Planet bumi merupakan planet yang luas perairannya lebih luas dari luas daratannya. Sekitar 70% dari total luas bumi berupa air. Hal tersebut juga membuktikan kehidupan manusia tidak bisa lepas dari air maupun laut, entah untuk bertahan hidup ataupun menjaga keseimbangan alam. Akan tetapi, eksploitasi yang berlebihan dan sikap manusia terhadap laut memberikan dampak berupa berubahnya ekosistem laut, iklim dan cuaca, serta kebersihan laut.
Kebersihan laut saat ini sedang menjadi permasalahan yang rumit untuk diselesaikan. Banyaknya sampah yang dihasilkan manusia dan buruknya pengolahan sampah menyebabkan sampah semakin mencemari bumi. Sejauh ini Cina merupakan negara dengan penyumbang sampah terbesar di dunia, yaitu 262,9 juta ton. Indonesia berada di tempat kedua dengan 187,2 juta ton, Filipina menghasilkan 83,4 juta ton sampah, Vietnam 55,9 juta ton sampah, dan Sri Lanka 14,6 juta ton sampah per tahun yang sebagian disumbangkan ke laut.
Banyaknya sampah yang berada di laut bahkan membentuk pulau sampah, karena aliran arus laut yang berada di perbatasan antar samudra. Ekosistem laut pun memburuk karena beberapa ikan ataupun penghuni laut mulai memakan sampah-sampah tersebut. Dampaknya tentu saja mulai muncul ikan-ikan yang mati dan terdampar dalam jumlah banyak, dan setelah diperiksa ternyata terdapat sampah terutama plastik di dalam tubuh ikan.
Membersihkan sampah yang berada di laut bukanlah suatu hal yang mudah, langkah yang dapat kita lakukan untuk menjaga ekosistem laut yaitu dengan megurangi penggunaan sampah plastik dan tidak membuang sampah sembarangan. Sudah selayaknya kita menjaga bumi kita agar tetap bersih, nyaman, serta aman untuk kita huni.
Sumber: nationalgeographic.co.id
Infografis: Thomas Aquino
Artikel: Andi Nur Sasongko