Jurnal Liputan UGM FC 2024: Asa Sang Juara Bertahan untuk Mempertahankan Trofinya

Futsal merupakan permainan bola besar yang secara teknis memiliki tujuan sama dengan sepak bola, yaitu setiap tim berusaha mencetak gol sebanyak-banyaknya sebelum waktu pertandingan berakhir. Futsal juga termasuk olahraga yang mudah dipelajari. Menjamurnya lapangan futsal di sekitar kita mengakibatkan peminat futsal semakin banyak, terutama di kalangan pelajar. UGM sebagai instansi pendidikan pun turut ambil bagian dalam menyelenggarakan lomba futsal tingkat nasional bernama UGM Futsal Championship. Pada tahun ini, UGM FC diselenggarakan mulai tanggal 25 September hingga 4 Oktober 2024 di GOR Pancasila UGM.

Tim liputan Clapeyron berkesempatan untuk menyaksikan pertandingan final UGM FC 2024 pada hari Jumat (4/10) di GOR Pancasila, UGM. Perlu Sobat Ero ketahui bahwa pada edisi tahun lalu, juara futsal putri adalah Universitas Kristen Indonesia dan juara futsal putra adalah Universitas Budi Luhur. Pada edisi kali ini, mereka kembali dengan ambisi mempertahankan trofinya.

PERTANDINGAN FINAL FUTSAL PUTRI

Untuk menyambut dan menjaga antusias para audiens yang mulai memenuhi GOR Pancasila, jingle UGM FC 2024 terus diputar sebagai salah satu cara menyamarkan moment of silence. Setelah beberapa saat, jingle yang  penuh semangat berganti menjadi musik mendebarkan. Tarian lighting GOR Pancasila menambah atmosfer misterius dan tegang.

Pada akhirnya, master of ceremony memanggil satu per satu seluruh atlet dari kedua tim. Melalui pintu masuk ke arena lapangan, pemain dari kedua tim berlari dengan penuh percaya diri—mengindikasikan kesiapan mereka untuk menyabet gelar tim futsal putri tertangguh pada edisi kali ini.

Pada final putri, Universitas Budi Luhur (UBL) menantang sang juara bertahan, Universitas Kristen Indonesia (UKI). Tepat pukul 15.45 WIB, peluit panjang pertama ditiup. Gemuruh semangat, baik dari pemain, pelatih, maupun pendukung, segera menggaung di dalam GOR.

“GOLLLL!!”

Tak berselang lama setelah dimulai, bola bersarang di gawang Universitas Budi Luhur. Poin pertama untuk UKI. UBL tak mau tinggal diam, mereka melancarkan gol balas dendam sehingga kedudukan menjadi sama.

Agresivitas UKI dan pertahanan UBL yang sering jebol membuahkan hasil manis bagi UKI. Hal tersebut terulang beberapa kali sehingga mereka berhasil memimpin dengan perolehan poin sementara 5-1 di babak pertama.

Memasuki babak kedua, pertandingan pun semakin sengit. UBL bersikeras untuk mengembalikan keadaan. Pertandingan menjadi semakin intens sebab wasit akhirnya mulai berani untuk mengeluarkan kartunya.  UBL mendapat ganjaran berupa satu kartu merah karena salah satu pemainnya melakukan pelanggaran yang dinilai terlalu fatal oleh wasit.

Perlu Sobat Ero ketahui pula, berbeda dengan kartu merah di permainan sepak bola, di dalam pertandingan futsal, satu tim hanya akan bermain dengan empat pemain saja selama 2 menit. Setelah itu, pemain cadangan—bukan pemain yang mendapatkan kartu merah—dapat masuk kembali ke lapangan.

Pertandingan ini pun akhirnya dimenangkan oleh tim Universitas Kristen Indonesia dengan kemenangan telak 8-3 atas Universitas Budi Luhur. Namun, ada hal yang patut diacungi jempol, yaitu sportivitas tetap dijunjung tinggi setelah pertandingan usai. Kedua tim saling bersalaman dan memberikan selamat atau semangat satu sama lain.

PERTANDINGAN FINAL FUTSAL PUTRA

Tim liputan Clapeyron menyaksikan kemegahan final party pada match putra kali ini. Dibuka dengan pancaran lighting yang lebih meriah dan dilanjutkan dengan opening dance yang menjadi hiburan bagi penonton sebelum menyaksikan pertandingan final yang diprediksi akan intens.

Tepat pukul 18.45 WIB, wasit meniup peluit panjang menandai pertandingan dimulai. Sang juara bertahan, Universitas Budi Luhur, pada kesempatan kali ini akan menghadapi Universitas Trisakti. Adu serang langsung disuguhkan oleh kedua tim sekaligus memamerkan pertahanan yang kokoh. Bahkan, dapat dikatakan setiap tim mempunyai probabilitas mendapatkan gol yang sama.

Hanya perlu waktu 3 menit, UBL berhasil membobol gawang Trisakti. Penonton bergemuruh. Dibandingkan dengan sore tadi, match kali ini berada pada tempo yang cepat.

Kian malam, atmosfer di GOR Pancasila semakin meriah. Tribun selatan yang sore tadi kosong, sekarang telah penuh tiga perempat bagian. Di tribun ini, berbagai macam reaksi tergambar melalui raut wajah penonton, mulai dari senang, takut, tegang, hingga marah. 

Mendekati detik-detik akhir babak pertama, Trisakti mulai menggencarkan serangannya. Taktik UBL yang awalnya menyerang berubah menjadi defence untuk mencegah Trisakti menyamakan kedudukan. Pada akhirnya, babak pertama berhasil dikunci oleh UBL dengan keunggulan 2-1.

Memasuki babak kedua, Trisakti benar-benar menggempur daerah pertahanan lawan. Penonton benar-benar terhibur dengan segala macam bentuk serangan Trisakti, mulai dari direct shot ke gawang, passing kanan kiri, hingga trickshot dipertontonkan. Tidak hanya diam begitu saja, UBL mencoba membangun pertahanan kokoh dan berusaha merebut bola guna menciptakan serangan balik.

Hal yang sama kembali terulang di pertandingan kali ini, yaitu kartu merah keluar di babak kedua. Kartu merah dikeluarkan dari saku wasit usai dua orang pemain—berbeda tim—bertabrakan. Wasit mengindikasi adanya kesalahan oleh pemain Trisakti. Bermain dengan empat orang selama 2 menit, tim Trisakti memilih untuk menurunkan kiper yang fleksibel—mampu bergerak maju sebagai striker. 

Bahkan, setelah Trisakti kembali full team, taktik kiper “serba bisa” tetap dipakai. Taktik ini dirasa cukup meresahkan bagi UBL. Bagaimana tidak? UBL dibuat mati kutu di daerah penalti sendiri sebab Trisakti terus menerus menggempur. Buah dari taktik ini adalah Trisakti kembali menyamakan kedudukan 3-3.

Pertandingan ini harus berakhir dengan seri dan menuju ke babak perpanjangan waktu (2 × 5 menit). Memasuki babak ini, kami, seluruh penonton, mulai terbawa suasana yang semakin tegang. Penonton menerka-nerka, akankah pertandingan ini berlanjut ke adu penalti atau sudah diperoleh pemenangnya pada babak kedua?

Tim Trisakti berhasil memimpin satu angka di halftime perpanjangan waktu. Di dua menit terakhir, UBL mencoba menerapkan taktik yang digunakan Trisakti—memainkan kiper “serba guna”. Namun, taktik tersebut sia-sia sebab Trisakti seakan membangun tembok besar di depan gawangnya. Segala bentuk serangan UBL tidak tembus untuk menyarangkan bola ke gawang Trisakti. Hingga akhirnya setelah berbagai serangan diluncurkan, gawang Trisakti jebol dan kedudukan kembali seri.

Pertandingan ini dilanjutkan ke babak adu penalti. Melalui drama adu penalti, tim UBL berhasil mempertahankan gelarnya. Kegembiraan menyelimuti seluruh pemain dan ofisial UBL.

AWARDING CEREMONY

Awarding ceremony menutup gelaran UGM FC 2024. Acara dimulai dengan sambutan oleh ketua pelaksana, Mohammad Fauzan, yang mengapresiasi semua tim yang telah bertanding. Ucapan selamat juga diberikan kepada seluruh pemenang.

“Kami meminta maaf atas kesalahan dan kekurangan. Kami berharap  teman-teman kembali untuk meramaikan UGM FC 2025,” kata Ketua UKM Sepak Bola dan Futsal UGM, Zharif Fadhil, dalam sambutan yang ia berikan.

Turut hadir pula Sekretaris Direktorat Kemahasiswaan UGM, Dr. Hempri Suyatna, S.Sos., M.Si. Beliau menyampaikan harapannya melalui pertandingan futsal ini dapat menjaga kolaborasi, semangat, sinergi, dan kerjasama.

“(Melalui UGM FC ini) diharapkan futsal Indonesia menjadi lebih baik. Sebab dari data, untuk level Asia, kita (Indonesia) berada di peringkat lima,” imbuhnya.

Setelah sambutan selesai, acara dilanjutkan dengan pemberian penghargaan individu: Best Goalkeeper, Top Scorer, dan Best Player. Pemberian trofi dan medali bagi para juara dilakukan secara bergilir—mengingat hanya disediakan satu podium. Raut wajah bahagia memancar dari setiap wajah atlet dan ofisial.

Q: Bagaimana persiapan tim futsal Universitas Kristen Indonesia menjelang UGM FC 2024?

A: “(Persiapan UGM FC ini) latihan hampir setiap hari, libur setiap Sabtu dan Minggu”.

Q: Apakah ada pressure sebagai juara bertahan?

A: “(Bagi kami) memang ada pressure sebab kami sebagai juara bertahan. Terutama bagi angkatan 20, (event ini) menjadi salah satu event terakhir kami”.

Q: Bagaimana perasaan kalian setelah menang telak di final?

A: “Tentu saja kami senang, (tetapi) jujur kami tidak expect. Karena sebelumnya di babak grup kami sempat kalah 1-2 atas UBL. Jadi, ga expect sejauh ini (menangnya)”.

Alma dan Devi, atlet putri dari UKI

Mereka berdua beranggapan bahwa UGM FC adalah turnamen futsal kampus terbaik yang pernah mereka ikuti. Alma dan Devi menyinggung bahwa persiapan acara begitu matang sehingga dalam acara pembukaan, pertandingan, dan awarding ceremony begitu berkesan.

Tulisan oleh Albertus Bintang Cahyo Gumelar

Dokumentasi oleh Arman D. Maulana dan Galih Irsyad

Tim Liputan (Albertus Bintang Cahyo Gumelar, Arman D. Maulana, dan Galih Irsyad)