Selasa (18/12) malam pukul 21.40 WIB, Jalan Raya Gubeng Surabaya amblas yang menyebabkan terputusnya akses jalan. Jalan Raya Gubeng Surabaya merupakan salah satu ruas jalan nasional dengan panjang 0,52 km, berfungsi sebagai Jalan Arteri (JAP) dan Jalan Kolektor-1 (JKP-1). Ruas jalan nasional Jalan Raya Gubeng dimulai dari STA 0+000 sampai STA 0+520, yaitu batas ruas jalan Stasiun Gubeng sampai batas ruas jalan Bitilon. Namun, lokasi amblasnya jalan yang berada di depan Bank BNI bukan merupakan bagian ruas jalan nasional, sebab lokasinya berjarak 1,6km dari batas akhir ruas jalan nasional.
Di tengah proses evakuasi Jalan Gubeng, tim gabungan diterjunkan untuk mengamankan lokasi sekitar amblasnya jalan dan menjaga masyarakat untuk menghindari lokasi. Pihak pemerintah Kota Surabaya dibantu oleh TNI dan Polri sedang menyelidiki penyebab dari amblasnya jalan yang mencapai kedalaman 15-20 m dan lebar 25-30 m tersebut. Polrestabes Surabaya turut menggelar rekayasa lalu lintas terkait kejadian ini dan mengalihkan arus lalu lintas menuju jalan-jalan alternatif di sekitar lokasi kejadian.
Dugaan terkuat penyebab dari amblasnya jalan ditengarai akibat kesalahan konstruksi pengerjaan basement lantai 3 RS Siloam. Hal tersebut disimpulkan setelah pihak penyelidik yang terdiri dari polisi dan ahli Institut Teknologi Sepuluh Nopember beserta Bina Marga menemukan air mengalir di lokasi amblasnya jalan.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya, Eri Cahyadi, menegaskan kasus amblasnya Jalan Raya Gubeng disebabkan karena runtuhnya tembok penahan tanah dalam proyek basement lantai 3 RS Siloam. Konstruksi tembok penahan tanah terbuat dari konstruksi soldier pile (bore pile beton) yang dipasang berjajar di kedalaman tertentu, kemudian penahan tembok dibantu dengan ground anchor dan bentonit. Eri menjelaskan bahwa konstruksi tembok penahan tersebut runtuh karena tidak mampu menahan beban lateral dari Jalan Raya Gubeng.
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Untuk memastikan penyebab insiden ini, Kepolisian Daerah Jawa Timur akan mendatangkan ahli geologi dari Jakarta untuk penyelidikan lebih lanjut.
Tulisan oleh Dinda Nurul Azizah dan Hayfa Amirah
Gambar oleh Satria Bagas S.