Tidak terasa semester genap perkuliahan akan berakhir. Memang tidak pernah terbayang di benak kita, semester ini akan berakhir dengan keadaan yang seperti ini. Janggal memang rasanya ketika “perpisahan” itu dilaksanakan dengan cara yang spontan.
Kurang lebih satu bulan perkuliahan daring telah kita lalui. Dalam rentang waktu tersebut, mungkin telah banyak pertanyaan ataupun informasi simpang siur mengenai perkuliahan terdengar. Namun karena keterbatasan, informasi-informasi tersebut sulit dikonfirmasi kebenarannya kepada pihak yang berkepentingan, misalnya pihak kampus.
Oleh sebab itu, Clapeyron telah mengumpulkan sejumlah pertanyaan yang akan diajukan kepada Ketua Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan FT UGM. Pertanyaan-pertanyaan ini diharapkan dapat menjawab keresahan atau kebingungan mahasiswa DTSL FT UGM selama ini.
Berikut hasil wawancara Clapeyron dengan Joko Sujono selaku Ketua Departemen Teknik Sipil UGM pada 29 April kemarin:
Bagaimana kondisi departemen sekarang? Apakah masih terdapat kegiatan akademik di dalamnya?
Kawasan FT UGM sendiri sudah lockdown sejak tanggal 23 Maret 2020 sampai sekarang ini. Jadi kalau mau masuk ke departemen harus menggunakan surat izin.
Saat awal-awal lockdown memang masih terdapat beberapa kegiatan. Sejumlah mahasiswa ada yang ke kampus untuk mengambil data penelitian. Hal tersebut memang terpaksa dilakukan karena penelitiannya tanggung atau harus selesai pada waktu itu juga. Namun, sekarang sudah jarang sekali yang pergi ke kampus.
Menyikapi adanya pandemik seperti saat ini, apakah terdapat koordinasi kebijakan yang sudah dilakukan antara rektorat-fakultas-departemen?
Dalam hal akademik, departemen sudah membuat petunjuk teknis (juknis) sebagai tindak lanjut dari Surat Edaran Rektor UGM No. 1604/UN1.P/HKL/TR/2020 tentang Kesiapsiagaan dan Pencegahan Penyebaran Covid-19 di Lingkungan UGM. Alasan pembuatan juknis tersebut agar semua departemen memberlakukan hal yang sama. Bila hanya berdasarkan surat edaran rektor, barangkali interpretasinya beda-beda.
Mungkin adik-adik mahasiswa ingat ketika dua atau tiga minggu sebelum UTS, DTSL sudah membuat juknis lebih dahulu dibandingkan dengan departemen yang lain. Juknis tersebut memuat pelaksanaan UTS, perkuliahan daring, penggunaan fasilitas DTSL, dll. Jadi kita dari awal sudah buat. Bahkan hari Minggu pun kita tetap rapat membahas persoalan ini. Karena kan semua “gagap” untuk daring, jadi kami mencoba mencarikan solusinya.
Berapa jumlah mahasiswa DTSL UGM yang masih menetap di indekos?
Pada 25 Maret, fakultas telah menyebarkan kuesioner melalui google forms untuk seluruh mahasiswa FT UGM, termasuk DTSL FT UGM. Hingga 28 Maret, sudah terdapat 223 mahasiswa DTSL yang mengisi kuesioner daring tersebut. Dari 223 responden tersebut, mayoritas sudah bertempat tinggal di rumah orang tua masing-masing. Hanya 74 responden yang memilih untuk tetap tinggal di indekos.
Apakah terdapat bantuan logistik yang telah diberikan kepada mahasiswa?
Bantuan logistik sudah ada dari fakultas. Pak Dekan juga mengumpulkan dana dari Kagama dan beberapa mitra. Belum lama ini bantuan sudah disalurkan kepada mahasiswa dalam bentuk sembako, telur, dan kebutuhan pokok lainnya.
Apa yang telah dilakukan departemen untuk mendukung proses perkuliahan daring?
Pada prinsipnya, kita tidak ingin memberatkan mahasiswa dan dosen. Departemen sendiri tidak mewajibkan perkuliahan menggunakan media seperti Webex atau Zoom. Bahan kuliah yang langsung dibagikan kepada mahasiswa atau perkuliahan daring dengan media grup Whatsapp juga diperbolehkan.
Departemen menyadari bahwasanya penggunaan konferensi video, misalnya Webex, akan menghabiskan banyak kuota internet. Saya pribadi hanya membagikan materi lewat grup Whatsapp, materi saya upload di Simaster, dan pertanyaan bisa ditanyakan di grup. Walaupun memang saya juga ada mengadakan perkuliahan lewat Zoom, karena Webex terlalu menghabiskan banyak kuota internet.
Kalau dari dosen sendiri ada kendala tidak dalam perkuliahan daring ini?
Kendala di awal-awal masih banyak dosen yang “gagap”. Gagap penggunaan Webex, Zoom, dan Simaster. Simaster sendiri sistemnya masih belum terlalu baik, dosen harus mengunduh satu per satu jawaban mahasiswanya. Selain itu, nama dari file yang diunggah mahasiswa akan berbeda dengan nama file saat dosen mengunduhnya, sehingga dosen harus membuka file satu per satu dan menamainya. Otomatis hal tersebut memakan waktu yang cukup lama.
UTS yang dilaksanakan selama 2 minggu kemarin juga menjadi polemik. Apakah UTS akan tetap terselenggara di kondisi seperti ini dan masalah kejujuran mahasiswa dalam mengerjakannya. Dalam internal dosen sendiri hal ini menjadi pembahasan yang serius. Tetapi ini kan kondisi yang tidak normal, jadi kita percayakan kepada mahasiswa untuk jujur, dan, alhamdulillah, UTS berjalan dengan lancar.
Selain itu mengenai perkuliahan setelah UTS. Hal ini yang terberat karena kami hanya diberi waktu perkuliahan selama 3 minggu. Bisa dibayangkan perkuliahan yang biasanya 7 minggu harus dibuat menjadi 3 minggu. Dosen sendiri keberatan dengan hal ini, karena dosen punya capaian pembelajaran (student outcome) tertentu. Terlebih di teknik, khususnya sipil, kan tidak bisa hanya lewat tulisan saja. Ada hal-hal yang harus dijelaskan secara tatap muka filosofisnya yang mungkin tidak bisa didapat hanya dengan membaca. Namun, dari universitas telah menyatakan bahwa kuliah atau kegiatan belajar mengajarnya harus berakhir tanggal 15 Mei.
Menyikapi hal tersebut, departemen segera membuat juknis agar KBM berlangsung selama 5 minggu dan UAS diganti dengan bahan penilaian mahasiswa. Bisa tugas atau diskusi, dikembalikan kepada dosen pengampunya. Sehingga kita tidak menjadwalkan UAS.
Apakah nantinya terdapat kompensasi terhadap UKT dari mahasiswa?
Pertanyaan ini juga diajukan oleh beberapa mahasiswa. Perlu diketahui kebijakan UKT adalah kebijakan universitas. Departemen tidak bisa menentukan secara sepihak mengenai persoalan ini. Mengenai UKT, departemen hanya mengurusi permohonan penurunan UKT.
Sampai saat ini belum ada koordinasi antara universitas dan departemen mengenai kompensasi UKT ini.
Apa standar penilaian yang digunakanan nantinya untuk mengganti nilai dari UAS?
Penilaian pengganti UAS dikembalikan lagi kepada dosen pengampunya. Bisa saja dalam bentuk tugas atau diskusi. Diharapkan tugas tersebut nantinya tidak terlalu memberatkan mahasiswa.
Apakah sudah ada rencana masuk kuliah kapan?
Belum ada. Karena agenda atau jadwalnya belum dibahas dari universitas, jadi departemen masih menunggu. Alur kasarnya biasa setelah lebaran kita mengoreksi ujian, bulan Juni nilai harus sudah masuk ke sistem. Selanjutnya sekitar bulan Juni-Juli kita membahas tentang semester depan, menyiapkan jadwalnya dan dosen pengampu.
Apakah tugas besar dan praktikum akan diundur atau dibatalkan?
Diberi kebebasan kepada dosen pengampunya. Namun, kebebasan dosen tersebut selama tujuan pembelajaran itu tercapai. Bila memang harus dilaksanakan, maka praktikum dilaksanakan setelah pandemik ini berakhir. Jadi bisa saja semester depan pandemik selesai, akan diadakan praktikum dari semester kemarin.
Bisa juga dosen hanya memberikan tugas pengganti praktikum. Praktikum itu kan ada nilainya, misal suatu mata kuliah berbobot 4 SKS, 3 SKS untuk kegiatan belajar mengajar dan 1 SKS untuk kegiatan praktikum. Bisa saja nilai praktikum digabungkan dengan nilai kegiatan belajar mengajarnya sehingga sangat bergantung kepada dosen pengampunya.
Apakah terdapat pembahasan rencana ke depannya bila pandemik ini belum juga berakhir sewaktu semester gasal dimulai?
Kalau memang pandemik masih berlangsung sampai semester gasal, kita akan memperbaiki sistem pembelajaran daring ini supaya lebih baik lagi. Banyak evaluasi yang perlu kita benahi bersama-sama. Kita juga akan ada pelatihan kepada dosen mengenai penggunaan peralatan komputer dan tablet supaya lebih mudah dan efektif bagi dosen untuk kedepannya
Hal lain seperti tugas akhir atau tesis, ke depannya kita berencana dengan sistem paperless. Jadi mahasiswa hanya menyerahkan soft file, lalu dikirim ke dosen dalam bentuk pdf. Kemudian dosen langsung coret-coret disitu, lalu dikembalikan lagi kepada mahasiswa. Hal ini tentu bisa berlaku baik dalam kondisi pandemik maupun tidak.
Apakah akan ada kebijakan subsidi kuota internet?
Dari fakultas teknik sendiri sudah memberikannya kepada mahasiswa. Biasanya fakultas yang mengkoordinasikan hal tersebut. Terdapat google form yang disebar oleh fakultas untuk bantuan logistik atau kuota internet, mahasiswa diharapakan dapat mengisi formulir tersebut.
Departemen sendiri tidak memberikan subsidi karena semua dana departemen ada di fakultas. Jadi semua pengeluaran departemen itu lewat fakultas, tidak lewat departemen. Misalnya saja kita perlu sesuatu, kita mengajukannya kepada fakultas.
Bagaimana dengan sistem pengesahan tugas akhir dan wisuda?
Kita pengesahannya menggunakan tanda tangan scan. Jadi alurnya formulir pengesahan dikirim ke pengajaran, nanti pengajaran akan meminta dosen untuk scan tanda tangan. Tapi cap dari FT tetap asli, hanya tanda tangan yang scan. Tiap bulan akan ada pegawai dari kampus untuk mengecap formulir-formulir tersebut.
Surat keterangan lulus akan dikirim ke mahasiswa. Untuk kelulusan, misalnya periode Mei, tetap akan ada ijazahnya, tetapi mahasiswa tidak ikut wisuda secara tatap muka. Walaupun begitu, bila mahasiswa tetap ingin ikut wisuda secara tatap muka, ia dapat mendaftar pada periode selanjutnya, setelah pandemik ini selesai.
Mungkin terakhir nih pak, pesan untuk para mahasiswa DTSL FT UGM.
Yakinlah bahwa pandemik ini pasti berlalu. Kalau kata Ibu Kartini, habis gelap terbitlah terang. Yang pasti semua merasakan tidak enak, saya yang hampir 2 bulan di rumah juga sudah bosan juga. Mahasiswa juga saya kira pasti sudah bosan.
Jadikan hal ini sebagai pembelajaran bagi kita. Ada hal-hal yang di luar kendali manusia, yang mau tidak mau membuat kita semakin mendekatkan diri kepada yang kuasa. Ini cobaan, kita harus semangat, optimis, bahwa ke depannya akan jadi lebih baik
Pembelajaran buat adik-adik mahasiswa. Dengan perkuliahan daring yang mungkin awalnya agak kurang suka membaca, mau tidak mau harus membaca. Memang pada akhirnya kita menyadari kuliah tatap muka itu penting. Ada pengalaman dari dosen yang tidak bisa didapat sebatas lewat slide presentasi. Mudah-mudahan pandemik ini cepat berlalu dan kita dapat bertemu lagi di kampus.
Tim Liputan Clapeyron
Yoga Faerial
Bagas Muhammad
Crysanda Faza