Mengenal Distrik Kuala Kencana
Papua dengan segala keindahan alam dan ragam hayatinya seringkali menarik perhatian dunia. Dalam rimbunnya hutan Papua, terdapat kawasan pemukiman yang mendapat julukan distrik modern pertama di Indonesia. Hal ini disebabkan tata letak dan sistem kotanya yang sudah ideal. Distrik ini bernama Kuala Kencana yang diresmikan pada 5 Desember 1995 oleh Presiden Soeharto. Distrik Kuala Kencana merupakan salah satu dari delapan belas distrik yang ada di Timika dan pemekaran dari Distrik Mimika Baru.
Kuala Kencana berlokasi di daerah kontrak karya kawasan terbatas PT Freeport Indonesia (PTFI) sekaligus dikelola oleh perusahaan tambang tersebut. Akses masuk ke distrik ini terbatas, hanya orang yang memiliki akses kartu identitas saja yang dapat masuk ke Kuala Kencana. Setiap kendaraan yang melintas harus melewati pemeriksaan ketat dan menyeluruh oleh petugas keamanan checkpoint perbatasan Timika-Kuala Kencana.
Bukan tanpa alasan apabila julukan “distrik modern pertama di Indonesia” disematkan pada Kuala Kencana. Hal ini dikarenakan segala tata ruang dan bangunan di sana sudah diperhitungkan dengan baik sehingga fungsi yang diharapkan dapat maksimal. Jika dilihat dari atas, Distrik Kuala Kencana memiliki bentuk yang unik dan cantik. Perumahan di sini disusun menjadi beberapa blok dan mengutamakan keberadaan pohon rindang supaya tidak merusak kawasan hutan yang ada. Terdapat enam blok perumahan yang berbentuk lingkaran dan mengelilingi suatu kawasan hutan yang rimbun. Setiap rumah di distrik ini didesain bergaya barat dengan halaman yang luas tanpa pagar.
Distrik ini menyediakan fasilitas lain seperti lapangan sepak bola, lapangan badminton, lapangan futsal, kolam renang, pusat perbelanjaan, tempat beribadah, dan lain sebagainya. Setiap fasilitas umum terhubung di jalan distrik sehingga memudahkan akses warga di sana dalam menempuh perjalanan. Karena tata letak yang sudah ideal, masyarakat Kuala Kencana lebih memilih menggunakan sepeda untuk beraktivitas sehari-hari dibandingkan dengan kendaraan bermotor.
Pengolahan Air Siap Minum Untuk Penduduk
Kuala Kencana memiliki instalasi pengolahan air (water treatment plant) dengan standar air bersih yang tinggi dan aman apabila ingin diminum secara langsung. Air dapat langsung dikonsumsi setelah melalui empat tahapan pengolahan. Pada tahapan pertama, air ditampung pada intake yang telah dilengkapi filter bar screen. Pada tahapan kedua, terjadi pengolahan inti yang melalui proses koagulasi, flokulasi, dan proses pengendapan. Proses koagulasi bertujuan untuk menjernihkan air dengan cara menambahkan senyawa kimia pembentuk flok. Selanjutnya, pada proses flokulasi, terjadi proses penghilangan kekeruhan air dengan mengumpulkan partikel menjadi partikel yang lebih besar. Hal ini membuat partikel yang besar dapat mengendap dengan sendirinya pada proses berikutnya.
Proses berikutnya adalah proses pengendapan. Pada proses ini, partikel yang terflokulasi secara alami akan mengendap di dasar reservoir karena massa jenisnya lebih berat daripada massa jenis unsur air. Tahapan ketiga dari pengolahan air siap minum adalah tahapan filtrasi. Tujuan dari tahapan ini adalah menghilangkan bahan yang larut dan tidak larut. Pada tahapan filtrasi, air akan dibersihkan dari polutan anorganik (pertukaran ion), menghilangkan polutan organik yang menimbulkan rasa, bau, warna (penyerapan), dan membunuh bakteri atau mikroorganisme berbahaya dalam air (disinfeksi). Pada tahapan akhir, hasil dari air yang telah diolah akan disimpan sementara sebelum didistribusikan.
Sistem Bawah Tanah Underground Utilities dan Pemasangannya
Keunggulan lain dari Kuala Kencana adalah penggunaan sistem underground utilities. Sistem utilitas bawah tanah merupakan jalur, struktur, dan instalasi di bawah tanah yang disediakan oleh pengelola distrik. Utilitas yang dapat disalurkan dengan cara ini antara lain kabel, internet, telepon, air, saluran pembuangan, listrik, gas alam, alat penyiram lanskap, tenaga sinyal lalu lintas, dan lain sebagainya. Sistem ini terkubur di setiap bangunan yang ada di Kuala Kencana sehingga tidak ada lagi kabel yang bergelantungan di atas tanah.
Pemasangan utilitas bawah tanah dapat dilakukan dengan menggunakan metode horizontal directional drilling (HHD). Metode ini dilakukan dengan cara mengebor bawah tanah secara horizontal. Ditinjau dari aspek keselamatan, keamanan, dan lingkungan, metode HDD dinilai efektif dalam pengerjaannya. Prinsip kerja dari metode ini adalah menempatkan pekerjaan secara terpisah yaitu pada lokasi tujuan dan lokasi sumber.
Tahapan pemasangan utilitas bawah tanah dilakukan dengan tiga tahapan, yaitu pilot bore, reaming, dan product pipe installation. Pilot bore bertujuan untuk memetakan jalur instalasi pipa yang telah ditentukan. Proses ini dilakukan dengan cara mata bor dihubungkan ke pipa bor yang berputar dan didorong ke lokasi yang ditentukan. Cairan bor adalah campuran air dan bentonit tanah liat yang bertujuan mengarahkan mata bor sekaligus menjadi pelumas dan pendingin. Cairan pengeboran membawa tanah, logam berat, dan potongan batuan dasar keluar dari lubang bor. Hal ini diulang sampai mata bor keluar dari lubang.
Tahapan berikutnya adalah reaming yang bertujuan untuk memperbesar ukuran dari lubang yang telah dibuat. Pada tahapan ini dilakukan dengan menggunakan perkakas reaming yang lebih besar dan ditarik maju mundur melalui lubang bor sampai lubang berukuran setengah kali ukuran pipa yang akan dipasang. Setelah ukuran dirasa sudah cukup, alat ditarik melalui lubang untuk memverifikasi semua bersih dan siap digunakan.
Tahapan terakhir dari pemasangan utilitas bawah tanah adalah product pipe installation. Pipa dibawa ke lokasi luar dan dilas atau digabungkan bersama pipa lain, di-rontgen, dan diuji tekanannya. Kemudian, pipa dihubungkan ke pullhead dan meletakkan tali pipa pada rol sebagai sebagian persiapan untuk ditarik melalui lubang bor. Tali pipa dimiringkan untuk membuat tarikan semudah mungkin dengan hambatan minimum. Setelah tali pipa sudah dibuat, disurvei, dan diposisikan dengan benar, proses penarikan kembali dilakukan. Ketika pipa ring keluar dari lubang pengeboran, dilakukan pemeriksaan survei dan uji pada jaringan pemipaan.
Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan Utilitas Bawah Tanah
Keuntungan dari sistem ini adalah terlindunginya bahan dari kerusakan yang mungkin terjadi di atas tanah, contohnya adalah adanya kemungkinan badai yang dapat mengganggu kabel sehingga menyebabkan korsleting. Sistem ini juga memiliki ketahanan yang lebih lama dan mengurangi risiko kecelakaan. Tak hanya itu, dengan adanya utilitas bawah tanah, gangguan seperti kabel yang ada di atas tanah menjadi sedikit sehingga terlihat lebih indah dan rapi.
Peletakan sistem utilitas di bawah tanah tidak selalu memberikan jaminan keamanan. Sistem yang terdapat di bawah tanah dapat mengalami korosi, putusnya jaringan perkabelan, kerusakan akibat getaran tanah, dan lain sebagainya. Untuk melindungi dari kerusakan selama konstruksi, utilitas sering dipasang di saluran, pipa, atau struktur pelindung lain yang dapat mencegah beban tanah di atasnya merusak utilitas yang sedang dikirim.
Perawatan Sistem Underground Utilities
Beberapa cara yang dapat digunakan untuk melindungi utilitas bawah tanah. Cara yang dapat dilakukan adalah melakukan pengecekan secara berkala untuk mengetahui informasi kerusakan, seperti jenis kerusakan, lokasi, dan jumlahnya. Pengecekan bisa dilakukan dengan menggunakan alat yang bernama ground penetrating radar (GPR atau georadar). Ground penetrating radar adalah salah satu teknik geofisika resolusi tinggi yang cocok untuk proyek penggalian dan proyek-proyek lingkungan.
Georadar dapat mendeteksi utilitas seperti pipa gas di tanah berpasir dan melakukan survey litologi. Namun, Georadar tidak dianjurkan di banyak lokasi, seperti pada daerah dengan tanah konduktif karena akan mengalami atenuasi. Jadi, jika lokasi penggalian berada di daerah dekat permukaan yang didominasi tanah liat berat atau lempung, akan menjadi lingkungan yang tidak cocok untuk GPR. Setelah kerusakan dapat diidentifikasi, dilakukan pemodelan dan membuat prediksi kondisi pada saat ini dan masa depan. Terakhir, perlu dilakukan pemodelan untuk manajemen pemeliharaan utilitas bawah tanah. Selama pemeliharaan, setiap utilitas diberikan kode warna sebagai penanda untuk membantu petugas melakukan pemeliharaan.
Saluran Air Terpusat Distrik Kuala Kencana
Teknologi yang dimiliki Kuala Kencana tidak berhenti sampai di underground utilities saja. Setiap bangunan di Kuala Kencana tidak memiliki septic tank karena saluran airnya yang terpusat. Komponen Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) terpusat terdiri dari unit pelayanan, unit pengumpulan, unit pengolahan, dan unit pembuangan akhir.
Unit pelayanan menampung air limbah dan menyalurkannya ke unit pengumpulan, unit ini terdiri dari pipa tinja, pipa nontinja, dan bak kontrol akhir. Unit pengumpulan bertugas menyalurkan air limbah menuju instalasi pengolahan air limbah (IPAL), dalam unit ini terkandung pipa retikulasi, pipa induk, dan bangunan pelengkap.
Unit pengolahan bertugas mengolah air limbah dan lumpur yang masuk ke dalam IPAL. Komponen SPAL yang terakhir adalah unit pembuangan akhir. Pada unit ini, air limbah dan lumpur yang sudah terolah kemudian dibuang. Air limbah yang sudah diolah dimanfaatkan sebagai air irigasi, menyiram tanaman, dan bahan baku air PDAM. Bagian lumpur yang sudah diolah dapat dimanfaatkan sebagai pupuk, bahan baku pembuatan semen, dan bahan baku pembuatan paving block.
Dengan banyaknya keunggulan yang dimiliki, tak heran bila distrik ini dijuluki sebagai distrik modern pertama di Indonesia. Distrik ini bisa menjadi inspirasi dan motivasi, baik pada distrik maupun wilayah lain di Indonesia untuk dapat berkembang lebih baik lagi. Dengan banyaknya wilayah yang sudah mempunyai teknologi modern, akan semakin cepat bagi Indonesia menjadi salah satu bagian dari negara maju.
Tulisan oleh Haniifah Rahmadhania Multivana
Data oleh Dimas Apta Adiyatma
Ilustrasi oleh Puspita Dewi Cahyani