mengatakan permasalahan banjir di Kabupaten Bandung akan teratasi hampir 100%.

Dadang Supriatna turut menambahkan bahwa Pemerintah Kabupaten Bandung telah memiliki Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) yang mengadopsi kondisi eksisting saat ini. Dadang menyebutkan dalam lima tahun mendatang akan dilakukan evaluasi kembali. Apabila wilayah Baleendah mengalami perkembangan lebih lanjut, akan dilakukan perubahan tata ruang.

Bu Ade dan Bu Iyar, warga sekitar bercerita bahwa sebelum adanya pembenahan hulu Citarum, rumah mereka selalu diterjang banjir apabila terjadi hujan besar. “Genangan banjir bisa mencapai 2-3 meter,” ujar Bu Ade dan Bu Iyar. Namun, semenjak pemerintah mengambil tindakan dan melakukan pembenahan di hulu Citarum 4 tahun yang lalu, pemukiman tempat tinggal Bu Ade dan Bu Iyar saat ini tidak pernah lagi menjumpai banjir.

Tulisan, Data, dan Gambar oleh Sanitya Pralambang
Citra Foto Udara oleh @qibiel.23