Akhir September di Donggala

Alam selalu memberi isyarat kehidupan

Bahwa manusia tidak benar-benar kuat

Entah dalam berapa detak jarum jam

Sisi tatanan bangunan Donggala dirangkum gelombang

Melempar daun, ranting, serpihan batu, tubuh, dan jalan kehidupan

Lorong-lorong dan gang tidak lagi menimbang langkah

 

Anak kecil, kaum remaja, orang dewasa, yang tua

Bahkan seorang bayi terkapar tak berdaya

Mereka yang ditinggal jiwanya serupa tertidur lelap

Diselimuti lumpur dan rumput di tubuhnya

 

Mayat-mayat itu berserakan di sepanjang jalan,

Pekarangan rumah dan toko, di ruang-ruang publik,

Di atas bangunan dan pepohonan yang tak lagi seimbang

 

Ada yang tidak lagi menemui beranda rumahnya

Melepas rontah nakalnya dipeluk ayah ibu

Ia berdiri di bawah sinar matahari memancar panas

Di samping perahu yang terdampar di tengah kota

Tanpa ayah tanpa ibu

Tanpa siapa-siapa

 

Ditulis oleh Ateng di Kamar Bersalin pada 29 September 2018