Beranda Artikel Infrastruktur Perkokoh Pendidikan UGM

Infrastruktur Perkokoh Pendidikan UGM

oleh Redaksi

Universitas Gadjah Mada (UGM) adalah salah satu universitas tertua dan terbesar di Indonesia. Sebagai salah satu universitas tertua dan terbesar di Indonesia, UGM tidak henti melakukan perbaikan pendidikan, penelitian dan pengembangan, serta pengabdian kepada masyarakat sekaligus melaksanakan Tri Dharma perguruan tinggi.

Selain itu, upaya menjadi World Class University (WCU) merupakan program UGM yang saat ini masih terus dilakukan. Supaya dapat mewujudkannya, ada beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan, yaitu perihal reputasi akademik, sitasi mahasiswa, mahasiswa internasional, rasio mahasiswa serta fakultas, dan lainnya. Berbagai kegiatan dan upaya dalam pengembangan aspek-aspek tersebut tentunya akan berdampak kepada kebutuhan akan infrastruktur fisik.

Infrastruktur dan Hilirisasi Inovasi

Menurut Budi Prayitno, Direktur Direktorat Perencanaan UGM, UGM akan mengesahkan Rencana Induk Kampus yang di dalamnya terdapat pembagian zona-zona di lingkungan kampus. Zona tersebut terdiri dari zona inti, zona penyangga, dan zona pengembangan. Dari ketiga zona tersebut, yang masih memungkinkan untuk dibangun gedung tinggi adalah zona pengembangan yang merupakan daerah terluar dari kampus UGM.

Oleh karena itu, pada zona pengembangan tersebut sudah dilakukan perencanaan untuk membangun Smart and Green Learning Center (SGLC) yang akan menggantikan Kantor Pusat Fakultas Teknik (KPFT). SGLC tersebut rencananya akan mulai dibangun pada akhir 2018 atau awal 2019. Gedung yang direncanakan memiliki 11 sampai 13 lantai tersebut diharapkan akan menjadi pusat pembelajaran dan inovasi lintas departemen di Fakultas Teknik UGM.

Kedepannya, hasil pembelajaran dan inovasi yang dihasilkan dalam SGLC, akan dihilirisasikan ke gedung Engineering Research Innovation Center (ERIC) sebagai wadah ragam inovasi yang siap dilepas ke pasar yang akan didirikan di lokasi UGM Press saat ini. Dalam gedung ERIC akan disediakan tempat display untuk hasil-hasil inovasi yang diharapkan dapat menarik minat para investor.

Tidak hanya di Fakultas Teknik UGM saja, berbagai infrastruktur fisik baru juga sudah disiapkan untuk mendukung peningkatan kualitas pendidikan di seluruh UGM, salah satunya adalah pembangunan Digital Innovation Center. Gedung tersebut juga merupakan penunjang produk-produk inovasi untuk dilepas ke pasar.

Tingginya kebutuhan universitas akan berbagai fasilitas penunjang pendidikan tidak sejalan dengan tersedianya lahan yang terbatas di lingkungan kampus. Oleh karena itu, sebagian infrastruktur penunjang tambahan akan dibangun di luar kawasan kampus UGM. Walaupun demikian, sebelumnya UGM juga pernah melakukan beberapa pembangunan infrastruktur yang terletak di luar kawasan UGM, seperti Laboratorium Pusat Inovasi Agro Teknologi di Berbah dan Laboratorium Hutan di Wanagama. Menurut Budi, infrastruktur yang berada di luar kawasan UGM akan dilengkapi dengan sistem transportasi yang memudahkan civitas akademika UGM untuk melakukan mobilitas dari kampus ke bangunan-bangunan tersebut dan sebaliknya.

Konsep Bangunan Smart and Green

Pembangunan infrastruktur di UGM yang akan datang sudah dirancang agar dampak buruknya terhadap lingkungan dapat diminimalisir. “Kedepan, kita sudah akan mengakomodir prinsip-prinsip smart and green untuk bangunan-bangunan baru UGM,” ujar Budi. Prinsip tersebut akan digunakan mulai dari desain bangunan, pemilihan bahan, pengangkutan bahan, dan kemampuan bangunan untuk didaur ulang.

Salah satu bangunan yang akan menggunakan prinsip smart and green adalah SGLC. Prinsip smart pada bangunan tersebut akan diterapkan dengan adanya sistem automasi bangunan. Apabila dalam ruangan SGLC menerima cukup sinar matahari, lampu dalam ruangan tersebut akan otomatis mati dan begitu pula sebaliknya. Tidak hanya lampu, pendingin ruangan di dalam gedung SGLC juga akan beroperasi secara otomatis sehingga dapat menyesuaikan temperatur dengan menyesuaikan jumlah orang yang berada di dalamnya. Dengan menggunakan sistem automasi bangunan, biaya operasional dari SGLC akan menjadi lebih murah. Walaupun untuk mewujudkannya diperlukan biaya awal yang tinggi, hal tersebut tetap akan memberikan keuntungan, terutama dalam jangka waktu panjang.

Fasilitas di dalam dan di luar kelas yang memadai merupakan suatu kebutuhan yang penting bagi instansi pendidikan. Oleh karena itu, Budi berharap agar infrastruktur-infrastruktur baru di UGM dapat menunjang kebutuhan tersebut sehingga mampu membantu meningkatkan kualitas pendidikan di UGM.

Artikel Terkait

Tinggalkan Komentar