Mengenal Coping stress
Menurut Folkman (Mashudi, 2012), istilah stres berarti gangguan pada tubuh dan pikiran yang disebabkan oleh perubahan lingkungan dan tuntutan kehidupan. Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan suatu strategi yang disebut coping stress.
Coping berasal dari bahasa Inggris, yaitu “cope” yang memiliki arti menanggulangi atau mengatasi suatu hal yang sulit dengan baik (Oxford Dictionary, 2008). Oleh karena itu, coping stress dapat diartikan sebagai upaya pengelolaan kognitif dan perilaku pada individu dalam menghadapi suatu kondisi yang menekan dan melampaui batas kemampuan individu tersebut.
Bentuk Coping Stress
Lazarus (Folkman, 2013) mengemukakan bentuk coping stress terdapat dua macam,
- Berorientasi pada masalah (problem-focused coping strategies)
Strategi yang berfokus pada penyelesaian masalah dengan melakukan sesuatu yang konstruktif untuk mengubah dan mengatasi keadaan yang dapat membuat tertekan.
“Ketika stres berusaha untuk menyelesaikan masalah atau penyebabnya.”
- Berorientasi pada emosi (emotional-focused coping strategies)
Dengan cara mengelola respon emosional yang muncul ketika menghadapi keadaan yang menimbulkan stres (Dyson & Renk, 2006).
“Mengurangi stres dengan cara mengalihkan perhatian dari sumber masalah, bertujuan untuk menenangkan diri sebelum melakukan problem-focused coping.”
Nah, Emotional-focused coping inilah yang berkaitan erat dengan bentuk Self reward, Me time, dan self healing mayoritas mindset kekinian.
Salah Kaprah Mengenai Self Reward
Self reward merupakan bentuk menghargai diri ketika mencapai batas standar tertentu (goals). Self reward yang baik adalah ketika hal itu menguatkan perilaku baik dalam diri kita.
Permasalahan yang sering terjadi adalah saat mayoritas dari kita menjadikan self reward sebagai coping stress ketika lelah atau stress merasa harus memberikan diri “self reward” yang efeknya membuat performa menjadi buruk, merasa bersalah, atau mengalami impulsive buying.
“Self Reward BUKAN merupakan Coping Stress.”
Cara self reward pada tiap individu berbeda, tidak ada cara yang salah selagi tiap individu memiliki pengendalian diri. Ini dapat dilakukan dengan mengendalikan tindakan, mempertimbangkan konsekuensi, fokus pada tujuan, dan menetapkan prioritas.
Harus Me Time, Harus Juga Ingat Waktu
Menurut Dr. Almuth “Mc Dowall (University Of Birkbeck), me time tidak hanya meningkatkan kesehatan psikologis, tetapi juga dapat membuat seseorang menjadi lebih aktif dalam segala hal.
Me time harus efektif dan berkualitas. Menurut Peneliti Harvard Medical School Dr. Beth Frates, waktu me time yang ideal berkisar antara 30 menit sampai 24 jam jika memungkinkan.
Namun, ada banyak yang keliru mengartikan me time bersembunyi di balik kata me time, banyak orang yang menggunakan topeng tersebut untuk bermalas-malasan.
Healing Bukan Berarti Hilang
Self-healing adalah suatu upaya yang dilakukan oleh individu untuk menyembuhkan dirinya sendiri dengan mengeluarkan perasaan dan emosi yang terpendam di dalam tubuh. Hal ini bisa dilakukan dengan berbagai cara, tetapi yang perlu ditekankan adalah:
- Berfokus pada penyembuhan diri, bukan lari atau melakukan aktivitas untuk menghindari sumber permasalahan
- Dilakukan setiap saat, bukan hanya mencari tempat memanjakan diri semata
- Proses yang dilakukan seumur hidup, bukan usai setelah proses dilakukan satu kali
- Dilakukan dengan cara paling sesuai, bukan mengikuti trend atau paksaan
- Berfokus pada penyembuhan diri, bukan lari atau melakukan aktivitas untuk menghindari sumber permasalahan
- Dilakukan setiap saat, bukan hanya mencari tempat memanjakan diri semata
- Proses yang dilakukan seumur hidup, bukan usai setelah proses dilakukan satu kali
- Dilakukan dengan cara paling sesuai, bukan mengikuti trend atau paksaan
You are worthy of a good life
Let go of stress.
Breathe. Stay positive.
Data dan Tulisan oleh Wafa Nisrina Salsabila
Ilustrasi oleh Hanif Albaihaqi