Jembatan Kaca Seruni Point: Menikmati Keindahan dari Tantangan Keteknikan

Perhatian pemerintah terhadap sektor pariwisata semakin besar dalam beberapa tahun terakhir. Proyek strategis nasional berupa sepuluh Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) menjadi sorotan masyarakat karena pembangunannya yang masif di berbagai wilayah Indonesia. Dari sepuluh kawasan, pemerintah memilih lima KSPN sebagai destinasi super prioritas. Melalui program ini, pemerintah hendak membangun area wisata kelas dunia di berbagai daerah demi mendongkrak citra pariwisata Indonesia. 

Sektor pariwisata memang menjadi salah satu penggerak ekonomi masyarakat. Kontribusinya terbukti dari produk domestik bruto (PDB) yang terus meningkat. PDB sektor pariwisata pada tahun 2021 bernilai 0,52 miliar dolar AS atau 2,4 persen dari total PDB pada tahun 2021 dan meningkat menjadi 4,6 miliar dolar AS atau 3,6 persen dari total PDB pada tahun 2022.

Salah satu KSPN yang menarik perhatian masyarakat beberapa waktu terakhir adalah KSPN Bromo-Tengger-Semeru. Perhatian masyarakat tertuju pada realisasi struktur unik berupa jembatan kaca. Tidak hanya sekadar menawarkan panorama Gunung Bromo, Batok, dan Semeru yang eksotis, jembatan ini juga menyuguhkan keindahan tersendiri dari segi engineering berupa struktur yang terbuat dari kaca.

Gambar Pemandangan dan Jembatannya

Proyek jembatan kaca merupakan bagian dari penataan kawasan pariwisata Bromo-Tengger-Semeru, utamanya Kawasan Seruni Point. Penataan Seruni Point dilakukan mulai dari pembangunan area parkir, area komersial, hingga amphitheater untuk mendukung kegiatan seni dan budaya lokal. 

“Pembangunan infrastruktur pada setiap KSPN direncanakan secara terpadu baik penataan kawasan, jalan, penyediaan air baku dan air bersih, pengelolaan sampah, sanitasi, maupun perbaikan hunian penduduk melalui sebuah rencana induk pembangunan infrastruktur,” jelas Menteri Basuki. 

Pembangunan struktur ikonik ini melibatkan banyak pihak. Pemerintah Kabupaten Probolinggo berperan sebagai penyedia lahan untuk kaki jembatan. Kemudian, penyediaan infrastruktur dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR). Oleh karena jembatan ini menyeberangi kawasan Taman Nasional Bromo-Tengger-Semeru, dilakukan koordinasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KemenLHK) untuk memastikan keberlangsungan ekosistem tidak terganggu. 

Rekayasa Engineering yang Kreatif

Jembatan kaca di Seruni Point bertipe suspended-cable atau jembatan gantung. Jembatan kaca ini diklaim sebagai yang pertama di Indonesia dan dirancang oleh anak bangsa. Lokasi jembatan yang berada di atas jurang sedalam 80 meter menjadi tantangan tersendiri bagi para insinyur dalam merumuskan metode pelaksanaan yang aman dan efektif.

Berdasarkan spesifikasi, jembatan kaca ini memiliki panjang 120 meter dengan lebar ‘hanya’ 1,8 meter pada bentang utama serta 3 meter pada bagian pinggir dan tengah jembatan. Alasan perbedaan lebar disesuaikan dengan prediksi kondisi wisatawan saat berkunjung. Bagian ujung-ujung jembatan dibuat lebih lebar untuk menampung jumlah orang yang bisa masuk dan keluar lebih banyak. Selain itu, bagian tengah dibuat lebih lebar juga dimaksudkan untuk mengakomodasi wisatawan yang hendak menikmati panorama persis di tengah bentang jembatan. 

Penggunaan material kaca pada bagian struktural jembatan turut menambah tantangan para insinyur. Struktur lantai atau dek jembatan terdiri dari beberapa lapis material kaca yang direkatkan dengan lapisan laminasi yang menghasilkan total tebal 25,55 mm. Tebal tersebut tentu cukup besar secara kenampakan serta mampu memberikan kekuatan dan kekakuan. Kaca sebagai material dek jembatan dibagi menjadi segmen-segmen yang lebih kecil dan menumpu pada gelagar baja.  

Jika lantai jembatan menggunakan kaca sebagai material, rangka jembatan ini menggunakan baja sebagai material utamanya. Kabel penggantung utama jembatan menggunakan pilinan kawat baja yang diangkur pada ujung-ujung jembatan. Beban pada lantai jembatan pertama-tama disalurkan ke gelagar jembatan yang akan ditahan oleh hanger dari kawat baja (vertikal). Hanger kemudian akan ditahan oleh pilinan kawat baja (horizontal) yang memanjang dari ujung-ujung jembatan yang diangkur ke sebuah blok beton. 

Secara sederhana, jembatan gantung menyalurkan tegangan-tegangan yang terjadi akibat pembebanan melalui tali penggantung (suspended). Tegangan pada pilinan kawat baja kemudian ditahan oleh angkur. Untuk menjamin ketahanan material baja pada jembatan dari serangan karat, digunakan proteksi ganda berupa penggunaan baja galvanis serta lapisan cat epoxy. 

Pengujian telah dilakukan oleh Kementerian PUPR melalui Balai Geoteknik Terowongan dan Struktur (BGTS). Pengujian berupa pembebanan langsung (loading test) pada jembatan menggunakan karung berisi pasir yang merepresentasikan beban orang dewasa. Karung pasir seberat 70 kg diletakkan sepanjang lantai jembatan dengan jarak masing-masing 75 cm. Total beban yang terjadi adalah 7 ton—setara dengan seratus orang dewasa. Meski begitu, beban yang diuji sebenarnya hanya 10% dari desain rencana. 

Pengujian juga dibagi dalam beberapa tahapan, mulai dari berat beban 0%, 50%, dan terakhir 100%. Selanjutnya, pengujian dilakukan dengan mengurangi berat beban secara bertahap mulai dari 100%, 50%, dan 0%. “Selain mengukur besar displacement, pengujian juga dilakukan untuk mengukur performa kabel dan batang baja jembatan, frekuensi struktur, dan regangan jembatan,” ujar Fahmi Aldiamar, Kepala BGTS KemenPUPR. 

Pengujian pada kekuatan kaca juga telah dilakukan di laboratorium milik BGTS di Bandung dan menunjukkan bahwa kaca laminated tempered yang digunakan memiliki kekuatan dan daya tahan yang baik. Sebagai informasi, karena kaca yang dipakai berjenis tempered, kaca tidak akan langsung pecah berkeping-keping (ambyar) ketika terjadi kerusakan. Kaca akan membentuk pecahan berbentuk kubus-kubus kaca yang masih menempel satu sama lain. 

Pengoperasian Jembatan

Keselamatan para pengunjung saat melintas di atas dek kaca jembatan juga perlu menjadi perhatian penting, selain dari kekuatan jembatan.  Beberapa waktu lalu, sekitar pertengahan bulan Februari, Gubernur Jawa Timur Khofifah melakukan kunjungan ke jembatan ini. Peristiwa kurang mengenakkan terjadi ketika mendadak ada salah satu anggota rombongan yang terpeleset jatuh dan tubuhnya menubruk Khofifah. Hal itu membuat sang gubernur ikut terjatuh. 

Walaupun demikian, sebenarnya sudah ada standar mengenai operasional jembatan ini. Juru Bicara Kementerian PUPR Endra S Atmawidjaja menyatakan bahwa saat kondisi basah, jembatan akan ditutup sementara, misalnya saat hujan. Jembatan juga akan dibersihkan dan dikeringkan sebelum kembali dibuka. Endra mengimbau agar para pengunjung jembatan kaca menggunakan alas kaki yang tidak licin untuk mencegah kejadian terpeleset. 

Harapan kita semua, dengan adanya jembatan kaca yang dibangun pemerintah di kawasan wisata, akan memberikan referensi sekaligus replikasi jembatan kaca baru lainya. Jembatan yang dibangun tentu tidak hanya sekadar menjadi jembatan. Jembatan dengan rekayasa engineering yang kreatif juga artistik tentu mampu menarik masyarakat dan meningkatkan daya tarik suatu kawasan wisata. Pada akhirnya, hal ini akan menggerakkan roda ekonomi masyarakat setempat sekaligus meningkatkan kesadaran akan indahnya alam nusantara. 

Data oleh Saiful Wasiim Maisaan
Tulisan Oleh Filipus Alfiandika Nugrahadi
Ilustrasi Oleh Deva Setya Ajeng Kartika