Optimalisasi ketersediaan air Sungai Citanduy sebesar 5,3 miliar m3/tahun atau sekitar 170 m3/detik menjadi maksud pembangunan Bendungan Leuwikeris. Berdasarkan rencana kebutuhan air di wilayah Sungai Citanduy pada 2014, kebutuhan air untuk irigasi dan kebutuhan lainnya mencapai 86,73 m3/detik, tetapi hanya mampu terpenuhi 78,30 m3/detik. Melalui bendungan yang terletak di tengah-tengah Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Tasikmalaya ini, kebutuhan air di wilayah Sungai Citanduy dapat terpenuhi.
Nama Leuwikeris diambil dari nama salah satu daerah rencana tempat pembangunan awal bendungan ini. Dengan alasan geologis, lokasi pembangunan Bendungan Leuwikeris dipindah ke utara Desa Ancol dan Desa Cilangkap, Tasikmalaya. Adanya sesar pada lokasi main dam (bendungan utama) menjadi latar belakang dipindahnya lokasi pembangunan. Namun, nama Leuwikeris yang merupakan tempat perencanaan awal tetap dijadikan nama bendungan yang secara geografis berada di posisi 108o23’43” BT dan 07o21’42” LS ini.
Pembagian Paket Pekerjaan
Setelah penandatanganan kontrak pada 23 November 2016, pembangunan Bendungan Leuwikeris terbagi menjadi tiga paket dengan total nilai kontrak 1,8 triliun rupiah dengan sumber pendanaan dari APBN 2016-2021. Paket 1 yang terdiri atas pekerjaan main dam dan bangunan fasilitas dikerjakan oleh PT PP-PT Bahagia Bangun Nusa KSO dengan nilai kontrak 867 milyar rupiah. Bangunan pelimpah, hidromekanikal, dan elektrikal yang merupakan pekerjaan Paket 2 dikerjakan oleh PT Waskita Karya-PT Adhi Karya KSO dengan nilai kontrak 642 milyar rupiah. Dengan nilai kontrak 385 milyar rupiah, PT Hutama Karya (Persero) bertanggung jawab atas pekerjaan pada Paket 3, yaitu pekerjaan terowongan pengelak dan jalan akses. Melalui keterangan tertulisnya, BBWS Citanduy menyatakan per 10 November 2017 pekerjaan pada paket 1, 2, dan 3 sudah mencapai target masing-masing sekitar 4% yang terdiri atas proses pembangunan fasilitas umum dan galian, 6,5% yang terdiri dari pekerjaan galian, dan 51,36% yang terdiri dari pengeboran untuk pembuatan terowongan.
Pekerjaan Struktur Leuwikeris
Bendungan Leuwikeris akan dibangun sebagai bendungan dengan tipe urugan batu dengan zonal inti lempung tegak. Saat ditemui Clapeyron pada Jumat (27/10), BBWS Citanduy menjelaskan bahwa dengan bentang yang lebar, struktur tersebut lebih ekonomis dibandingkan struktur beton. Batu urugan diambil dari quarry (sumber bahan) yang terletak di Gunung Panghajar, ditambah dari batu hasil ledakan di salah satu pekerjaan jika batu memenuhi spesifikasi. Lempung yang digunakan pada inti bangunan yang dirancang memiliki usia guna 50 tahun ini diambil dari borrow (sumber bahan) yang tidak jauh dari pekerjaan main dam. Bendungan utama yang dikelola Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citanduy ini memiliki panjang 368,89 m, lebar puncak 14,5 m, dan tinggi 83,5 m.
Dalam pembangunan bendungan utama, dilakukan grouting tirai. Grouting tirai dimaksudkan untuk membuat bagian kedap air pada retakan lapisan batuan sebagai fondasi. Hal tersebut dimaksudkan untuk menanggulangi rembesan yang dikhawatirkan kan mengganggu stabilitas badan bendung. Penerapan ini dilaksanakan dengan kedalaman yang berbeda dari struktur tepi hingga tengah dengan jarak tertentu. Bukan hanya grouting, tetapi juga perlakuan pada sandaran. Geogrid dipasang pada sandaran untuk menanggulangi pelapukan, terutama saat hujan turun.
Pekerjaan terowongan pada bendungan yang dirancang oleh Konsultan Perencana PT Aditya Engineering Consultant ini menjadi penentu penyelesaian pekerjaan Bendungan Leuwikeris. Pekerjaan main dam akan dilaksanakan setelah pekerjaan terowongan sebagai bangunan pengelak selesai agar air Sungai Citanduy dapat tetap mengalir melalui bangunan pengelak. Terowongan akan dikerjakan hingga pertengahan 2018 mendatang sehingga Sungai Citanduy ditargetkan akan dielakkan pada 20 Juli 2018, sedangkan pekerjaan main dam akan dikerjakan selama tiga tahun. Seluruh pekerjaan bendungan yang memiliki luas genangan sebesar 233,59 Ha ini ditergetkan akan selesai pada Maret 2021.
Siasat Pembangunan
Saat pembangunan terowongan, pelaksanaan terkendala batuan. Pengeboran dilakukan pada batuan lapuk kuat sehingga mudah terjadi keruntuhan saat dibor. Untuk mengatasi masalah tersebut, dilakukan pemasangan rock bolts tiap beberapa meter. Tak hanya rock bolts, tetapi juga disemproktkan shotcrete dan slush grout. Shotcrete berfungsi untuk menahan pelapukan batu dan menambah tebal dinding, sedangkan slush grout akan mengisi pori-pori batuan.
Sedimentasi, masalah umum operasi bangunan air tentunya akan dihadapi Bendungan Leuwikeris ini. Bendungan ini didesain mampu menampung 31,14 juta m3 sedimen. Sedimen tersebut berasal dari Gunung Galunggung yang terbawa aliran sungai. Untuk mengurangi percepatan sedimentasi, pembangunan Bendungan yang memiliki tampungan 81,44 juta m3 ini disertai pembangunan 11 cekdam.
Daya Guna Leuwikeris
Bendungan yang akan penuh dalam waktu sekitar 2 tahun pengisian ini dibangun dengan berbagai fungsi. Air tampungan dari bendungan ini akan dialirkan ke Daerah Irigasi (DI) Lakbok Utara seluas 6.600 Ha dan DI Manganti seluas 4.616 Ha. Saat musim penghujan, beberapa daerah seperti Sidareja, Lakbok, Wanareja, Cibeureum, dan beberapa daerah lainnya tergenang banjir setiap tahun. Bendungan Leuwikeris dirancang akan mereduksi banjir periode 25 tahunan sebesar 11,7 % dari 509,7 m3/detik menjadi 450,02 m3/detik. Tak hanya itu, bendungan ini akan menjadi penyedia air baku dengan total sebesar 845 liter per detik untuk Kota Banjar, Kabupaten Tasikmalaya, dan Kabupaten Ciamis. Manfaat lain yang ingin dicapai dari pembangunan Bendungan Leuwikeris adalah peningkatan potensi wisata dan konservasi air tanah.