Setahun yang lalu, kabar mengenai akan dibukanya Program Studi (Prodi) S1 Teknik Infrastruktur Lingkungan sempat ramai dibicarakan di kalangan sivitas akademika UGM, khususnya teknik. Bulan berganti tahun, banyak pihak yang bertanya-tanya kejelasan akan adanya prodi baru ini. Sampailah pada Agustus, waktu yang semestinya prodi tersebut sudah mulai dibuka seperti yang disampaikan oleh Humas UGM.
Rabu (31/7), Tim Liputan Clapeyron berkesempatan mewawancarai Budi Kamulyan selaku Ketua Pembentukan Prodi S1 Teknik Infrastruktur Lingkungan UGM. Dalam wawancara ini, Budi Kamulyan mengatakan memang pada awalnya prodi tersebut harapannya akan dibuka pada tahun ajaran 2019/2020, tetapi pada kenyataanya proses pembukaan sebuah prodi baru memerlukan waktu yang lebih lama.
Proses yang dibutuhkan untuk membuka sebuah prodi baru juga tak mudah. Budi Kamulyan mengatakan bahwa konsep dan bentuk prodi baru harus disetujui oleh Senat Fakultas Teknik dan Senat UGM. Dalam prosesnya, masih ada kemungkinan konsep dan bentuk yang telah dipaparkan belum sesuai dengan ekspektasi anggota Senat, sehingga perlu adanya revisi.
Budi Kamulyan mengatakan bahwa latar belakang pembentukan prodi baru ini adalah untuk menjaring mahasiswa baru yang berminat di bidang Teknik Infrastruktur Lingkungan. Alasan lainnya adalah untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja di berbagai bidang keilmuan berkenaan dengan Teknik Infrastruktur Lingkungan. Selain itu, Indonesia masih harus mencapai salah satu tujuan yang terkandung dalam poin ke-6 Sustainable Development Goals (SDGs), yaitu menjamin akses atas air bersih dan sanitasi layak untuk semua.
SDGs merupakan agenda tujuan pembangunan berkelanjutan sebagai kesepakatan pembangunan global yang disahkan tanggal 25 September 2015 oleh para pemimpin dunia (termasuk Indonesia) dalam organisasi PBB. Selain mencapai SDGs, Budi Kamulyan juga berharap lulusan dari Prodi S1 Teknik Infrastruktur Lingkungan UGM juga dapat memenuhi Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) nomor 227 tahun 2018 serta target Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN).
Menurut Budi, tim Pembentukan Prodi S1 Teknik Infrastruktur Lingkungan UGM sedang menyiapkan kurikulum yang mengacu kepada standar Indonesian Accreditation Board For Engineering Education (IABEE) dan Accreditation Board for Engineering and Technology, Inc. (ABET). Pihaknya berkata bahwa dengan kurikulum yang mengacu kepada IABEE dan ABET, maka prodi ini diharapkan akan segera mendapatkan sertifikasi nasional dan internasional. Nantinya, prodi S1 Teknik Infrastruktur Lingkungan akan berada di bawah Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan UGM.
Mengacu kepada data hasil analisis Tim Pembentukan Prodi S1 Teknik Infrastruktur Lingkungan UGM, dapat diestimasi jumlah sarana prasarana laboratorium dan tenaga pengajar sudah mencukupi dan tidak menjadi kendala bagi pembukaan prodi baru tersebut. Budi menyebutkan bahwa kemungkinan besar akan ada tenaga pengajar dari prodi lain, misalnya dari Teknik Kimia dan Mikrobiologi. Saat dibuka, prodi baru ini akan menerima 50 mahasiswa baru.
Rencana dibukanya prodi baru ini mendapat dukungan dari Dirjen Cipta Karya Kementerian PUPR dan dari Ikatan Ahli Teknik Penyehatan dan Teknik Lingkungan Indonesia (IATPI). Nantinya, lulusan dari Prodi ini dapat melanjutkan karir di bidang Teknik Infrastruktur Lingkungan, seperti menjadi Water Treatment Manager, Environmental Auditor, dan Ecological Risk Assessor. Budi Kamulyan berharap prodi baru ini dapat dibuka pada 2021 mendatang.
Tulisan oleh Taufan Rosyadi Yusuf Data oleh Naufal Reyhan Mahasin Gambar oleh Gilbran Alif Akbar