Setiap 6 April, Indonesia memiliki suatu peringatan yang turut meramaikan kalender masyarakat di Indonesia, yaitu Hari Nelayan Nasional. Peringatan ini sudah lama ditetapkan, tepatnya pada masa Orde Baru. Penetapan tersebut didasarkan pada sebuah kebudayaan turun temurun di Pantai Pelabuhan Ratu, Jawa barat. Budaya ini bertujuan sebagai ungkapan rasa syukur nelayan atas kesejahteraan hidup yang diberikan oleh alam.
Walaupun begitu, tidak banyak perayaan yang berarti untuk memperingati hari besar ini. Tidak seperti semaraknya Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Tentara Nasional Indonesia (TNI) atau pekerjaan lainnya, gegap gempita Hari Nelayan hanya terasa di Pantai Pelabuhan Ratu. Selebihnya, Hari Nelayan hanya berfungsi sebagai pelengkap kalender di pasaran. Jangankan memperingatinya, tahu pun bisa jadi tidak.
Boleh jadi para nelayan daerah lain enggan merayakan hari besar pekerjaannya karena mereka malu melihat kondisi nelayan saat ini. Mantan Menteri PPN/Bappenas Republik Indonesia (RI) Bambang Brodjonegoro, menyampaikan dalam diskusi Sumbang Pemikiran Kadin untuk Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 bahwasanya kelompok masyarakat paling miskin di Indonesia adalah nelayan dan petani. Sebuah ironi memang negara yang didominasi oleh lautan dan diklaim paling subur, tetapi justru dua pelaku utamanya yang meratapi kemiskinan.
Banyak permasalahan yang dihadapi oleh nelayan di Indonesia, misalnya saja kuantitas tangkapan yang masih terbilang rendah. Masih banyak nelayan dan pembudi daya yang menerapkan metode tradisional. Hal ini berdampak terhadap kuantitas tangkapan dan budi daya yang sangat rendah sehingga kalah oleh pengusaha perikanan berskala besar.
Selain perkara di atas, isu keberlanjutan dan lingkungan hidup masih menjadi hal yang sering diabaikan oleh para nelayan. Masih lekat di ingatan kita polemik antara Menteri Kelautan dan Perikanan RI periode 2014-2019, Susi Pudjiastuti, dengan nelayan tentang penggunaan cantrang. Kembali, isu ekonomi menjadi penghalang nelayan untuk memperhatikan aspek lingkungan hidup dan keberlanjutan.
Dalam pemecahan permasalahan ini diperlukan kerja sama berbagai pihak. Pemerintah harus bisa memberdayakan para nelayan di Indonesia. Sudah saatnya modernisasi nelayan dilakukan secara masif. Benahi mulai dari penangkapan ikan yang lebih modern, pembudidayaan yang berkelanjutan, pengolahan yang kreatif, dan perdagangan yang langsung menyentuh konsumen. Nelayan juga harus turut serta berkomitmen untuk membangun budaya penangkapan ikan yang memperhatikan aspek lingkungan hidup dan keberlanjutan. Dengan dua komitmen tegas ini, kebangkitan Industri Perikanan Indonesia akan lebih mudah dicapai. Hingga pada akhirnya akan tercipta nelayan-nelayan Indonesia yang kuat dan tangguh.
Selamat memperingati Hari Nelayan kepada seluruh nelayan di Indonesia. Terima kasih kepada kalian yang telah memenuhi asupan protein masyarakat Indonesia. Berbanggalah kalian karena telah ikut menopang perekonomian Indonesia. Meneruskan pekerjaan mulia Sang Nenek Moyang Indonesia.
Tulisan oleh Yoga Faerial
Gambar oleh Nafila Suri