Desir pasir sejuk membelai
Secercah hangat mengguncang nadi
Mengajakku kembali mengejar mimpi
Tapi bukan cumbu mentari pagi
Kutadahkan tangan kecilku menghadap diri
Merah pekat basah terlumuri
Remang sayu mataku merangkak mengitari
Runtuh lebur batu besi
Tajam menusuk genggaman jemari
Mengubur kasih titisan surgawi
Rintik air jerit jiwaku teraliri
Hening membungkam dunia tuli
Masihkah manusia berkata manusiawi?
Kekasih….
Temani aku mencinta sendiri dalam sepi
Menunggu kawanan janji suci berimigrasi
Menghampiri negeri kami yang dizalimi
Oleh tangan besi ternodai materi
Apa salah kami hidup disini?
Bukankah kau juga tercipta dari sari pati
Sama seperti kami yang terbaring disini
Kekasih….
Apakah kau sudah dilupakan oleh para priyayi
Apakah hati hanya memiliki ruang bagi delusi
Bilamana persaudaraan kami tak mungkin terjadi
Tolong bebaskan kami dari belenggu keji duniawi
Lalu ikat dalam ruang semesta abadi
Dimana aliran tenteram bermuara hati
Tulisan oleh Taufan Rosyadi Yusuf