Plafon, Hujan, dan Gipsum yang Tak Sanggup Bertahan

Kejadian ambruknya langit-langit salah satu mall di Yogyakarta menjadi topik hangat dan menyebar bak api di berbagai media sosial. Peristiwa tersebut terekam secara langsung oleh warganet dan dapat disaksikan secara bebas lewat internet. Berdasarkan keterangan yang diberikan oleh staff bagian promosi dan pemasaran Mall Malioboro, hujan yang sangat deras menyebabkan pipa pembuangan yang berada di atas plafon mengalami kebocoran. Hal inilah yang mengakibatkan plafon yang terbuat dari gipsum rusak dan akhirnya roboh. Laporan terakhir menyatakan bahwa tidak ada korban dalam kejadian tersebut.

Kunci dalam insiden ini adalah keadaan alam dan bahan plafon. Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa cuaca hujan deras di daerah Yogyakarta diperkirakan berlangsung dari Januari hingga Februari. Hal ini disebabkan oleh adanya konvergensi (belokan angin tajam) di Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Jawa Timur bagian barat. Plafon pusat perbelanjaan yang terbuat dari gipsum memiliki sifat fisik yang tidak tahan air. Gipsum terbentuk oleh kalsium sulfat yang bersifat dapat larut oleh air dan ketahanannya baik dalam suhu hangat atau hanya sesekali mengalami rembesan. Sifat gipsum yang tahan suhu tinggi menyebabkan tingginya penggunaan gipsum sebagai bahan bangunan sehingga mengurangi resiko ketika terjadi kebakaran, tetapi sayangnya kelebihan tersebut justru menjadi kelemahan ketika kondisi yang terjadi adalah sebaliknya (re: jumlah air yang besar).

Pihak pusat perbelanjaan menyatakan bahwa penanganan untuk menyelesaikan masalah tersebut telah dilakukan dan akan segera rampung. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terulangnya insiden ini antara lain melakukan penyesuaian jaringan pipa agar siap menghadapi cuaca hujan deras atau mengganti plafon gipsum ke bahan gipsum berlabel tahan air.

Tulisan oleh Nizar AM
Gambar oleh Ayumna Uzlifati