Setiap tanggal 25 Januari, Hari Gizi Nasional terus diselenggarakan guna memperingati sejarah pengaderan tenaga gizi di Indonesia. Hari tersebut ditandai dengan berdirinya Sekolah Djuru Penerang Makanan (SDPM) oleh Lembaga Makanan Rakyat (LMR) pada tanggal 25 Januari 1951. Akan tetapi, ternyata sejarah perbaikan gizi di Indonesia sudah jauh dimulai sebelum itu. Sejak tahun 1950, Menteri Kesehatan Dr Johannes Leimena mengangkat Prof. Poorwo Soedarmo untuk menjadi Ketua Lembaga Makanan Rakyat (LMR) yang sampai saat ini dikenal sebagai Bapak Gizi Indonesia.
Sejak pendirian SDPM, mulailah berkembang lembaga-lembaga, baik swasta maupun nasional, yang berfokus pada pendidikan gizi dan makanan, seperti Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia. Lembaga-lembaga pendidikan ini pun menjadi perpanjangan tangan dari Indonesia untuk turut berupaya dalam meningkatkan asupan gizi nasional.
Pada Hari Gizi Nasional ke-62 ini, tema yang diusung oleh pemerintah adalah “Aksi Bersama Cegah Stunting dan Obesitas”. Stunting merupakan masalah gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu panjang sehingga mengakibatkan pertumbuhan anak terganggu. Sementara itu, obesitas sendiri merupakan penumpukan lemak berlebih akibat tidak seimbangnya asupan energi dengan energi yang digunakan dalam waktu lama. Melalui tema yang diangkat pada tahun ini, pemerintah mengajak masyarakat untuk terus melakukan aktivitas fisik, mengonsumsi sayur, buah, dan ikan, serta terus melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin.
Hari Gizi Nasional ini juga menjadi momentum emas bagi negara kita untuk meningkatkan kepedulian serta komitmen bersama dalam membangun bangsa yang sehat dan berprestasi melalui gizi yang seimbang serta produksi pangan yang berkelanjutan. Salah satu aksi nyata yang sedang digencarkan pemerintah untuk mewujudkan cita-cita ini adalah melalui pengembangan food estate.
Food estate sendiri merupakan suatu konsep pengembangan pangan yang dilakukan secara terintegrasi mencakup pertanian, perkebunan, bahkan peternakan di suatu kawasan. Pengembangan food estate ini dinilai mampu menjadi garda terdepan bangsa Indonesia dalam menghadapi krisis ketahanan pangan, terutama di masa pandemi.
Program utama pemerintah dalam pengembangan food estate ini berada di Kalimantan Tengah, Sumatera Utara, serta Nusa Tenggara Timur. Pengembangan food estate di Kalimantan Tengah sendiri dinilai memiliki banyak keunggulan bila dibandingkan dengan wilayah lainnya. Ketersediaan lahan yang luas, sumber daya air melimpah, dan keanekaragaman hayati sumber plasma nutfah yang kaya menjadi beberapa kelebihan potensi yang dimiliki oleh food estate di wilayah Kalimantan Tengah.
Dengan adanya pembangunan ini, food estate diharapkan mampu meningkatkan nilai tambah produksi sektor pertanian lokal serta meningkatkan penyerapan tenaga kerja pertanian. Lebih dari itu, food estate juga terus dikembangkan guna menjaga ketahanan pangan Indonesia dengan menyediakan kebutuhan pangan yang tidak hanya mencukupi dan terjangkau, tetapi juga aman dan bergizi. Yuk, mulai biasakan diri dan keluarga untuk menjaga asupan nutrisi yang seimbang. Selamat Hari Gizi Nasional ke-62!
Tulisan oleh Emmanuelle Adelia Maharani
Ilustrasi oleh Rifki Fadhilah