Harmoni Inklusi 2022, Wadah Aspirasi dan Talenta Difabel 

See: My Harmoni adalah acara puncak dari Harmoni Inklusi 2022 setelah sebelumnya didahului oleh empat pre-event, yaitu See: My POV, See: My Info, See: Fine Stories, dan See: My Talent. Harmoni Inklusi sendiri adalah acara tahunan yang diadakan oleh UKM Peduli Difabel dalam rangka menyambut Hari Disabilitas Internasional setiap tanggal 3 Desember. Tahun ini, Harmoni Inklusi, See: My Harmoni diadakan secara luring di Selasar Balairung UGM pada Sabtu, 3 Desember 2022. 

Dalam rangkaian acara See: My Harmoni, ada dua sesi talk show dan penampilan dari berbagai komunitas. Harmoni Inklusi juga dirancang agar ramah disabilitas dengan menyediakan juru bahasa isyarat (JBI) selama acara berlangsung. Tidak hanya talk show dan pertunjukan, Harmoni Inklusi juga menyediakan pameran seni yang dibuat oleh Jogja Disability Arts. 

Selain untuk merayakan Hari Disabilitas Internasional, Harmoni Inklusi juga diadakan sebagai tempat untuk berbagi perspektif baik terhadap penyandang disabilitas bahwa mereka setara dan berhak diperlakukan sama seperti manusia pada umumnya. 

“Hari ini bukan milik kita, panitia, melainkan milik teman-teman difabel. Harmoni Inklusi hari ini diharapkan dapat menjadi tempat penyaluran bakat sekaligus tempat sharing bagi teman-teman difabel dan nondifabel agar lebih memahami satu sama lain,” ujar Vania Ashley selaku Ketua Panitia Harmoni Inklusi 2022.

Acara dimulai pada pukul 10.00 WIB dengan sambutan dari ketua panitia Harmoni Inklusi, ketua UKM Peduli Difabel, pengurus UKM Peduli Difabel, dan perwakilan Direktorat Kemahasiswaan. Setelah itu, acara langsung dimulai dengan sesi talk show pertama yang dimoderatori oleh Ibu Pradytia Putri Pertiwi dari Psikologi UGM. 

Talk show pertama mengangkat tema “The Importance of Increasing Awareness to Realize Our Potential” dengan narasumber yang sangat inspiratif, yaitu Ibu Ndaru Patma Putri. Ibu Ndaru adalah seorang atlet tenis lapangan kursi roda yang berasal dari Bantul, DIY. Beliau merupakan seorang difabel daksa paraplegia sejak tahun 2006 karena menjadi korban akibat gempa Yogyakarta pada tahun yang sama. Ibu Ndaru menceritakan kisahnya untuk bangkit dan menerima keadaan hingga menemukan potensi dirinya sebagai seorang atlet. Ibu Ndaru aktif bertanding sejak 2012 dan kemudian berlaga di 24 pertandingan termasuk Internasional ASEAN Para Games 2022. 

Untuk menjaga semangat peserta, ada penampilan dari Ibu Endang Sundayani yang merupakan seorang tuna daksa sekaligus seorang penyanyi andal. Ibu Endang membawakan tiga lagu yang salah satunya bahkan diiringi oleh permainan gitar beliau sendiri. Saat itu, tercipta suasana meriah karena semua orang bernyanyi bersama. Bahkan, tiga sampai empat orang panitia ikut menari bersama di belakang kursi penonton untuk membuat suasana semakin hidup. 

Selanjutnya, acara talk show kedua dilaksanakan dengan narasumber Bapak Kikin Tarigan selaku Komisioner Komisi Nasional Disabilitas RI. Komnas Disabilitas adalah lembaga yang bertugas untuk memantau, mengevaluasi, dan mengadvokasi penghormatan, pemenuhan, dan perlindungan hak disabilitas yang diresmikan oleh Presiden RI pada 30 November 2021 lalu. Dalam kesempatan ini, Bapak Kikin menyampaikan harapannya agar setidaknya setiap mahasiswa yang menjadi calon pemimpin masa depan memiliki pengertian dan pemahaman baik tentang disabilitas. 

“Pemimpin dan orang tua yang paham tentang disabilitas akan mengajarkan mindset yang baik pula tentang disabilitas nantinya. Harapan saya, jika kalian (mahasiswa) memimpin nantinya, perilaku diskriminasi, perasan asing, dan ketakutan yang dialami penyandang disabilitas tidak terjadi lagi. Dan semua perubahan itu, dapat dimulai dari kampus,” tambah Pak Kikin. Sesi talk show kedua diakhiri dengan sesi tanya jawab dan diskusi antara Pak Kikin dengan beberapa orang tua ataupun penyandang disabilitas yang menyampaikan aspirasinya.

Sesi berikutnya diisi oleh teman-teman Gerkatin atau Gerakan untuk Kesejahteraan Tuli Indonesia Kabupaten Sleman yang akan mengajarkan Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO) kepada seluruh peserta Harmoni Inklusi. Seluruh peserta dibagi menjadi empat kelompok yang akan mendatangi empat pos secara bergantian. Peserta belajar tentang salam dan sapa di pos pertama, benda-benda sekitar di pos kedua, kata kerja di pos ketiga, dan menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan bahasa isyarat di pos keempat. 

Proses belajar dan sharing berlangsung aktif dan interaktif antara peserta dan teman-teman Gerkatin. Seakan-akan secara alami, peserta mampu menemukan cara berkomunikasinya sendiri dengan teman-teman Gerkatin yang merupakan tuna rungu menggunakan gestur tubuh dan mimik wajah. Panitia juga dengan sigap membantu menerjemahkan bahasa isyarat agar proses belajar dapat berlangsung dengan lancar. 

Sebagai penutup, ada pertunjukan tari yang dibawakan oleh Omah Sindhen dan Komunitas IKPMJ. Sampai akhir pun, Harmoni Inklusi selalu menghadirkan tokoh-tokoh yang sangat inspiratif, baik pembicara maupun penampilnya. Acara kemudian ditutup dengan penyerahan sertifikat kepada seluruh tamu dan foto bersama dengan seluruh peserta. 

Baik panitia, tamu undangan, dan peserta, semuanya memiliki harapan yang besar setelah Harmoni Inklusi ini berakhir. Acara ini diharapkan untuk berjalan secara kontinu dan terus menginspirasi teman-teman difabel di seluruh Indonesia. 

“Saya berharap setelah diadakannya acara ini, terutama di lingkungan UGM, kesadaran mengenai disabilitas, kesetaraan dengan sesama, dan perhatian terhadap suara dan aspirasi teman-teman difabel dapat terwujud,” ungkap Irsyad, seorang tuna netra, mahasiswa Fisipol 2020.

Tulisan oleh Nur Zakia Ahmat

Gambar oleh Nada Gitalia