Sabtu (29/1), Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) serta Persatuan Insinyur Indonesia (PII) DIY menyelenggarakan pameran teknologi dengan tema “Investasi, Inovasi untuk Kedaulatan Industri”. Kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian dari Rapat Pimpinan Daerah (Rapimda) Kadin DIY tahun 2022 yang dilaksanakan di Hotel Royal Ambarrukmo.
Pembukaan pameran teknologi dilakukan pukul 08:00 WIB dengan rangkaian sambutan dari Ketua Umum Panitia Pelaksana Rapimda Kadin DIY Hermawan Ardiyanto, Ketua Kadin DIY GKR Mangkubumi, Ketua Kadin Indonesia M. Arsjad Rasjid, serta Gubernur DIY. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno turut hadir secara daring. Komisaris Utama PT Pos Indonesia Rhenald Kasali, dan Kepala Badan Ristek Kadin Indonesia/Wakil Ketua Umum PII Ilham Akbar Habibie, juga turut hadir sebagai pembicara seminar.
Dalam pameran ini, PII DIY menggandeng inovator dari Kalasan Valley Group, UMG Idealab Group, Aditif Group, STP UGM, serta para peneliti dan inventor lainnya untuk turut berpartisipasi. Jumlah produk yang dipamerkan sekitar 60 produk berbasis teknologi dari usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sekitar DIY. Produk-produk yang dipamerkan berasal dari berbagai bidang, seperti rekayasa pangan, kesehatan, transportasi, manufaktur, dan pengelolaan logistik. Dengan mengolaborasikan bidang engineering dan bisnis, harapannya para investor, inventor, dan pihak lainnya dapat bertransaksi untuk memajukan UMKM serta membantu pemulihan ekonomi DIY akibat pandemi Covid-19.
Tribudi Utama selaku Ketua PII DIY menjelaskan latar belakang diadakannya pameran ini adalah sebagai katalisator kebangkitan ekonomi dan industri di DIY. “Kami dari PII berharap bisa menyambungkan antara riset dengan kebutuhan pasar sehingga tidak hanya berakhir di lemari saja, tetapi bisa diwujudkan dalam produksi,” tuturnya.
Pada tahun pertama diselenggarakannya pameran teknologi oleh PII DIY ini, belum terdapat kriteria resmi untuk produk yang dapat dipamerkan. Namun, produk-produk ini merupakan inovasi baru yang sebagian besar dihasilkan oleh anak-anak generasi milenial dan generasi Z. Tujuannya untuk menunjukkan bahwa DIY memiliki potensi karya teknologi selain kerajinan tangan. Melalui kegiatan ini, diharapkan dapat memberikan dukungan dan meningkatan semangat generasi muda untuk terus berkarya. Untuk ke depannya, kegiatan seperti ini rencananya akan dilaksanakan sebanyak dua kali dalam setahun dan akan bekerja sama dengan lebih banyak pihak serta dapat diakses masyarakat umum.
“Biar nggak muspro (bahasa Indonesia: sia-sia). Biar hasil riset dan produk langsung dapat dinikmati pasar sehingga nanti ada circular economy. Supaya tidak berhenti di rak buku saja.” ungkap Alva Edy Tontowi penanggung jawab divisi pameran sekaligus Guru Besar Teknik Industri UGM.
Salah satu inventor yang berpartisipasi dalam pameran ini adalah PT Stechoq Robotika Indonesia yang tergabung dalam Kalasan Valley. Perusahaan ini memamerkan tujuh produk yang sebagian besar ditujukan untuk bidang kesehatan seperti ventilator emergensi dan ventilator ICU. Ventilator tersebut merupakan sebuah inovasi anak bangsa yang harganya hanya setengah dari harga yang selama ini ada di pasaran. Produk ventilator ICU sudah digunakan di Rumah Sakit Daerah dr. Sardjito sebanyak lima unit dan siap untuk diproduksi secara massal.
Widya Wicara turut berpartisipasi dalam pameran ini dengan membawakan produk Smart Speaker. Smart Speaker memiliki kurang lebih 50 fitur dalam berbagai kategori, seperti informasi, produktivitas, dan entertainment. Cukup dengan ucapan “Halo, Widya” kita dapat berinteraksi langsung dengan Smart Speaker sesuai kebutuhan. Kelebihan lainnya, speaker ini dilengkapi dengan konten islami yang dapat digunakan untuk mendengarkan lantunan Al-Quran hingga menyambung ayat-ayat dalam surat Al-Quran.
Selain dalam bidang teknologi, ada pula produk rekayasa pangan milik PT Global Agro Tangguh. Dengan konsep mengolah limbah menjadi protein tinggi, telur lalat tentara hitam atau black soldier fly (BSF) dibudidayakan menjadi larva lalat/maggot melalui proses biokonversi. Siklus dari telur hingga menghasilkan telur lagi hanya memakan waktu 45 hari. Produk maggot terbagi dalam tiga jenis, yakni fresh maggot, dried maggot, dan kasgot. Fresh maggot dapat digunakan secara langsung sebagai alternatif pakan ikan nila dan ikan lele, sementara dried maggot dikemas dalam kemasan 75 gram untuk pakan ikan nila, ikan lele, kucing, anjing, sugar glider, kura-kura, ikan hias, dll. Sementara itu, kasgot dapat digunakan sebagai alternatif pupuk kompos dan pupuk kandang.
Berbagai produk inovasi karya PII DIY juga turut dipamerkan, dari 3D Printer, Microbable System, Biogas Tank, hingga aneka produk Kulit Domba Ecoprint.
“Kita perluas targetnya, kita undang investor yang potensial, kita bisa diskusikan beberapa minggu sebelumnya. Kemudian kita semacam registrasi siapa yang berminat sehingga ke depannya tidak hanya datang tapi juga ada peminatan. Dari pihak investor juga memberikan peluang, butuhnya apa. Link and match-nya bisa lebih tepat lagi,” ungkap Tribudi Utama ketika ditanyai mengenai rencana ke depan kegiatan pameran teknologi ini.
Tulisan oleh Nada Gitalia dan Amalia Ramadhani
Dokumentasi oleh Muhammad Iqbal Baihaqi