Alih Fungsi Wisma Atlet Kemayoran Menjadi Rumah Sakit Darurat Covid-19

Bangunan Wisma Atlet, yang terletak di Kemayoran, Jakarta Utara, kini dialihfungsikan sebagai RS Darurat Covid-19. Mula-mula Wisma Atlet digunakan untuk menampung para atlet selama Asian Games 2018.Namun karena wabah Covid-19, pemerintah menjadikan bangunan ini sebagai terobosan baru untuk menampung para pasien yang terjangkit Covid-19.

Pemerintah merenovasi Wisma Atlet sebagai RS Darurat bukan tanpa alasan, kondisi bangunan Wisma Atlet yang masih baik menjadikannya hanya memerlukan perbaikan-perbaikan minor. Wisma Atlet juga memiliki kapasitas daya tampung yang masif dalam satu hamparan sehingga memudahkan operasional untuk kegiatan pemusatan karantina. Selain itu,  jumlah pasien yang terjangkit virus corona semakin meningkat setiap harinya sehingga diperlukan sarana dan prasarana yang cukup untuk keperluan karantina. Mengingat pembangunan RS Khusus pasien Covid-19 di Pulau Galang, Batam, masih dalam proses pembangunan, maka diperlukan sarana dan prasarana alternatif untuk menangani Covid-19.

RS Darurat ini direncanakan mampu menampung hingga 15 ribu pasien. Awalnya, renovasi untuk RS Darurat ini hanya dilakukan pada tower 1, 3, 6, dan 7 saja. Namun karena jumlah pasien Covid-19 semakin meningkat, renovasi kembali dilakukan pada tower 2, 4, dan 5 untuk menambah kapasitas RS Darurat. Renovasi Wisma Atlet ditargetkan selesai dalam kurun waktu empat hari. Sedikitnya waktu renovasi membuat pelaksanaan pekerjaan dilakukan secara terus menerus selama 24 jam dengan sistem bergilir.

Pelaksanaan pekerjaan proses renovasi Wisma Atlet merupakan kolaborasi antara pemerintah dengan berbagai pihak, yaitu PT Adhi Karya, PT Nindya Karya, PT Waskita Karya, PT Brantas Abipraya, dan PT WIKA. Selain pengerjaan internal renovasi, diperlukan juga bantuan untuk fasilitas yang menunjang RS Darurat nantinya, seperti penyiapan jaringan listrik oleh PT PLN (Persero), penguatan jaringan sinyal oleh PT Telkomsel, pengadaan alat-alat kesehatan oleh PT Rajawali Nasional Indonesia, dan pekerjaan servis pengadaan AC oleh PT Panasonic Manufactured Indonesia.

Selama renovasi Wisma Atlet, ditemukan beberapa kendala yang dapat menghambat tenggat waktu pembangunan. Seperti sulitnya mencari tenaga kerja karena risiko pekerja akan terpapar virus serta tidak dapat leluasa bekerja dalam APD yang berat. Selain itu, terdapat peralatan dan material yang harus diimpor dari luar negeri sehingga membutuhkan waktu. Dalam situasi Covid-19, perlu manajemen proyek yang sangat rigid khususnya dalam penjadwalan kerja agar pekerja dapat menyelesaikan tugas sesuai rencana dan target.

Dengan mengalihfungsikan Wisma Atlet menjadi rumah sakit yang menangani pasien Covid-19, hal tersebut akan berdampak pada munculnya stigma baru masyarakat terhadap Wisma Atlet. Oleh sebab itu, tingkat keamanan RS Darurat secara langsung dikoordinasikan dan dikendalikan oleh Kementerian Kesehatan RI, TNI, POLRI, serta Kementerian Lingkungan Hidup RI untuk meminimalisasi dampak langsung maupun dampak tidak langsung dari RS Darurat Penanganan Covid-19. Upaya yang dilakukan untuk mencegah penyebaran virus bagi lingkungan sekitar wisma adalah menerapkan fasilitas incinerator, sistem penanganan limbah, peningkatan disiplin dalam penerapan SOP penanganan Covid-19, dan pembatasan akses keluar masuk Wisma Atlet.

Bila wabah Covid-19 ini telah usai, rencananya wisma ini akan disterilkan dengan penyemprotan disinfektan. Selanjutnya, penyerahan proses Serah Terima Alih Aset Barang Milik Negara akan dilakukan kepada Kementerian Sekretariat Negara RI. Dirjen Perumahan PUPR RI, Khalawi berpendapat bahwa, “Bangunan akan dikembalikan sesuai fungsinya sebagai hunian yang asri, nyaman, aman, dan sejahtera. Tentunya akan dilakukan sterilisasi sampai tuntas terhadap kesehatan penghuni nantinya. Bukan sebagai Wisma Atlet, tetapi sebagai hunian yang nyaman, aman dan asri di tengah kota Jakarta.”

 

Tulisan oleh: Baiq Ajeng I.R.

Data oleh: M. Ari Kesuma Shandy

Gambar oleh Setiawan Nugroho