Membina Hubungan yang Sehat dengan Internet di Tengah Pandemi COVID-19

Di tengah masa pandemi COVID-19 yang melanda Indonesia, imbauan untuk mempraktikkan social distancing terus digaungkan guna mencegah penyebaran virus lebih lanjut. Pemerintah memberlakukan kebijakan seperti work from home (WFH) yang mengharuskan orang-orang untuk belajar dan bekerja dari rumah. Kegiatan lain yang biasa dilakukan secara tatap muka juga dialihkan ke media dalam jaringan (daring).

Peralihan ke media daring menyebabkan waktu yang digunakan orang untuk mengakses internet meningkat. Dikutip dari laporan digital yang dirilis oleh Hootsuite, jumlah total pengguna internet di Indonesia per Januari 2020 mencapai 175,4 juta, menempatkan Indonesia pada peringkat lima besar negara dengan pengguna internet terbanyak di dunia. Angka tersebut diprediksi akan menembus 256,37 juta pada tahun 2025. Hootsuite melaporkan, jumlah waktu rata-rata yang digunakan orang Indonesia untuk mengakses internet tiap harinya adalah 7 jam 59 menit. Fakta tersebut cukup mengejutkan, mengingat laporan tersebut dirilis pada bulan Februari 2020 atau sebelum pemberlakuan kebijakan WFH. Lantas, bagaimana pengaruh internet terhadap kehidupan, khususnya kehidupan remaja, pada masa pandemi?

Dilansir dari IDN Times, lembaga survei Alvara Research Center menyatakan bahwa pengguna internet pada masa pandemi COVID-19 di Indonesia didominasi oleh generasi Z. Kebijakan dari pemerintah memaksa sebagian besar sekolah melaksanakan pembelajaran melalui media daring. Fakta ini menjadikan media sosial berubah menjadi sarana utama bagi para remaja untuk berkomunikasi dengan teman mereka. Adanya peningkatan aktivitas remaja di media sosial berisiko mengakibatkan ketergantungan terhadap internet yang dapat memengaruhi kesehatan fisik serta mental.

Mengutip dari Psychreg, ada berbagai cara yang dapat dilakukan untuk membatasi diri kita dari internet. Beberapa di antaranya adalah mematikan notifikasi yang tidak terlalu penting serta menggunakan aplikasi yang mampu menghitung durasi waktu penggunaan internet dan memberi peringatan apabila waktu penggunaan melewati batas harian yang ditetapkan. Sebaiknya, waktu luang yang kita miliki dimanfaatkan untuk melakukan aktivitas lain, seperti olahraga, membaca buku, atau melakukan hobi. Metode lain yang dapat diterapkan adalah tidak menggunakan internet selama 60 menit sebelum dan sesudah tidur. Metode tersebut dapat meningkatkan kualitas tidur dan energi kita untuk beraktivitas di keesokan harinya.

Akhir kata, meskipun saat ini merupakan masa yang dipenuhi dengan ketidakpastian, jangan sampai keadaan ini merenggut kesehatan fisik serta mental kita. Oleh karena itu, mari menjalani hidup dengan lebih baik, yaitu dengan membina hubungan yang sehat dengan internet.

Tulisan oleh Jennifer Dharmawangsa
Data oleh Afaf Nadiyah Rifa P.
Gambar oleh Crysanda Faza