Beranda Artikel KSPN Borobudur, Mercusuar Pariwisata di Pulau Jawa

KSPN Borobudur, Mercusuar Pariwisata di Pulau Jawa

oleh Redaksi

Indonesia adalah negara yang terkenal karena alamnya yang asri. Mulai dari pantai-pantai indah Bali sampai pegunungan megah Jawa, Indonesia memilikinya semua. Dengan keindahan dan keberagamannya, tidak aneh jika pariwisata merupakan salah satu sektor pendukung perekonomian Indonesia. Selain membantu perolehan devisa negara, pariwisata juga membantu pembukaan lapangan kerja dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal.

Namun, wisata alam bukanlah satu-satunya pesona wisata yang dimiliki Indonesia. Indonesia juga memiliki atraksi sosial dan budaya yang tidak kalah menarik, salah satunya adalah Candi Borobudur.

Candi Borobudur merupakan candi Buddha terbesar di dunia dengan luas 15.129 meter persegi dan tinggi 42 meter yang terletak di Magelang, Jawa Tengah. Karena nilai historis dan budayanya, Candi Borobudur ditetapkan sebagai salah satu situs warisan budaya dunia oleh The United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) pada tahun 1991. Selain itu, Candi Borobudur juga merupakan salah satu dari 5 destinasi wisata super prioritas yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia, bersama dengan Danau Toba, Likupang, Labuan Bajo, dan Mandalika.

Sebagai destinasi wisata super prioritas, Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Borobudur diharapkan dapat membawa multiplier effect dan mendatangkan pengunjung ke wilayah di sekitarnya, terutama daerah pariwisata Yogyakarta, Solo, dan Semarang (Joglosemar).

Dalam rangka pengembangan KSPN Borobudur, pemerintah menyusun Integrated Tourism Master Plan (ITMP). ITMP bertujuan untuk meningkatkan aksesibilitas, kualitas pelayanan, dan memperkuat hubungan ekonomi lokal dengan pariwisata. Pembangunan KSPN Borobudur akan mengikuti konsep segitiga emas, yaitu pengembangan di wilayah Borobudur, pengembangan di wilayah sekitarnya, dan pengembangan antardaerah.

Untuk membantu merealisasikan program tersebut, pihak pemerintah membentuk Badan Otorita Borobudur (BOB) pada tahun 2018 lalu untuk melakukan perencanaan, pengembangan, pembangunan, dan pengendalian di Kawasan Pariwisata Borobudur dan juga Zona Kawasan Pariwisata Borobudur.

Selain program ITMP, KSPN Borobudur juga menerima dukungan infrastruktur dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dalam bentuk pengembangan konektivitas, pengembangan infrastruktur permukiman, pengelolaan sumber daya air (SDA), dan penyediaan perumahan di sekitar daerah pariwisata.

Beberapa proyek pembangunan tersebut antara lain adalah pembangunan, perbaikan, dan pelebaran jalan akses menuju KSPN Borobudur; pembangunan saluran drainase; pembangunan Embung Desa Wanurejo; pembangunan Jalan Tol Jogja—Bawen; dan pembangunan Bandara Kulon Progo atau yang lebih dikenal sebagai Yogyakarta International Airport (YIA).

Perlu diketahui bahwa pembangunan infrastruktur merupakan salah satu faktor pendukung utama dalam pengembangan situs pariwisata. Selain membantu meningkatkan aksesibilitas, pembangunan infrastruktur juga menambah daya tarik wisatawan dan menarik perhatian para investor. Infrastruktur juga berperan dalam menghubungkan situs pariwisata ke wilayah di sekitarnya dan meneruskan multiplier effect antardaerah. Jika situs pariwisata tersebut berhasil mengundang banyak pengunjung, kegiatan ekonomi di daerah sekitarnya akan meningkat.

Sayangnya, tahun ini sektor pariwisata menjadi salah satu sektor yang paling terpengaruh pandemi COVID-19. Karena penutupan akses keluar-masuk negara dan pembatasan kunjungan, jumlah wisatawan, baik domestik maupun mancanegara, berkurang drastis. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah wisatawan mancanegara (wisman) pada bulan Januari hingga Juni 2020 hanya mencapai 3,09 juta kunjungan, dengan penurunan sebesar 59,96 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2019.

Karena pandemi COVID-19, KSPN Borobudur sempat menutup pintunya pada bulan Maret lalu dan baru dibuka kembali pada tanggal 25 Juni 2020. Sejak pembukaannya, KSPN Borobudur membatasi jumlah pengunjung menjadi hanya 1.500 pengunjung setiap harinya dan menetapkan protokol kesehatan yang ketat untuk mencegah penyebaran virus COVID-19. Pandemi ini juga menghambat pembangunan infrastruktur di daerah KSPN Borobudur karena anggaran yang ada dialihkan untuk penanganan COVID-19. Walaupun begitu, kegiatan pembangunan infrastruktur akan terus dilanjutkan pada awal tahun 2021 karena pariwisata dianggap sebagai salah satu sektor andalan dalam pemulihan ekonomi pasca pandemi.

 

Tulisan oleh Muhammad Haekal

Data oleh Nathanael Bimo

Gambar oleh Elvira Apriana

Artikel Terkait