Beranda Rehat Seruan Serdadu Jalanan

Seruan Serdadu Jalanan

oleh Redaksi

Semburat surya melebur, menggurat cakrawala
Rembulan memandu, dua insan melepas rindu
Kasmaran mengalirkan jiwa bertukar rasa
Debur ombak mengiring raga mengayun padu
Angin semilir membisik kisah, kasih terukir

Kemilau intan zaman, memukau jiwa nan syahdu
Temaram, merpati mengawan menemani, runyam terbenam
Dicumbu madu khatulistiwa, dibelai rintik nirwana
Titis dewi mendekap usap berkat semesta
Kecup puspa abadi, semerbak menyelimuti negeri….

JDYAR! hingar bingar buyar…..
Letup knalpot berkumandang, menyerobot ketentraman….
Sekawanan jerebu menenggelamkan kapas biru….
Mentari berisik menilik pasi, menusuk pelupuk!
Sriwedari memekik! Sanubari terusik!

Terperanjat! Mengangkat seikat hayat….
Lirik bergidik… Dersik merintih pelik…
Asap sesak gelap, didesak asa tak bertuan
Memasung raungan relung insan di kesunyian
Memarut perut sengkarut, raut tersenyum kecut

Kubawa kaki menapaki jenggala kota
Dinding menyeringai benci, memasang tatapan hampa
Langit menjerit digigit bait hipokrit
Goresan kuas meranggas, disayat vandal begundal
Galeri dikangkangi babi berdasi mendefinisi seni

Birahi janji tak henti berpenetrasi!
Menyeruak bercak khalayak terdesak, menguliti negeri
Memperkosa asa tak kenal sengsara!
Menggerayang singgasana penguasa terus bergantian!
Menggeruduk paksa pintu bordil lelang jabatan

Heran mencecar gusar…. Genjrengan gitar kubakar!
Sudahilah Bajingan! Laparkah Tuan Puan?
Persembahan rakyat ditelan, alam rahmat disiakan
Demokrasi jemu kau ludahi janji delusi
Sampai kapan esensi tak kau pahami?

Apa akal nuranimu hanya berjejal pundi?
Hutang ditumpuk untuk memupuk kebiadaban
Generasi kau gadai, peradaban kau lecehkan
Liang lahat menyeret memutilasi biang keladi, takut?
Sudahi eksploitasi Ibu Pertiwi, beri Empu kendali!

Kemana Pemuda Pengejar Fajar?
Tuntutan zaman mematri kaki mengakar gentar
Prestasi berbaris berdiri necis membumbui berkas
Dijejali dopamin, prihatin dimabukkan kefanaan
Ia Berjingkrak! Lupa Pundak Sedang Diinjak!

Andaikan meneror pikiran! Mengekor tiap tepian!
Lidah kelu, tubuh membeku, wajah membiru
Anak Cucu ditumbal geming masa lalu
Tuhan bergeleng, pertanda dianggap enteng
Wajah-Nya berpaling, sesal mengakar kekal

Kendi Bani Adam melolong lorong kosong
Malapetaka berkuasa menerjang menghunjam atma
Mengobrak-abrik Kedigdayaan Menyisakan Nestapa!
Gagak berarak mengintai bangkai bak anai-anai
Takdirmu porak poranda, kenapa Kau tak geram?

Percikan Api Revolusi Teruslah Bersemi Menjalari!
Secangkir lilin bertakbir, martir menyuratkan angin
Selangkah Topan Pergerakan, Merekah Mendobrak Pembaharuan!
Bermigrasi menyatu mendahului bom waktu
Atau Mati Kutu Diperbudak Penjajah Baru!

Darah Jangan Tumpah, Meraih Kemerdekaan Haruslah!
Mampukah mata air memadamkan rantai setan?
Menapaki neraka masa, menyeru selirih dawai asa
Walaupun nada dikoyak, abadi asa berdetak
Kuselempangkan senapan penghidupan, menggemakan jalan perjuangan

Yogyakarta, 10 Oktober 2021
Taufan Rosyadi Yusuf

Artikel Terkait