Sekilas Tentang Mochamad Basoeki, Menteri PUPR Indonesia

Mochamad Basoeki, lahir pada tanggal 5 November 1954 di Surakarta, merupakan alumni dari Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada yang lulus pada tahun 1979. Basoeki menjabat menjadi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Indonesia sejak tahun 2014 hingga sekarang.

Indonesia merupakan negara berkembang yang memerlukan pembangunan infrastruktur berkelanjutan merata di seluruh penjurunya. Basoeki adalah Menteri PUPR yang berperan di balik masifnya pembangunan Indonesia saat ini. Pria yang lahir 66 tahun lalu ini memiliki latar belakang pendidikan sebagai lulusan sarjana Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada.

Beliau bercerita bahwa ia menyelesaikan kuliah dengan baik dan teratur. Meskipun dosen pada saat itu tergolong muda, beliau sangat menghargai para dosennya. Masih teringat satu pesan dari dosen beliau yang menjadi landasan Basoeki dalam berkarier.

“Kalau kita bekerja, jadilah orang yang menguasai bidangnya. Tidak harus banyak, tetapi yang spesial,” kata Basoeki saat mengingat salah satu pesan dari dosen beliau. Basoeki juga menjelaskan bahwa untuk menjadi orang yang dibutuhkan, juga diperlukan kompetensi sekecil apapun di bidangnya.

Basoeki memulai kariernya di Kementerian PUPR pada tahun 1980. Lalu pada tahun 1987, Ia mendapat kesempatan untuk melanjutkan pendidikan demi mendapatkan gelar M.Sc dan Ph.D pada bidang Teknik Sipil di Colorado State University. Sepulang dari Amerika, beliau menjadi Direktur Jenderal Pengairan atau Sumber Daya Air pada tahun 2003 di Jakarta. Setelah itu, Ia ditunjuk menjadi Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pekerjaan Umum, Inspektur Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum, dan yang terakhir, menjadi Direktur Jenderal Penataan Ruang.

Basoeki memiliki alasan tersendiri untuk bertahan di bidang pekerjaan umum. Menurutnya, bekerja di bidang tersebut termasuk mengasyikkan karena program kerjanya dapat beliau buat dan rancang secara mandiri, tanpa ada perintah ataupun batasan yang menghalangi ide-idenya. Selain itu, dukungan keluarga juga berperan dalam karier beliau, seperti pemakluman jam kerja yang padat dan terbatasnya waktu beliau untuk keluarga.

Tantangan Selama Berkarier di Kementerian PUPR

Pada periode pertama menjabat sebagai Menteri PUPR, Basoeki telah menyelesaikan banyak infrastruktur yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Pencapaian ini termasuk dalam bidang perumahan dan permukiman, pengelolaan sumber daya air, serta konektivitas berupa pembangunan jalan dan jembatan. Salah satunya pembangunan jalan baru sepanjang 456 km pada tahun 2019, sehingga total jalan baru yang terbangun dari 2015-2019 adalah 3843 km dari target 4185 km. Di balik capaian-capaian tersebut, tentunya ada tantangan yang beliau rasakan selama berkarier di Kementerian PUPR.

Tantangan terbesar yang dihadapi adalah disparitas sarana dan prasarana antara wilayah barat dan timur Indonesia. Berangkat dari hal tersebut, diperlukan visi yang dapat meminimalkan disparitas, yaitu visi untuk membangun Indonesia dari luar atau pinggiran, terutama pada pintu-pintu lintas batas negara. Harapannya, visi tersebut akan menghubungkan wilayah-wilayah yang ada di Indonesia, barat hingga timur tanpa pengecualian.

Pembangunan infrastruktur Indonesia memiliki empat tujuan penting. Pertama, pemerataan dan peningkatan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, di mana semua rakyat harus bisa merasakan pembangunan. Kedua, pembangunan infrastruktur harus bisa meningkatkan persatuan di Indonesia. Ketiga, pembangunan infrastruktur diharapkan dapat merubah peradaban. Keempat, pembangunan di Indonesia dapat meningkatkan daya saing perekonomian Indonesia dengan negara lainnya.

Selain adanya disparitas sarana dan prasarana antara wilayah barat dan timur Indonesia, pembebasan lahan saat pembangunan infrastruktur juga menjadi kendala. Hal ini menjadi hambatan karena setiap pembangunan jalan, sawah, bendungan, dan infrastruktur lainnya di Indonesia membutuhkan lahan yang tidak semuanya milik negara.

Tantangan lainnya yang dihadapi oleh Basoeki saat menjadi Menteri PUPR adalah proses pemulihan suatu kota dari bencana alam, seperti gempa bumi di Palu, Sulawesi Tengah. “Apabila suatu kota terkena bencana alam, harus dimulai lagi pembangunan kota tersebut mulai dari nol dan menjadi tanggung jawab PU, terutama dalam kondisi darurat, harus melakukan rehabilitasi dan rekonstruksi,” kata Menteri PUPR Indonesia ini.

Tantangan berikutnya adalah terus digalakkannya pembangunan infrastruktur di Indonesia yang harus ikut serta dalam mendukung ketahanan pangan. Saat ini, Indonesia memiliki 280 juta penduduk yang membutuhkan lapangan pekerjaan dan pangan.

Inspirasi dalam Pembangunan di Indonesia

Dalam merancang pembangunan di Indonesia, ada satu hal yang menjadi inspirasi dan landasan Basoeki, yaitu kecepatan. Kecepatan sangat diperlukan, apalagi teknologi dalam membangun infrastruktur telah mumpuni. “Kuncinya adalah kecepatan, produktivitas, dan kedisiplinan yang perlu ditingkatkan karena persaingan bukan besar kecil, tetapi cepat lambat. Kita harus mengikuti perubahan yang terjadi dengan disiplin, cepat, dan produktif,” kata Basoeki.

Teknologi dan kecepatan dalam pembangunan digunakan untuk mengejar ketertinggalan Indonesia dari pesatnya pembangunan di negara lain, contohnya Tiongkok. Tiongkok saat ini memiliki ratusan ribu kilometer jalan tol, sedangkan Indonesia, per 21 April 2021, hanya memiliki jalan tol sepanjang 2.308 kilometer. Contoh lainnya adalah Korea Selatan yang saat ini memiliki ribuan bendungan, sedangkan Indonesia hanya memiliki 231 bendungan.

Pesan untuk Mahasiswa

Menurut beliau, para mahasiswa dan pemuda saat ini harus bisa menjadi orang yang spesial (bukan seperti orang kebanyakan), kompeten di bidang masing-masing, dan selalu bekerja dengan fokus serta penuh kecintaan pada bidang yang telah dipilih. Beliau juga berpesan untuk memercayai proses di balik suatu keberhasilan.

“Tidak ada hasil yang instan, semua harus melalui proses. Proses itulah yang menjadi kunci dari keberhasilan kita. Tidak ada orang kaya dalam waktu satu jam, semua harus melalui proses dan kompetensi yang harus dimiliki,” tutur Basoeki.

BAIQ AJENG INDIRA RAHMI