Wika Beberkan Kiat Berkarir Bagus hingga Co-Working Space baru

Acara WIKA Goes to Campus merupakan satu dari rangkaian acara perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) WIKA ke-63. Ada beraneka acara dalam rangka HUT WIKA ke-63, mulai dari kegiatan sosial hingga olahraga, termasuk WIKA Goes to Campus. Acara yang dihadiri 240 ini diharapkan mampu menambah pengetahuan baru bagi mahasiswa yang hadir. Acara ini diadakan di Auditorium Smart Green Learning Center (SGLC) Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada pada Rabu (01/03). Dalam tajuk Kompetensi Ketekniksipilan di Dunia Konstruksi, WIKA Goes to Campus menghadiri tujuh universitas yang ada di Indonesia, salah satunya adalah Universitas Gadjah Mada.

WIKA Goes to Campus secara langsung menghadirkan Direktur Utama PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Agung Budi Waskito. Secara blak-blakan, Agung mengungkapkan persaingan di dunia ketekniksipilan semakin sengit, tidak seperti yang terjadi pada zamannya. Apalagi, setelah covid-19 banyak perusahaan terdampak secara langsung sehingga dalam beberapa kurun waktu tertentu, perusahaan melakukan zero group employee. Istilah zero group employee merujuk pada keadaan perusahaan tidak menerima karyawan baru. Dalam keadaan itu, keberadaan lulusan teknik sipil lebih banyak daripada yang dibutuhkan.

WIKA sebagai perusahaan multinasional telah berpartisipasi dalam banyak pembangunan, baik Indonesia maupun di kancah internasional. Pada pembangunan perkeretaapian, WIKA berpartisipasi dalam pembangunan APMS Kereta Bandara Soekarno-Hatta (Kalayang Bandara Soekarno-Hatta). Pada pembangunan G20, WIKA mendukung revitalisasi Bandara Halim Perdanakusuma. Pada pembangunan pelabuhan, WIKA turut andil dalam pembangunan Terminal Kijing Pontianak, pelabuhan internasional terbesar di Kalimantan yang mampu menampung kapal besar bermuatan hingga 100.000 DWT. WIKA juga berkontribusi dalam pembangunan transportasi, seperti Jalan Tol Balikpapan dan Jalan Tol Serang—Panimbang. Tak ketinggalan pula, ekspansi WIKA dalam proyek luar negeri East-West Motorway, Aljazair.

Dalam kuliah umumnya, Agung membeberkan tantangan terbesar saat bekerja sebagai kontraktor. Tantangan terbesar pertama adalah saat pembangunan pondasi. Saking krusialnya, biaya pemancangan pondasi bisa naik dua kali lipat dibanding saat perencanaan.

“Jadi, teman-teman kalau belajar harus serius. Kalau bangunan dengan bagian atasnya, gampang memperbaikinya. Kalau bagian bawahnya (pondasi) rusak, pembangunan harus dimulai dari awal,” tegas Agung. 

Tantangan selanjutnya adalah pembebasan lahan. Pembebasan lahan terkadang membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan saat pembangunan infrastruktur itu sendiri. Sebagai contoh, Jalan Tol Jogja—Solo menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk melakukan pembebasan lahan dibandingkan saat proses pembangunan jalan tol.  

Kendati demikian, Agung lalu melanjutkan cara agar sukses di dunia kerja. Pertama, memiliki kemampuan bahasa Inggris dan bahasa asing lainnya. Kedua, minat dan bakat yang sesuai agar menambah motivasi berkarir. Ketiga, mempersiapkan psikotes dan memperbanyak latihan untuk tes masuk perusahaan. Keempat, harus berani berargumentasi dan menyampaikan pendapat. Kelima, berupaya untuk bergabung dengan perusahaan besar. Keenam, membekali diri untuk bersiap untuk menjadi wirausaha. Terakhir, Agung menyimpulkan bahwa perusahaan membutuhkan orang yang pintar, dapat bekerja sama, memiliki leadership, networking, dan pengabdian luar biasa.

Selaras dengan itu, dalam sambutannya, Wakil Dekan Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan Dr. Ir. Sugeng Sapto Surjono, S.T., M.T., IPU, ASEAN menilai bahwa WIKA dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa. Dalam hal ini, ketekunan dan keteladanan dalam satu kerja dapat mencapai satu puncak prestasi. Sugeng juga menyebut bahwa Gedung SGLC pun merupakan hasil kerja dari PT Wijaya Karya.

WIKA Goes to Campus menargetkan mahasiswa sebagai sasaran utama. Kegiatan ini diharapkan dapat membawa wawasan baru bagi mahasiswa sebagai pedoman dalam mempersiapkan dunia kerja. Pengetahuan praktis yang jarang didapatkan saat di kelas. 

Senior Manager Corporate Government and Social and Search Development WIKA Farid Nur Aidy mengungkapkan bahwa cukup sulit untuk mengadakan acara tersebut. Pihak yang terlibat dalam kegiatan ini adalah pihak WIKA yang sedang mengerjakan proyek di sekitar Yogyakarta dan pihak universitas yang melobi mahasiswa. Karenanya, cukup sulit untuk menentukan waktu yang pas. 

Antusias mahasiswa tidak luput dari kegiatan WIKA Goes to Campus. Mulai dari banyaknya mahasiswa yang bertanya hingga riuhnya acara saat kuis melalui Kahoot. Para mahasiswa merasakan ketegangan mengisi kuis sembari melihat ranking sementara.

Sebagai ungkapan terima kasih, UGM diwakili oleh Prof. Ir. Suryo Hapsoro Tri Utomo, Ph.D., Guru Besar Teknik Sipil UGM sekaligus Komisaris Independen PT WIKA (Persero) Tbk. memberikan cenderamata kepada pihak WIKA di awal acara. Selain itu, PT WIKA (Persero) Tbk. sendiri akan memberikan co-working space baru di Lantai 7 Gedung SGLC untuk digunakan oleh mahasiswa di Universitas Gadjah Mada. 

“Kami (PT Wijaya Karya) berencana membangun co-work space sudah melihat di lantai 7. Informasinya lantai 7 untuk kontraktor-kontraktor. Sehingga mahasiswa akan melihat secara praktis (langsung),” terang Farid saat ditanyai mengenai co-working space. 

“Waktunya mudah-mudahan dalam waktu dekat,” lanjut Farid saat ditanya kapan proyek akan dimulai.

Terakhir, Farid berterima kasih atas kesuksesan kolaborasi antara Universitas Gadjah Mada dan PT WIKA Tbk sebagai industri konstruksi. Kolaborasi seperti ini diharapkan dapat ditingkatkan lagi di masa depan sehingga bermanfaat bagi banyak orang.

Ditulis oleh Jannatul Qolbi A. S.
Data oleh Salwa Ula Khoirunisa
Dokumentasi oleh Maruta Bagas Dwingga Seta