Kala cakrawala tak kuasa menahan angkara umat
Tak sadarkan alangkah kusamnya lahapanmu
Meriaplah sukma kecil nan riuh
Berkelana merasuki jiwa di seluruh penjuru
Menari-nari pada simfoni keji nan bengis
Detik berdenting membanting masa
PandemiĀ mencabik para jiwa
Rintihan sang kekasih dengan parau
Atma mulai bergelimpangan tak terkira
Riuh pada praja
Menepis sekat rananya jiwa
Dengan berahi dan gelora nan membahana
Membuailah para perintisĀ buana
Atas asumsi wira
Bertubi-tubi pengabuan dengan aura
Menyeruak gubris tiada sumarah
Rela galabah dengan taruhan atma
Bermadah melambaikan kepada dayita
Bersemayamlah kau akan harsa
Anggunnya sukmamu
Surya menyeringai hingga Candra berbinar
Hanya sayu sendu yang ku tandakkan
Atas keringat yang kau tuturkan
Layaknya kau lebih dari pundi yang kama
Bersamalah menyungsung pertiwi ini
Pupuskan dilema runyam ini
Mengukir angan pada persemayaman
Porak-porandakan pandemi dengan dentuman binar
Sisihkan secuil artamu
Dekapkan perintis dengan siulan manismu
Kelak marcapada bersenandika kembali
Ditulis oleh Achmad Rizky Surya.