Saat ini, kemacetan bukan hanya masalah yang terjadi di Ibu Kota, melainkan juga di kota-kota besar lainnya. Yogyakarta merupakan salah satu kota yang dalam beberapa tahun terakhir sering mengalami kemacetan. Dilansir dari Kedaulatan Rakyat, Yogyakarta menempati posisi keempat sebagai kota termacet di Indonesia pada tahun 2018.
Tingkat kemacetan di Yogyakarta mencapai 24 persen di luar jam sibuk dan naik menjadi 27 persen pada saat jam sibuk. Terdapat beberapa cara untuk mengatasi permasalahan tersebut, salah satunya dengan peningkatan kapasitas melalui pembangunan ruas jalan baru dan pelebaran jalan. Akan tetapi, pembangunan ruas jalan baru justru akan memicu pertumbuhan jumlah kendaraan pribadi. Hal ini selaras dengan teori induced demand, yaitu terjadinya peningkatan konsumsi akibat peningkatan suplai. Oleh karena itu, kemacetan akan semakin meningkat dan tidak terselesaikan.
Menurut Pakar Transportasi Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Dr. Ing. Ahmad Munawar, M.Sc., solusi utama untuk mengatasi kemacetan di Yogyakarta adalah perbaikan layanan transportasi publik. Salah satu transportasi publik yang menjadi andalan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) adalah Trans Jogja. Trans Jogja merupakan moda transportasi publik berbentuk bus rapid transit (BRT) yang pertama kali diluncurkan pada Maret 2008. Hingga saat ini, Trans Jogja melayani 18 trayek dengan jumlah total armada mencapai 129 bus.
Seiring berjalannya waktu, Trans Jogja tidak berkembang sesuai perencanaan awal. Tidak adanya jalur khusus untuk Trans Jogja menyebabkan Trans Jogja sering terjebak dalam kemacetan lalu lintas. Oleh karena itu, waktu perjalanan menjadi lebih lama serta jadwal kedatangan Trans Jogja menjadi tak menentu. Kedua hal tersebut membuat minat masyarakat terhadap Trans Jogja kian menurun.
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan DIY dan UGM pada 2019, waktu tunggu Trans Jogja berkisar antara 5 hingga 45 menit. Sebanyak 11,60% penumpang menunggu selama 5 menit; 57,99% selama 5-15 menit; 28,50% selama 15-30 menit; dan sisanya menunggu selama 30-45 menit.
Berdasarkan survei waktu perjalanan, 36% penumpang menilai waktu perjalanan Trans Jogja cepat, 50% menilai sedang, dan 14% lainnya menilai lambat. Oleh karena itu, diperlukan pengembangan moda transportasi publik perkotaan yang terintegrasi agar waktu perjalanan dan kedatangan menjadi lebih teratur.
Dalam rangka meningkatkan pelayanan transportasi publik perkotaan, Kementerian Perhubungan RI meluncurkan program Teman Bus di Yogyakarta pada 31 Desember 2020. Teman Bus merupakan akronim dari Transportasi Ekonomis, Murah, Aman, dan Nyaman. Teman Bus Jogja memiliki jangkauan rute yang lebih luas daripada Trans Jogja. Teman Bus melayani tiga koridor baru, yaitu Ngabean-Taman Kuliner Godean, Bandara Adisucipto-Terminal Pakem, dan Terminal Condong Catur-UGM-Terminal Pakem, dengan 44 armada bus. Oleh karena itu, headway atau waktu kedatangan armada akan lebih singkat, yaitu 5-10 menit.
Untuk mendukung kegiatan operasionalnya, Teman Bus dibekali dengan peralatan canggih berbasis internet of things (IoT) berupa sensor penghitung jumlah penumpang, reader kartu non-tunai, dan sensor alarm pengemudi untuk mendeteksi pelanggaran pengemudi. Selain itu, Teman Bus juga dilengkapi dengan aplikasi mobile untuk memudahkan penumpang dalam mendapatkan informasi rute, titik halte, dan jadwal keberangkatan bus. Sistem berbasis IoT yang dilengkapi dengan aplikasi mobile merupakan salah satu contoh implementasi konsep intelligent transportation system (ITS).
ITS merupakan hal yang penting untuk mendukung operasional BRT agar berjalan dengan baik dan memudahkan pencatatan data perjalanan untuk evaluasi kinerja BRT. ITS bertujuan untuk memastikan BRT selalu berada dalam jalurnya agar mencapai halte tujuan dengan tepat waktu. ITS menampilkan berbagai informasi secara real-time. Penumpang bisa membuat keputusan berdasarkan informasi-informasi yang telah disediakan sehingga tidak perlu tergesa-gesa ataupun takut ketinggalan BRT yang hendak dinaiki. Dengan keunggulan teknologi berbasis IoT yang dimiliki Teman Bus, pemerintah berharap lebih banyak penumpang yang akan beralih ke moda transportasi publik sehingga permasalahan kemacetan lalu lintas di Yogyakarta dapat teratasi.
Data dan tulisan oleh Candra Kusumasari WM
Gambar oleh Ammar Fadhil