Jakarta International Stadium (JIS) merupakan salah satu proyek megastruktur prestisius berskala internasional yang menempati lahan seluas 22 hektare di kawasan Jakarta Utara. Stadion yang akan menjadi kebanggaan warga Jakarta bahkan Indonesia ini mengikuti syarat stadion dunia berstandar Fédération Internationale de Football Association (FIFA).
Pembangunan JIS telah dimulai sejak Maret 2019 dan ditargetkan selesai pada Oktober 2021. Saat ini, kemajuan pembangunan JIS sudah mencapai 55,937 persen (data PT Jakarta Propertindo per 12 Mei 2021). Pemilik dari proyek JIS ini ialah PT Jakarta Propertindo (Jakpro) dan dibantu oleh pihak Kerjasama Operasi (KSO) pelaksana proyek, yaitu PT Wijaya Karya Gedung, PT Jaya Konstruksi, dan PT Pembangunan Perumahan.
Sebagai proyek megastruktur berskala global, JIS dibangun dengan memperhatikan setiap detail aspek yang berlaku dalam tatanan nilai standar internasional. Rancangan struktur, mulai dari fondasi hingga atap, dalam proyek ini tentunya menggunakan berbagai teknologi ketekniksipilan yang mutakhir. Mulai dari penggunaan fondasi pile cap, beton precast untuk tribun, hingga struktur atap buka-tutup atau retractable roof yang menggunakan sistem space frame.
Selain menggunakan teknologi yang mutakhir, JIS juga menyediakan berbagai fasilitas modern berkelas dunia yang tidak kalah menarik. Menurut Arry Wibowo selaku Project Manager JIS, alasan kuat pembangunan megastruktur ini adalah sebagai pusat kegiatan strategis yang bukan hanya mengakomodasi kegiatan olahraga, melainkan juga kegiatan komersial, edukasi, dan hiburan.
Fasilitas-fasilitas tersebut yaitu rumput stadion dan lapangan latih berjenis hybrid turf sesuai standar FIFA, lahan parkir luas dengan delapan ratus lot parkir mobil dan seratus lot parkir bus, atap buka-tutup, dua ratus tempat duduk khusus difabel, skyview deck, dan masih banyak lagi. Semua fasilitas yang tersedia dan teknologi yang digunakan dalam JIS merupakan manifestasi dari kata internasional pada nama JIS. Selain itu, JIS juga didukung dengan fasilitas transportasi publik yang memadai sesuai konsep pengembangan kawasan berorientasi transit (transit-oriented development).
Kapasitas yang dimiliki megastruktur JIS merupakan yang terbesar di Indonesia, yaitu sebesar 82.000 penonton. Bahkan kapasitas penonton tersebut lebih besar dibandingkan dengan stadion klub kelas dunia, seperti Real Madrid (81.044 penonton), Manchester United (76.000 penonton), dan AC Milan (75.293 penonton).
Selain itu, pembangunan JIS juga selaras dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) DKI Jakarta 2017-2022. Pembangunan JIS mengacu pada visi bahwa Jakarta merupakan kota maju, lestari, berbudaya dan juga melibatkan warganya dalam mewujudkan keberadaban, keadilan, dan kesejahteraan bagi sesama sehingga dapat mendorong semangat pengembangan urban regeneration. JIS nantinya diharapkan dapat menjadi katalis urban regeneration yang memiliki misi mencakup pembangunan manusia, kesejahteraan umum, integritas aparatur, pelestarian, dan simpul kemajuan.
Stadion dengan Atap Buka Tutup Pertama di Indonesia
Salah satu komponen yang paling menarik perhatian pada proyek JIS adalah bagian atap. JIS menjadi stadion modern pertama di Indonesia yang memiliki atap buka-tutup atau retractable roof. Komponen atap ini menjadi komponen dengan biaya paling besar, yakni hampir 25% dari total anggaran biaya atau sekitar satu triliun rupiah.
Atap buka-tutup ini didukung oleh tujuh mesin yang disebut rack and pinion pada masing-masing sisi atap sehingga total terdapat empat belas mesin. Mesin rack and pinion ini berfungsi sebagai pendorong utama struktur atap untuk melakukan buka dan tutup.
Rizky Fauzi selaku Construction Manager JIS mengatakan bahwa hanya diperlukan lima mesin untuk mendorong satu sisi struktur atap sehingga apabila terjadi kerusakan dua mesin, struktur atap masih bisa melakukan buka dan tutup. Untuk melakukan buka dan tutup, diperlukan waktu sekitar tiga puluh menit dan daya listrik kurang lebih satu megavolt sehingga kegiatan buka tutup ini tidak bisa dilakukan secara sembarangan.
Bangunan Ramah Lingkungan
Di sisi lain, proyek JIS sudah mengantongi sertifikat atau greenship tingkat platinum dari lembaga sertifikasi Green Building Council Indonesia (GBCI). Hal ini berarti bahwa JIS kini telah berpredikat sebagai bangunan ramah lingkungan atau green building.
Sejak awal perancangan pada fase basic design, JIS sudah mempertimbangkan kriteria green building. Enam kriteria tersebut antara lain tepat guna lahan, konservasi dan efisiensi energi, konservasi air, siklus dan sumber material, kesehatan dan kenyamanan dalam ruang, serta manajemen lingkungan bangunan.
Sebagai contoh, pada kriteria tepat guna lahan, JIS sudah memiliki konsep berkelanjutan karena pemilihan lahannya dekat dengan sarana maupun prasarana umum lainnya. Pada konservasi dan efisiensi energi, JIS sudah melakukan perhitungan Overall Thermal Transfer Value (OTTV) yang sesuai dengan standar.
Penggunaan material precast dan instalasi yang terjadwal serta sistematis pada JIS sudah memenuhi kriteria siklus dan sumber material. JIS juga menyediakan kolam retensi dan lahan terbuka hijau untuk menampung serta meresapkan air hujan sehingga air hujan dapat digunakan lagi dan tidak ada air yang melimpas di kawasan proyek (zero runoff). Bagian fasad stadion memiliki lubang-lubang untuk sirkulasi udara yang membuat kualitas udara pada sisi dalam stadion tetap terjaga dan nyaman.
Terletak di Jakarta Utara, tepatnya di Tanjung Priok, lokasi JIS berada di daerah yang rawan akan bencana banjir. Untuk mengantisipasi hal tersebut, pembangunan sudah didasarkan pada surat izin Peil Lantai Bangunan (PLB). Surat izin ini mengatur terkait ketinggian minimal lantai bangunan yang ditentukan berdasarkan lokasi bangunan tersebut dengan tujuan untuk mencegah air banjir meluap dan masuk ke dalam bangunan. Ketinggian lantai dasar harus terletak di atas level banjir daerah tersebut. Pemenuhan izin PLB merupakan salah satu langkah antisipasi untuk mencegah limpasan banjir masuk ke dalam area JIS.
Rumput Berstandar FIFA
Penggunaan rumput jenis hybrid turf di JIS merupakan yang pertama di Indonesia. Rumput hybrid merupakan perpaduan dari rumput alami dan rumput sintetis dengan komposisi 95% rumput alami dan 5% rumput sintetis. Rumput sintetis yang digunakan adalah jenis Limonta Mixto yang diimpor langsung dari produsen di Italia. Sementara itu, rumput alami menggunakan jenis Zoysia Matrella. Rumput hybrid ini digunakan di lapangan utama stadion ataupun lapangan latih.
Dalam proses pemasangan rumput, dilakukan uji coba terlebih dahulu. Uji coba dilakukan guna menyimulasikan penanaman rumput yang sebaiknya dipasang terlebih dahulu. Simulasi ini dilakukan untuk mengetahui metode pemasangan yang lebih cocok dan waktu pengerjaan yang lebih singkat. Berdasarkan simulasi yang dilakukan, metode yang lebih cocok diterapkan adalah penaburan benih rumput alami terlebih dahulu.
Namun, proses pemasangan rumput di stadion utama berbeda dengan di lapangan latih. Khusus untuk di lapangan utama, rumput alami sebelumnya sudah disemai, kemudian rumput tersebut digulung dan dihamparkan di lapangan. Metode ini digunakan untuk mempersingkat waktu pemasangan rumput.
Arry menjelaskan, penggunaan rumput hybrid berstandar FIFA ini bukan tanpa alasan. Rumput hybrid ini dapat digunakan hingga seribu jam pertandingan. Sebagai perbandingan, rumput alami umumnya hanya bisa digunakan selama tiga ratus jam pertandingan. Artinya, rumput hybrid ini memiliki ketahanan tiga kali lebih kuat dari rumput alami.
Selain itu, rumput hybrid memiliki resistensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan rumput alami sehingga warna rumput bisa tetap seragam. “Biasanya rumput di bagian dekat gawang atau daerah penalti sering gundul atau botak, dengan menggunakan rumput hybrid, warna rumput menjadi seragam dan kecerahan warna terjaga.” ujar Arry. Arry menambahkan, rumput hybrid memiliki daya serap air yang baik sehingga penggunaannya diharapkan dapat menjamin kualitas performa lapangan saat terjadi hujan.
Perawatan rumput hybrid kurang lebih mirip dengan rumput pada lapangan stadion lainnya, seperti pemangkasan rumput sesuai standar dan pemupukan secara rutin. Namun, ada yang unik dari perawatan rumput di JIS. Untuk mengurangi penggunaan pestisida, burung kaki bayam dimanfaatkan sebagai predator alami untuk memangsa hama maupun rumput pengganggu.
Fasilitas Transportasi yang Memadai
Salah satu syarat dari FIFA agar JIS memenuhi standar sebagai stadion bertaraf internasional adalah ketersediaan fasilitas transportasi umum guna mengangkut pengunjung menuju dan meninggalkan stadion. Oleh sebab itu, kawasan JIS akan terintegrasi dengan layanan moda transportasi publik seperti Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta, Light Rail Transit (LRT) Jakarta, Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line dan Transjakarta (BRT).
Adanya berbagai moda transportasi yang mengakomodasi mobilitas pengunjung tentu dapat memberikan kemudahan akses untuk mengunjungi JIS. Hal tersebut merupakan salah satu komponen dalam penerapan konsep pengembangan kawasan berorientasi transit di kawasan JIS. Nantinya, kawasan TOD akan terletak di sisi barat stadion (ramp barat) kurang lebih 250 meter dari stadion utama. Walaupun saat ini belum terdapat stasiun yang dekat dengan JIS, pemerintah berencana membangun suatu stasiun terpadu untuk mengintegrasikan jalur LRT, MRT, dan Transjakarta.
Problematika dan Harapan Berdirinya JIS
Sejak awal tahun 2020, Indonesia mengalami masa pandemi beserta cuaca ekstrem. Hal ini turut memengaruhi pembangunan JIS. Pembangunan JIS sempat mengalami perlambatan ritme pembangunan. Walaupun demikian, proyek JIS masih dapat bereksplorasi dengan mengoptimalkan material-material lokal dan memitigasi berbagai kemungkinan yang terjadi supaya pembangunan JIS tetap berjalan dengan lancar hingga tujuan akhir.
Menurut Arry, pembangunan JIS melibatkan total 2400 pekerja yang hampir semuanya merupakan tenaga kerja lokal dengan 20% tenaga kerja lokal tersebut berasal dari Jabodetabek. JIS bekerja sama dengan dinas tenaga kerja untuk memaksimalkan SDM yang ada dan meminimalkan penyebaran virus corona. Penerapan protokol kesehatan yang sangat ketat dilakukan pada kawasan pembangunan JIS untuk mencegah penyebaran virus corona.
Harapannya, megastruktur JIS dengan berbagai fasilitas pendukung berteknologi modernnya dapat mencapai target multi-purpose venue. Artinya, selain membuat para pecinta dan penonton sepakbola dapat menikmati atmosfer pada setiap laga pertandingan di stadion, stadion berstandar FIFA ini juga dapat menjadi panggung untuk konser musik, festival, pameran, kampanye pada tahun politik dan kegiatan besar lainnya. Bahkan, JIS diharapkan dapat mengundang banyak acara berskala internasional.
Pembangunan JIS ditargetkan rampung pada tahun 2021 sehingga dapat menjadi rekor dunia, yakni pembangunan stadion megah yang selesai hanya dalam kurun waktu 2 tahun. Dengan berbagai kemegahannya, JIS diharapkan dapat menjadi landmark kebanggaan warga Jakarta ataupun Indonesia sekaligus memperkenalkan aset masa depan bangsa Indonesia di panggung dunia.
Tim Liputan Clapeyron (Kansa, Dwitha, Bimo, Sultan)