Sabtu (09/04), kurang lebih 1.000 massa turut hadir menggemakan sikap dan tuntutan dalam aksi “Jogja Berdering”. Aksi yang berpusat di titik nol kilometer Kota Yogyakarta turut dihadiri oleh perwakilan presiden mahasiswa dari 34 universitas. Melalui dokumen tertulis perihal kajian aksi ini, disampaikan bahwa krisis multidimensi telah menempatkan Indonesia di titik nadir terparahnya sejak lebih dari satu dekade terakhir.
Aksi ini dimulai dengan arak-arakan sepanjang Jalan Panembahan Senopati menuju titik nol kilometer sembari membawa spanduk berisi seruan tuntutan. Setibanya di titik kumpul, para mahasiswa langsung merapatkan barisan membentuk lingkaran untuk memblokir jalan. Terlihat bendera-bendera BEM dari masing-masing universitas turut mewarnai langit Yogyakarta. Mencapai puncak aksi, perwakilan dari Forum BEM se-DIY melakukan orasi yang disambut tepuk riuh dan seruan solidaritas menuntut resolusi dari konflik yang hangat meresahkan masyarakat.
“Aksi hari ini dari Forum BEM DIY merupakan bentuk kekhawatiran mahasiswa melihat situasi dan kondisi Indonesia yang sedang tidak baik-baik saja,” kata Koordinator Umum Forum BEM DIY, Abdullah Hariansyah, di lokasi. Lebih lanjut, Abdullah menyampaikan beberapa hal terkait tuntutan dari aksi ini. Mulai dari seruan untuk menurunkan harga dan menindak tegas mafia minyak goreng, menurunkan harga BBM, menuntut pernyataan tegas Presiden Joko Widodo mengenai tidak adanya wacana penundaan Pemilu 2024 ataupun perpanjangan masa jabatan presiden, menolak segala bentuk kebijakan yang berorientasi pada komersialisasi pendidikan, hingga menuntaskan kasus klitih dari akar permasalahannya.
“Harga pokok, sembako, BBM, dan wacana penundaan pemilu dan perpanjangan presiden 3 periode menjadi fokus atau konsen yang kita hadirkan pada saat ini. Keberpihakan pemerintah tidak lagi kepada rakyat, maka mahasiswa harus turun dan hadir di tengah masyarakat itu sendiri. Karena mahasiswa adalah bagian dari masyarakat dan rakyat adalah ibu kandung dari mahasiswa,” kata Muhammad Ibnu Rahmata, Ketua BEM UMY.
Abdullah menyampaikan bahwa perjuangan ini tidak hanya berhenti di sini saja. Pihaknya akan mengupayakan berbagai perjuangan sistematis untuk dapat didengar oleh pemerintah pusat. “Kami mendukung seluruh aksi massa di setiap daerah,” pungkasnya sebagai wujud solidaritas terhadap aksi serupa yang akan dilakukan di Jakarta pada 11 April mendatang.
Tanggapan serupa juga dilontarkan oleh Ibnu, “Tentunya kita punya komitmen, bahwasanya aksi hari ini bukan hanya sampai hari ini, tetapi juga akan berkelanjutan.” Menutup sesi wawancaranya, Ibnu berharap dengan gelombang massa yang datang, masyarakat kecil akan lebih banyak terjangkau dan masyarakat sipil lebih banyak turut andil menyuarakan aspirasi dari lubuk hati terdalam.
Tulisan oleh Giovanni Serena
Dokumentasi oleh Muhammad Ammar Fadhil Adfa