Tetesan Harapan di Bumi Pertiwi: Lahirnya Indonesia Water Warriors

Di tengah krisis air yang semakin menghimpit, Indonesia Water Warriors hadir bagaikan cahaya harapan bagi sektor konservasi air di Indonesia. Sebagai buah hasil dari kesuksesan World Water Forum ke-10, Indonesia Water Warriors diharapkan mampu menjadi wadah penyatuan seluruh kekuatan dari pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat dalam mencari jalan keluar dari isu krisis air bersih dan sanitasi yang kurang layak di Bumi Pertiwi.

Isu Krisis Air Bersih di Negara yang didominasi oleh 60% Lautan

Indonesia, negara kepulauan yang memiliki sumber daya air melimpah terancam mengalami krisis air bersih pada tahun 2040. Air bersih—yang merupakan hak asasi manusia—semakin sulit untuk dijangkau akibat sumber daya air yang tidak mencukupi kebutuhan manusia atau ketersediaan air yang tidak layak konsumsi akibat pencemaran bakteri Escherichia Coli. Kondisi ini merupakan salah satu dari banyaknya dampak krisis iklim global.

Menurut laporan UNICEF “Climate Resilient Urban Sanitation in Indonesia: Hazards, impacts and responses in four cities”, bahaya iklim berdampak pada seluruh rantai layanan sanitasi. Kurangnya akses akibat banjir, permukaan laut yang tinggi, dan kerusakan akibat badai dilaporkan menyebabkan air masuk ke fasilitas toilet dan sistem drainase serta merusak layanan pengosongan tangki septik. Berdasarkan laporan UNICEF pula, kondisi ini menimbulkan kecemasan pada beberapa lapisan masyarakat yang akhirnya mendorong perilaku buang air besar sembarangan, terutama masyarakat yang bermukim di sekitar badan air. Selain itu, rendahnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kelestarian badan air turut berkontribusi terhadap krisis air bersih di Indonesia. Limbah domestik, industri, dan pertanian yang tidak jarang dibuang langsung ke badan air menjadi sumber polutan terbesar yang memengaruhi kebersihan dan kelayakan air. Berangkat dari dampak krisis iklim global dan ketidakpedulian sebagian besar masyarakat, kesehatan masyarakat dan lingkungan pun terancam.

10th World Water Forum: Water for Shared Prosperity

Di tengah hiruk pikuk permasalahan krisis air bersih di Indonesia, World Water Council memilih Indonesia sebagai tuan rumah penyelenggaraan World Water Forum ke-10. Forum internasional yang diselenggarakan setiap tiga tahun sekali sejak tahun 1977 telah menjadi platform utama untuk diskusi global tentang pengelolaan air. Platform ini mempertemukan para peserta yang berasal dari berbagai bidang, termasuk politik, lembaga multilateral, akademisi, komunitas yang berfokus di bidang air, serta generasi muda dari latar belakang yang berbeda-beda sehingga dapat berkolaborasi dan menciptakan kemajuan jangka panjang dalam mengatasi tantangan air global.

Pada tahun 2024, World Water Forum ke-10 diselenggarakan di Nusa Dua, Bali, pada 18–25 Mei 2024. Berdasarkan laporan Kemenparekraf, sebanyak 280 sesi menjadi rangkaian kegiatan World Water Forum ke-10, termasuk 55 side events dan 10 special occasions, yang berhasil mencapai total 64 ribu peserta dari seluruh lapisan masyarakat, termasuk generasi muda dalam program Bali Youth Plan.

Bali Youth Planmenjadi wadah untuk mendorong keterlibatan generasi muda sebagai pemangku kepentingan yang setara pada World Water Forum ke-10 melalui aksi nyata, diskusi, dan karya-karya inovatif di bidang sumber daya air. Bali Youth Plan berhasil menyelenggarakan berbagai kegiatan, seperti national river cleanup, youth podcast, video competition, paper competition, youth book submission, serta kegiatan menarik lainnya, baik yang dilaksanakan secara daring maupun luring di Bali. Keberhasilan program ini dapat dilihat dari total partisipan sebanyak lebih dari 8000 pemuda yang tidak hanya berasal dari Indonesia, tetapi juga dari belahan dunia lainnya, seperti Jepang, Tajikistan, India, Nigeria, Kanada, hingga Amerika Serikat.

Semangat dan antusias para pemuda terpancar pada penyelenggaraan Bali Youth Plan. Berbagai macam ide dan kreativitas pun mereka tuangkan dengan penuh antusias pada program ini. Namun, pada rangkaian kegiatan World Water Forum ke-10, topik-topik diskusi hanya berfokus pada konservasi air yang berpusat di Jawa dan Bali. Padahal, terdapat ribuan pulau kecil berpenghuni di Indonesia yang belum mendapatkan akses air bersih dan layak.  Oleh karena itu, lahirlah sebuah komunitas yang diharapkan dapat menjadi gerakan transformatif dan kolaboratif antara pemerintah dan masyarakat di seluruh penjuru Indonesia, yaitu Indonesia Water Warriors.

Peluncuran Indonesia Water Warriors

Indonesia Water Warriors adalah sebuah komunitas baru di bidang sumber daya air yang diluncurkan pada Sabtu (21/09/2024) oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sebagai tindak lanjut dari keberhasilan World Water Forum ke-10. Sesuai dengan misinya, Indonesia Water Warriors bertujuan untuk meningkatkan kontribusi generasi muda sebagai kekuatan pendorong dalam pengelolaan air berkelanjutan melalui inisiasi yang kolaboratif. 

Menurut Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, saat ini sudah banyak pemerhati dan pengamat di bidang sumber daya air, serta lebih dari seribu komunitas peduli air dan sungai di Indonesia. Namun, mereka masih terkendala akses data, advokasi, serta bantuan pendanaan untuk menopang keberlanjutan program-program mereka. Oleh karena itu, Indonesia Water Warriors hadir sebagai wadah sekaligus konektor bagi para komunitas tersebut untuk berkolaborasi guna menciptakan program-program menarik dan solutif di bidang sumber daya air.

“Indonesia Water Warriors adalah sebuah komunitas yang terbuka, siapapun boleh ikut. Berangkat dari World Water Forum ke-10, sebagai panitia pelaksana, kami mendapatkan banyak insight dari berbagai aspek yang disampaikan oleh para komunitas di World Water Forum. Namun, mereka kekurangan akses untuk merealisasikan ide-ide mereka akibat keterbatasan data untuk penelitian, advokasi, maupun sumber pendanaan. Sehingga, kami merasa perlu untuk menghubungkan komunitas-komunitas tersebut dengan sektor swasta, pemerintah, serta media”.

Neil Andika, S.T., M.Sc., Ph.D. selaku Founder Indonesia Water Warriors.

Keterlibatan Pemuda dalam Melindungi dan Melestarikan Sumber Daya Air

Indonesia Water Warriors memiliki tiga nilai utama, yaitu sustainability atau komitmen dan strategi jangka panjang dalam konservasi air, advocacy atau dorongan bagi pemuda untuk turut berperan sebagai advokat dalam isu terkait air bersama para pemangku kepentingan dan pembuat kebijakan, serta collaboration atau dorongan kolaborasi dan kemitraan antarsektor mulai dari pemerintah, NGOs, komunitas, dan sektor swasta. Nilai-nilai ini menjadi dasar dari pendekatan yang komprehensif dalam menanggulangi isu terkait sumber daya air yang akan dituangkan dalam program-programnya.

Guna mewujudkan nilai-nilai tersebut menjadi kenyataan, Indonesia Water Warriors membentuk empat pilar yang mendasari program mereka, baik yang telah diselenggarakan maupun yang direncanakan untuk masa mendatang. Pilar pertama, Indonesian Water Help Movement berfokus pada gerakan nyata yang berkelanjutan seperti river cleanup, aksi inisiatif seperti pemasangan papan informatif di sekitar badan air, serta penjangkauan komunitas.

Pilar kedua adalah Indonesian Wave yang berfokus pada program edukasi dan kampanye terkait sumber daya air yang dikhususkan untuk siswa-siswi SD, SMP, dan SMA di seluruh Indonesia. Indonesian Wave ini lahir dari program kemitraan Kementerian PUPR dengan Kedutaan Besar Kerajaan Belanda di Indonesia. 

Pilar ketiga, Indonesian Hydro-Diplomacy berfokus pada advokasi kebijakan. Program ini memberikan kesempatan bagi para pemuda untuk ikut dengan menuangkan ide-ide kritis yang mereka miliki dalam tahap pembuatan kebijakan yang berkaitan dengan isu sumber daya air. Salah satu bentuk nyata dari pilar ini adalah Bali Youth Representatives with IYD pada penyelenggaraan World Water Forum ke-10. Terakhir, pilar keempat adalah Indonesian Water Development Hub merupakan wadah bagi para pemuda untuk melakukan riset dan pengembangan guna menemukan teknologi yang tepat serta solusi inovatif dalam menangani isu terkait sumber daya air. 

Berdasarkan roadmap, setelah diresmikan pada World Water Forum ke-10 pada Mei 2024 dan melalui rangkaian Water Warriors Assemble pada September 2024, Indonesia Water Warriors akan menyelenggarakan Water Warrior Training pada September–Oktober 2024 yang berfokus pada perekrutan anggota baru Indonesia Water Warriors melalui social media campaign, roadshow, penjangkauan kolaborator, hingga pembentukan chapter di beberapa daerah. Selanjutnya, perwujudan program-program nyata dari para Water Warriors akan dieksekusi mulai November 2024 hingga Maret 2025. Akhirnya, untuk menilai keberhasilan program di masa awal, akan dilaksanakan Post-Summit Seminar 2 pada April 2025. 

Kemeriahan Hari Habitat Dunia dan Hari Kota Dunia 2024 di Gelanggang Inovasi dan Kreativitas UGM

Dalam rangka menarik perhatian publik lebih luas, Indonesia Water Warriors turut meramaikan rangkaian Peringatan Hari Habitat Dunia & Hari Kota Dunia (HHD-HKD) 2024 yang jatuh pada bulan Oktober. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Kementerian PUPR di Gelanggang Inovasi dan Kreativitas (GIK) Universitas Gadjah Mada dengan mengusung tema “Aksi Pemuda Jaga Iklim Jaga Masa Depan”. Dilansir dari Habitat Indonesia, Peringatan HHD-HKD 2024 diselenggarakan selama hampir dua minggu sejak 7 Oktober 2024 yang menghadirkan berbagai macam kegiatan menarik, meliputi pameran seni “Memetri”, seminar internasional, dan talkshow mahasiswa terkait pembangunan berkelanjutan sebagai mitigasi dampak krisis iklim, kunjungan lapangan, kompetisi debat pelajar, kompetisi mewarnai TK, aksi penanaman pohon, serta beragam kegiatan menarik lainnya. 

Pada Sabtu (12/10/2024), Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menghadiri Acara Puncak Peringatan  HHD-HKD 2024 di GIK. Beliau melaksanakan kunjungan Pameran Seni “Memetri”, peluncuran roadmap penyelenggaraan bangunan gedung hijau, penyerahan hadiah kompetisi dan apresiasi Pemda, serta penandatanganan Deklarasi Pemuda Sanitasi dan Aksi Penanaman Pohon. Tak lupa, beliau pun berkesempatan mengunjungi booth Indonesia Water Warriors sebagai bentuk apresiasi. 

Layanan Air, Sanitasi, dan Kebersihan (WASH) adalah yang pertama menanggung beban dan dampak krisis iklim. Air dan sanitasi seharusnya menjadi prioritas utama dalam pembangunan yang berketahanan iklim. Dampak dari krisis air dan kurangnya akses sanitasi yang layak pun menimbulkan ancaman bagi kesehatan masyarakat dan lingkungan. Kehadiran Indonesia Water Warriors diharapkan mampu menyatukan inisiasi-inisiasi yang inovatif dan kolaboratif, baik dari sektor  pemerintah, swasta, maupun masyarakat, terutama generasi muda serta membuka peluang yang besar bagi akses pendanaan demi mewujudkan aksi-aksi nyata di bidang konservasi air secara optimal, berkepanjangan, dan merata. Dengan begitu, kualitas hidup masyarakat terlindungi dan para pemuda mampu melanjutkan perjalanan panjang dalam mewujudkan mimpi-mimpi mereka yang mulia.

Tulisan oleh Andi Al Amanda Ismarani D

Data oleh Audi Muthia A

Dokumentasi oleh Moh Syafaat Arzal

Tim Liputan (Amanda, Audi, Syafaat)