Beranda Artikel Selasa Wage : Nyepi Ala Malioboro

Selasa Wage : Nyepi Ala Malioboro

oleh Redaksi

Selasa (31/10) kemarin terasa berbeda, Malioboro yang biasanya ramai, padat, dan riuh dengan berbagai aktivitas terlihat sepi dan lenggang. Barisan andong yang biasanya berada di sisi kanan sepanjang Jalan Malioboro seolah lenyap. Himpunan kurir becak tidak terlihat. Suara merdu dan jajanan yang menggoda selera dari Pedagang Kaki Lima (PKL) seolah bersembunyi.

Sesuai dengan Surat Edaran Nomor 019/242 yang dikeluarkan oleh Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta, setiap Selasa Wage ditetapkan sebagai hari reresik (membersihkan) Jalan Malioboro. Seluruh aktivitas dari Komunitas Kawasan Malioboro, baik pelaku ekonomi dan pelaku seni, diliburkan. Aktivitas PKL, pedagang asongan, seniman, andong, dan becak secara khusus diliburkan pada Selasa Wage. Jika umat Hindu punya Hari Raya Nyepi, Malioboro memiliki Selasa Wage untuk menyepi.

Selasa (31/10) merupakan kali kedua peraturan Selasa Wage diterapkan. Peraturan Selasa Wage pertama kali diterapkan pada 26 September silam. Kegiatan pada Selasa Wage difokuskan untuk membersihkan Kawasan Malioboro. Menurut Agus Nanta dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) Jogo Malioboro (Jogoboro), filosofi Selasa Wage diambil karena bertepatan dengan hari lahir Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Pada pukul 06.00 WIB hingga 08.00 WIB, seluruh Komunitas Kawasan Malioboro melakukan pembersihan di sepanjang Jalan Malioboro, mulai dari membersihkan trotoar, menyiram tanaman, hingga membersihkan selokan. “Karena Selasa Wage jatuh setiap 35 hari, jadi November besok mungkin tidak ada Selasa Wage,” kata Agus.

Bertepatan dengan Selasa Wage kemarin, SMA Negeri 1 Yogyakarta menjadikan momentum Selasa Wage sebagai salah satu agenda dalam rangkaian kegiatan lustrumnya. Terlihat rombongan SMA Negeri 1 Yogyakarta di sepanjang Jalan Malioboro hingga Benteng Vredeburg. Kaka, salah satu siswa SMA Negeri 1 Yogyakarta, mengatakan bahwa agenda kegiatan tersebut memang sengaja ditepatkan pada Selasa Wage untuk membersihkan Malioboro. “Kami sampai di Malioboro sekitar jam 9 tadi dan selesai sekitar setengah 12,” tambah Kaka. Selain membersihkan Kawasan Malioboro, panitia Lustrum XII SMA Negeri 1 Yogyakarta juga menyediakan stan pemeriksaan kesehatan gratis.

Asri, salah satu pengunjung Malioboro, menjadikan Selasa Wage untuk menikmati Malioboro dengan berjalan kaki di sekitar Kawasan Malioboro. “Memang sudah saya rencanakan hari ini untuk jalan-jalan di Malioboro karena Selasa Wage. Saya penasaran saja dan ingin membuktikan, karena Selasa Wage bulan lalu saya tidak sempat ke sini,” ucap Asri. Asri berharap bahwa momentum Selasa Wage terus diberlakukan untuk tetap menjaga Kawasan Malioboro tetap bersih, rapi, tertata, dan menjadi destinasi wisata favorit di mata turis.

Akhir tinta, selamat beristirahat Malioboro!

 

Reynaldo Daniel

 

Artikel Terkait