
Keberlangsungan rangkaian acara Dies Natalis Mesin UGM ke-64 berlanjut pada Sabtu (28/10) kemarin. Kali ini, Seminar “Professional Career Studium Generale Series” memasuki babak baru dengan pemilihan subtema dari konsentrasi bidang ilmu berbeda. “Financial Services: Careers in the Digital Age”dipilih menjadi subtema acara yang diisi oleh panelis-panelis berbakat di bidangnya.

N. Hasto Kristiyono, Co-Founder & Commissioner PT Varsha Zamindo Laksana berbagi cerita terkait pilihan karir mahasiswa teknik mesin setelah meraih gelar sarjana. Bidang pendidikan (research), government policy, dan business atau value creation merupakan salah tiga dari career path yang dipilih oleh sarjana muda teknik mesin. Perusahaan rintisannya, PT Varsha Zamindo Laksana, menjadi momok bagaimana mechanical engineer dapat berpartisipasi pada bidang finance yang mendukung proyek-proyek infrastruktur air di Indonesia.
“Adakah karir terbaik yang harus dipilih oleh mahasiswa teknik mesin? Jawabannya, tidak. No ‘one best path for all’ semuanya memiliki jalur masing-masing dan berhak untuk melaluinya sesuai life purpose dan long term goal,” tutur Hasto.
Hasto membawa audiens untuk melihat alur karir profesional melalui Kiyosaki’s Cashflow Quadrant. Awalnya, seseorang akan memilih untuk dipekerjakan menjadi pegawai (employees), kemudian naik satu tingkat menjadi self employed, yaitu kondisi ketika seseorang tidak ingin untuk dipekerjakan dan hanya bekerja untuk diri sendiri. Selanjutnya, tingkat karir profesional menjadi seorang pebisnis harus memiliki usaha dan produk atau jasa yang ditawarkan dan terakhir seorang investor yaitu ketika uang yang bekerja untuk dirinya sendiri. Bukan dalam waktu yang singkat, tetapi Hasto melewati seluruh fase karir tersebut dalam kurun waktu 30 tahun hingga mencapai tingkat investor.
“Finance is the language of business, when you would like to be part of the business community, make sure you can speak the language of finance,” papar Hasto.
Bahasa keuangan termasuk di dalamnya paham terkait bagaimana uang dapat bekerja pada suatu perusahaan. Tahap awal dimulai ketika financing cash flow atau adanya pendanaan dari investor sehingga menghasilkan investing cash flow dan operating cash flow. Dari pendanaan tersebut, dihasilkan pendapatan yang selanjutnya memberi keuntungan dalam bentuk tambahan modal usaha.
Terdapat beberapa poin penting selama perjalanan karir Hasto terjun di bidang finance. Fundamental business merupakan hal krusial dalam berbisnis dan engineer memiliki peran penting dalam merancang bisnis tersebut agar terus berlanjut. Revenue atau pendapatan sama pentingnya dengan fundamental business karena mempengaruhi operasional dari usaha tersebut. Namun, untuk menghasilkan profit, perusahaan harus memperhatikan kesejahteraan pegawainya sehingga keberlanjutan bisnis dapat terealisasikan.

Sebagai penutup, Hasto memberikan beberapa rekomendasi skill yang dapat ditekuni oleh calon engineer sebelum memasuki dunia bisnis. Kemampuan yang perlu dipelajari dari segi hard skill meliputi time value of money, managerial accounting, dan fundraising. Sementara itu, soft skill yang dapat dilatih, yaitu public speaking, interpersonal, influencing, networking, supervisory, dan leadership.
Pembicara berikutnya, yaitu Risti Sitaresmi selaku Head of Financing Operations Management Division PT Sarana Multi Infrastruktur membawakan topik terkait Financial Services Industry. Finance sebagai salah satu dari sembilan bidang usaha di Indonesia dengan tiga subsektor teratas, yaitu industri perbankan, pasar modal, dan industri keuangan bukan bank. PT SMI merupakan salah satu perusahaan BUMN di bawah Kementerian Keuangan dan bergerak dalam peminjaman dana infrastruktur di Indonesia pada tingkat pusat maupun daerah.
“Mechanical engineering memiliki fungsi sebagai intermediary, yaitu peran untuk menghimpun dana masyarakat dan menyalurkannya pada badan usaha, sehingga dibutuhkan kemampuan analisis di dalamnya,” tutur Risti.
Tantangan yang dihadapi saat ini adalah bagaimana calon engineer dapat melaksanakan fungsi intermediary melalui dukungan SDM yang handal, melatih skill seperti analytical skill, quick learning, problem solving, detail planning, execution, dan implementation. Selain itu, faktor eksternal seperti teknologi informasi dan regulasi atau kebijakan juga berpengaruh terhadap output kualitas sumber daya manusia yang dihasilkan.
Calon engineer akan menghadapi enam tantangan utama di bidang financial services yang tengah terjadi dan diprediksi akan berlanjut di masa depan. Enam tantangan tersebut adalah rising customer demand, bagaimana memenuhi ekspektasi customer pada kondisi demografi yang terus berubah. Selain itu, tantangan customer retention and loyalty, perusahaan harus peka dan aktif terhadap perubahan kebutuhan customer untuk menjaga loyalitas antara pemilik usaha dan customer. Increased competition in the era of FinTech adalah tantangan yang terjadi di seluruh sektor usaha dan tidak dapat ditolak. Tantangan lainnya mencakup data breaches and cybersecurity issues, technology’s unprecedented pace, dan maintaining regulatory compliance atau penyesuaian terhadap perubahan regulasi yang ada.
“SMI telah berkomitmen untuk menyetop pembiayaan untuk coal fire sejak tahun 2019 dan mulai berkomitmen ke climate related seperti sanitasi dan renewable energy,” kata Risti.
Penuturan yang disampaikan oleh Risti merupakan bentuk respons terhadap tantangan yang dihadapi PT Sarana Multi Infrastruktur terhadap regulasi dan kebutuhan masyarakat saat ini. Risti mengakhiri pemaparannya dengan memberikan gambaran terhadap pilihan karir yang dapat diikuti oleh calon engineer serta soft skill yang dibutuhkan.
Panelis terakhir datang dari Director of Finance PT PLN Nusantara Power Dwi Hartono yang berbicara tentang “Pengembangan Proyek Melalui Skema Project Financing”. PT PLN (Persero) saat ini memiliki 5 anak perusahaan, 10 perusahaan asosiasi, dan 4 perusahaan cucu-cicit. PT PLN Nusantara Power merupakan perusahaan yang mengelola pembangkit listrik di seluruh Indonesia.
Pengelolaan pembiayaan pengembangan proyek dilakukan dalam dua skema, yaitu corporate financing dan project financing. Sederhananya, corporate financing merupakan skema pemerolehan dana, baik dari modal sendiri maupun dalam bentuk pinjaman bank, tetapi menggunakan nama pribadi. Sedangkan project financing berasal dari pendanaan investor dan dikelola oleh pemilik usaha.

Hartono membawa contoh skema kerja sama antara Independent Power Producers (IPP) dengan PLN dalam penyediaan kelistrikan di Indonesia. IPP merupakan penyedia atau produsen yang membangun serta mengoperasikan pembangkit listrik dan menjual produksi listrik hanya kepada PLN sebagai satu-satunya off-taker. Transaksi jual beli diatur dalam perjanjian Power Purchase Agreement (PPA). Dalam kerja sama IPP, pembiayaan digunakan dengan skema project financing. Skema ini mengatur dari proses pendanaan, lelang, perjanjian, transaksi, dan penyediaan hingga operasional.
Menurut Hartono, melalui skema proyek yang ada di Indonesia saat ini, sarjana teknik dapat terhubung dan bekerja pada sektor power plant engineer, business development, credit officer, consultant, dan mining engineer.
Seminar professional career kali ini membuka pandangan bagi calon engineer bahwa kemampuan analisis bukan hanya diimplementasikan pada bidang keteknikan saja, tetapi juga dalam sektor keuangan. Walaupun ilmu keuangan lekat dengan profesi di bidang sosial, tetapi pengalaman ketiga panelis tersebut mematahkan stigma yang ada dan menunjukkan peluang karir yang baru.
Tulisan oleh Dwi Gustiara
Data oleh Sharfina Putri Nurul Shadrina
Dokumentasi oleh Moh. Syafaat Arzal
Tim Liputan Clapeyron (Tiara, Fina, Syafaat)