Jumat (18/11), Kompetisi Bangunan Gedung Indonesia (KBGI) XIII kembali digelar di Jakarta dengan Universitas Tarumanagara sebagai tuan rumah event tahunan tersebut. Hanya saja, kehadiran KBGI tahun ini tidak digelar berbareng dengan Kompetisi Jembatan Indonesia (KJI) seperti tahun-tahun sebelumnya.
Clapeyron berkesempatan untuk mewawancarai Rizal Alfian, Koordinator Kerja Sama Balai Pengembangan Talenta Indonesia (BPTI) untuk KBGI. Beliau menjelaskan bahwa dipisahnya KBGI dan KJI dikarenakan bagaimana faktor kolaborasi pelaksanaan event terjadi, maksudnya apabila mitra universitas berkenan menyelenggarakan dua event bergengsi tersebut, maka KBGI dan KJI akan dilaksanakan serentak, tetapi apabila dirasa keberatan event dapat digelar secara terpisah.
Rizal juga menambahkan bahwa apabila pelaksanaannya dipisah, beban yang ditanggung oleh universitas tuan rumah menjadi lebih ringan. Selain itu, pada tahun ini, ada dua mitra universitas yang mau menjadi penyelenggara KBGI dan KJI itu sendiri. Terakhir, Rizal juga menyampaikan:
“Untuk tahun-tahun selanjutnya tidak menutup kemungkinan bahwa pelaksanaan KBGI dan KJI akan digelar hanya pada satu universitas dan untuk tahun ini kenapa dipisah hanya karena faktor itu saja.”
-Rizal, Koordinator Kerja Sama BPTI untuk KBGI
Pembukaan KBGI yang dilaksanakan di Auditorium Lantai 8 Gedung M, Kampus I, Universitas Tarumanagara berlangsung meriah. Pada awal acara, hadirin dimanjakan matanya dengan penampilan Tari Kembang Kipas yang menjadi salah satu tarian khas dari suku Betawi oleh Tim Tari Universitas Tarumanagara.
Setelah ada beberapa kali sambutan dan penyerahan piala bergilir dari Politeknik Negeri Jakarta kepada perwakilan BPTI, KBGI resmi dibuka secara simbolis oleh Rektor Universitas Tarumanagara, Ketua Yayasan Tarumanagara, serta perwakilan dari LDDIKTI 3 dan BPTI. Pembukaan kali ini dilakukan dengan unik, yaitu secara digital dengan meletakkan telapak tangan pada layar yang ada di panggung.
Pada tahun ini, KBGI mengangkat tema “Bangunan Gedung Tahan Gempa Berinovasi Material untuk Pengembangan Metropolitan Menyongsong Era Pasca Pandemi” dengan dua kategori lomba di dalamnya, yaitu “Model Bangunan Gedung 8 Lantai dari Material Baja” dan “Model Bangunan Gedung 8 Lantai dari Material Beton Pracetak”.
Sebanyak 16 tim lolos menjadi finalis dengan masing-masing 8 tim pada tiap kategori lomba. Enam belas tim tersebut terseleksi dari 164 tim yang lolos tahap seleksi administrasi. Salah satu dari 16 tim tersebut adalah perwakilan dari Universitas Gadjah Mada yang diwakili oleh Benedictus Valerian Pradipta dan Julio Dwi Pangestu, serta Bapak Angga Fajar Setiawan sebagai pendamping yang mengikuti lomba kategori Material Baja.
KBGI akan diselenggarakan selama 4 hari dari tanggal 17 sampai tanggal 20 November di dua lokasi, yaitu pada Kampus I untuk pembukaan dan penutupan, serta Kampus II untuk pelaksanaan lomba itu sendiri.
Mengingat akan dilaksanakan selama beberapa hari dan akan menimbulkan kerumunan, serta melambungnya kasus Covid-19 belakangan ini, sebenarnya Universitas Tarumanagara telah menerapkan protokol kesehatan yang tinggi dengan selalu meminta peserta untuk mengakses PeduliLindungi ketika masuk ke dalam area kampus dan adanya persyaratan hasil negatif pada rapid test Antigen bagi peserta dan tim official.
Tulisan oleh Taufik Rosyidi
Data oleh Salsabila Salma Wijaya
Dokumentasi oleh Hanif Albaihaqi
Tim Liputan Clapeyron (Taufik, Salsabila, Hanif)