Suara-suara itu memekakkan telinga,
menjerat tiap telinga yang mendekat
Suara-suara itu keras,
menghardik si Penentu arah sang Garuda
Merekalah yang bersuara,
Orang-orang yang kecewa dan prihatin
karena burung legenda itu
kini tak lagi sanggup menggapai cakrawala
Namun, sejenak saja
alihkanlah pandanganmu
Tengok anak itu!
Tak berbapak dan beribu
Tak pasti kemana langkahnya
untuk meletakkan tubuhnya malam ini
Cobalah berhenti bertanya,
“Mana pemimpinku?”
Karena percayalah, kawan
Negeri ini terlalu besar untuk seorang saja
Maka tetaplah bersuara,
tapi jangan hanya berteriak
Mulailah untuk bergerak,
karena mengulurkan tangan juga sebuah pergerakan