[Riwayat Bendungan Nusantara] Lewati Dua Dekade, Waduk Sermo Tetap Setia Mengairi

Bendungan Sermo Kulon Progo adalah bendungan irigasi yang dibuat dengan membendung Kali Ngrancah dan diselesaikan dalam kurun waktu dua tahun delapan bulan. Bendungan yang memakan biaya konstruksi sebesar Rp22,4 miliar ini dalam pembangunannya mengharuskan Pemerintah Daerah Kulon Progo melakukan transmigrasi massal atau yang biasa disebut dengan istilah “bedol desa”. Sebanyak 100 Kepala Keluarga (KK) ditransmigrasikan ke Tak Toi Bengkulu dan 7 KK ditransmigrasikan ke Perkebunan Inti Rakyat (PIR) Kelapa Sawit Riau. Bendungan yang terletak di Dusun Sermo, Desa Hargowilis, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo ini, kemarin (20/11) genap berusia 21 tahun setelah diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 1996 silam.

Bendungan Sermo sebagai Bendungan Irigasi

Bendungan yang pelaksanaannya dilakukan oleh Hyundai, Duta Graha J.O. ini merupakan bendungan dengan tipe urugan batu berinti lempung. Puncak bendungan memiliki elevasi +141,6 meter dengan panjang 190 meter, lebar 8 meter, dan tinggi maksimum 58,6 meter. Bendungan Sermo memiliki luas permukaan 1,57 kilometer persegi dan dapat menampung air sebanyak 25 juta meter kubik dengan volume efektif 21,9 juta meter kubik.

Seperti halnya bendungan irigasi, Bendungan Sermo berfungsi sebagai suplesi sistem irigasi Kalibawang dengan cakupan areal seluas 7.152 Ha. Sistem irigasi tersebut merupakan interkoneksi dari beberapa Daerah Irigasi (DI), di antaranya DI Clereng, DI Pengasih, dan DI Pekik Jamal. Selain itu, tampungan air di bendungan tersebut juga dimanfaatkan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) untuk memenuhi kebutuhan air baku air minum Kabupaten Kulon Progo sebesar 150 lt/dtk. Bendungan Sermo juga berfungsi sebagai pengendali banjir, yaitu untuk mengurangi faktor genangan yang disebabkan oleh banjir dari Kali Serang. Letaknya yang bisa dibilang cukup strategis, karena dikelilingi oleh perbukitan Menoreh dan kawasan cagar alam serta hutan wisata, membuat bendungan tersebut juga dimanfaatkan sebagai objek wisata. Tak hanya itu, belakangan ini Bendungan Sermo juga dimanfaatkan sebagai arena lomba dayung dan pelatihan Akademi Angkatan Udara (AAU).

Kegiatan Operasi dan Pemeliharaan

Kegiatan operasi dan pemeliharaan (OP) merupakan suatu hal yang penting bagi bangunan infrastruktur, termasuk bendungan. Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu Opak (SO) ialah pihak yang bertanggung jawab untuk melakukan kegiatan tersebut agar penyediaan air baku di Bendungan Sermo tetap terkontrol. “Kegiatan OP Bendungan Sermo tiap tahun kami anggarkan. Kegiatan tersebut dibagi menjadi OP rutin dan berkala,” ujar Suradi, Pengurus Pejabat Pembuat Komitmen Operasi dan Pemeliharaan III BBWS SO, saat ditemui awak Clapeyron pada Jumat (17/11).

Kegiatan OP rutin di antaranya berupa pemeliharaan alat elektronika dan pembabatan rumput di sekitar bendungan. Sedangkan kegiatan OP berkala meliputi kegiatan yang dikhususkan untuk menangani kerusakan-kerusakan ringan di sekitar tubuh bendungan termasuk di dalamnya pengangkatan sedimen.

Sedimentasi merupakan permasalahan klasik yang biasa terjadi di bendungan, tak terkecuali bendungan yang memiliki umur rencana 50 tahun ini. Permasalahan yang ditemui di daerah tangkapan bendungan ialah besarnya laju sedimen yang masuk ke dalam bendungan akibat longsoran dan erosi lahan sehingga dapat berakibat menurunnya umur manfaatnya. Usaha konservasi untuk mengurangi erosi permukaan lahan dan sedimentasi yang dilakukan di antaranya dengan pembuatan bangunan penangkap sedimen yang setiap tahunnya dilakukan pengerukan secara berkala, pembuatan saluran di sekeliling bendungan, pembuatan sabuk hijau (green belt), dan penghijauan di catchment area bendungan melalui pemberdayaan dan pelatihan kepada masyarakat sekitar dalam upaya pengelolaan lahan.

Walaupun begitu, dilansir dari laman pu.go.id, Bendungan Sermo dinilai sebagai bendungan terbaik se-Indonesia. Sebab, selain sebagai area penangkapan air, kualitas air dari bendungan tersebut juga bagus. Hal ini dikarenakan kawasan hutan di sekitar bendungan masih terjaga sehingga sedimen yang timbul pun sedikit. Oleh karena itu, untuk menjaga kelestarian Bendungan Sermo diperlukan partisipasi aktif dari semua pihak agar bendungan tersebut dapat terus berfungsi secara optimal.

Artikel:
Dyah Mukharromah K. P.
Luthfia Ayunani

Foto:
Nyoman D.