Urgensi Donor Darah di Masa Pandemi

Angka kasus Covid-19 di Indonesia masih mengalami peningkatan meskipun vaksinasi sudah dilakukan. Salah satu opsi penyembuhan Covid-19 adalah dengan mentransfusikan darah dari orang yang pernah terpapar virus. Mereka diasumsikan sudah memiliki antibodi di dalam plasma darah sehingga transfusi plasma dapat membantu mempercepat aktivasi antibodi pasien.

Sayangnya, Covid-19 yang menular lewat droplets masih menjadi momok menakutkan bagi masyarakat sehingga jumlah pendonor darah di PMI saat ini berkurang. Sebagai contoh, di daerah Wonosobo, PMI hanya mendapatkan lima ribu kantong darah dalam satu tahun ketika pandemi, sedangkan biasanya PMI bisa mendapatkan sekitar 6.000-8.000 kantong dari para pendonor di masa normal. Padahal, transfusi baik untuk treatment penyembuhan secara cepat pasien Covid-19 maupun resipien donor darah biasa sangat dibutuhkan.

Kekurangan kantong darah bisa menjadi masalah serius bagi rumah sakit. Oleh sebab itu, muncul pemikiran bahwa golongan darah O negatif yang disebut sebagai donor universal bisa dijadikan solusi dalam keadaan darurat.

Golongan darah O memang bisa ditransfusikan pada golongan darah jenis apapun karena tidak memiliki antigen dalam eritrosit, meskipun plasma darahnya masih memproduksi antibodi terhadap antigen A maupun B. Namun, ketika melakukan transfusi darah, antigen tidak boleh bertemu dengan antibodi yang sama. Hal ini berarti antigen A tidak boleh bertemu dengan antibodi anti-A, begitu pula dengan golongan darah lainnya.

Kemungkinan terjadi penggumpalan darah akibat ketidakcocokan antara antigen dan antibodi ketika golongan darah O negatif didonorkan pada golongan darah lain akan terus ada. Bahkan, transfusi pada golongan darah dan rhesus yang sama masih memerlukan uji crossmatch untuk meminimalkan reaksi berbahaya yang mengancam kehidupan seseorang. Jadi, transfusi darah dari dan ke golongan darah yang sama perlu diutamakan.

Oleh karenanya, jangan lupa senantiasa mendonorkan darah agar dapat membantu orang-orang yang membutuhkan, ya!

Data dan tulisan oleh Choirunnisa Q
Gambar oleh Crysanda Faza