Transisi Ekonomi Menuju Masa Depan Berkelanjutan dalam Eco Cultura Fair

Di zaman dengan perkembangan teknologi dan pertumbuhan ekonomi yang pesat, bisnis tak lagi hanya menjadi sebuah kegiatan untuk mendapatkan laba. Akan tetapi, bisnis juga semakin bersinggungan dengan konsep sustainability yang kini menjadi fokus perhatian global. Konsep green economy atau ekonomi hijau adalah konsep ekonomi yang berfokus pada pertumbuhan ekonomi dengan mengurangi dampak negatif dari aktivitas ekonomi terhadap lingkungan sekaligus meningkatkan kesejahteraan manusia. Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) telah mendedikasikan diri untuk beralih ke arah pembangunan berkelanjutan. Sebagai bagian dari perwujudan misi ini, FEB UGM telah tergabung dalam konsorsium ANGEL (ASEAN Network for Green Entrepreneurship and Leadership) yang merupakan wadah pengembangan kepemimpinan dan kewirausahaan hijau. Setelah tergabung dalam ANGEL, FEB UGM melanjutkan langkahnya melalui komunitas MASUDEM (Master in Sustainability Development and Management) yang berfokus untuk mengembangkan kepemimpinan hijau melalui komunitas dan kurikulumnya. 

Komitmen FEB UGM kemudian diwujudkan melalui kegiatan Eco Cultura Fair yang merupakan event tahunan Magister Manajemen (MM) FEB UGM. Eco Cultura Fair merupakan wadah bagi mahasiswa MM UGM, alumni MM UGM, dan seluruh mahasiswa UGM untuk memamerkan produk dan inovasi bisnis berkelanjutan serta meningkatkan kompetensi praktik bisnis langsung. Pada tahun ini, Eco Cultura Fair berkolaborasi dengan ANGEL dan Pasar Wiguna. Kegiatan ini diselenggarakan pada hari Minggu, 10 November 2024 dan bertempat di halaman MM UGM. Diawali dengan rangkaian acara fun run di pagi hari kemudian dilanjutkan dengan student exhibition, eco culture market, dan talkshow dengan para pembicara yang aktif berkecimpung di bidang ekonomi hijau.

Tahun ini, Eco Cultura Fair tidak hanya diperuntukkan dan dimeriahkan oleh kalangan akademisi, tetapi juga berkolaborasi dengan Pasar Wiguna. Pasar Wiguna merupakan pelopor eco culture market terbesar di Yogyakarta. Farisa Novibiyaningrum selaku co-founder Pasar Wiguna mengatakan bahwa terbentuknya Pasar Wiguna bermula dari keresahan pribadi akan masih jarangnya pasar yang mampu menciptakan siklus ekonomi dan produksi yang bertanggung jawab. Maka dari itu, Pasar Wiguna terbentuk dengan komitmen menjadi ruang komunal dimana bisnis dapat selaras dengan lingkungan dan manusia. Sejalan dengan misi FEB UGM, Pasar Wiguna menawarkan produk plant-based, memarakkan penggunaan tumblr dan totebag sehingga bisa menciptakan siklus bisnis yang berkelanjutan. Selain itu, Pasar Wiguna juga membuka jaringan yang luas dengan menghubungkan pelaku bisnis daerah dengan pasar di kota. Pasar Wiguna menggunakan pendekatan melalui budaya lokal Jawa dengan gaya penyampaian disesuaikan dengan tren pasar sekarang sehingga dapat diterima oleh masyarakat. 

Selaras dengan FEB UGM dan Pasar Wiguna, brand Tavi dari Paragon Corp. juga mengedepankan konsep sustainability dalam kegiatan produksi dan distribusi produknya. Konsep ini kemudian dikemukakan oleh Renny Arfia Ratnaeni, market development manager Tavi. Tavi sendiri merupakan brand skincare lokal yang produknya berbahan dasar tanaman yang aman bagi lingkungan dan juga kulit. Salah satu pendekatan yang dilakukan oleh Tavi adalah memilih bahan dari produk skincare yang mereka produksi. Alih-alih menggunakan bahan squalene yang hanya bisa didapatkan dari ekstrak lever hiu, Tavi beralih memanfaatkan plant-based squalene dengan menggunakan tebu untuk menghindari eksploitasi hiu. Selain itu, packaging yang digunakan adalah kemasan unik tanpa lem sehingga lebih eco-friendly. Oleh karena itu, Tavi hadir sebagai brand skincare lokal berkelanjutan yang mendukung pelestarian lingkungan.

Salah satu rangkaian acara Eco Cultura Fair adalah talkshow bertemakan “Women Empowerment in Sustainability Business” yang menghadirkan para perempuan penggerak ekonomi hijau sebagai pembicara. Mereka adalah Rr. Tur Nastiti, M.Si., Ph.D., akademisi MM FEB UGM yang menjadi bagian dari ANGEL dan MASUDEM, Farisa Novibiyaningrum, co-founder Pasar Wiguna, dan Renny Arfia Ratnaeni, market development manager Tavi. Talkshow ini membahas peran perempuan dalam mendukung perwujudan ekonomi hijau di Indonesia. Perempuan memainkan peran yang lebih signifikan sehingga mendorong kesetaraan dalam lingkup dunia bisnis. Menurut Farisa Novibiyaningrum, sisi humanis perempuan lebih mencolok ketika berbicara mengenai keberlanjutan. Akan tetapi, keberlanjutan tetap menjadi tanggung jawab bersama karena permasalahan yang ada sekarang bukan hanya masalah dari salah satu gender saja. Oleh karena itu, salah satu hal yang bisa diupayakan adalah dengan beralih ke konsep ekonomi hijau dan greenpreneurship sehingga dapat terwujud keseimbangan antara profit, people, dan planet.

Tulisan oleh Portia Puteri Aditama

Data oleh Natali Enzelika Helena Sinaga

Dokumentasi oleh Arman Maulana Darmawan

Tim liputan (Portia, Natali, dan Arman)