Dikenal sebagai surga tersembunyi Indonesia, Mandalika menyimpan potensi sebagai destinasi wisata kelas dunia. Melalui penetapan Mandalika sebagai salah satu dari lima destinasi super prioritas, tentunya pemerintah memiliki harapan besar terhadap Mandalika.
Dahulu kala, dikisahkan terdapat sebuah kerajaan yang dipimpin oleh seorang raja yang bijaksana. Sang raja memiliki seorang putri yang cantik bernama Putri Mandalika. Paras sang putri yang rupawan mendorong para pangeran berlomba-lomba untuk melamarnya. Banyaknya jumlah lamaran yang datang membuat sang putri gundah. Setelah bersemedi mencari petunjuk, akhirnya sang putri mengumpulkan para pangeran pada tanggal 20 bulan 10 penanggalan Sasak di Pantai Seger.
Dari tepi sebuah batu, sang putri mengungkapkan seluruh isi hatinya. Ia takut kelak keputusannya memilih seseorang dapat merusak ketentraman kerajaan yang selama ini ia kenal sebagai rumahnya. Putri Mandalika memutuskan bahwa ia menerima semua lamaran dari para pangeran. Semua pangeran dibuat terheran-heran, sebelum akhirnya dikejutkan dengan suara hempasan ombak. Bersama dengan alunan gelombang ombak, Putri Mandalika hanyut bak ditelan bumi.
Pengorbanan sang putri demi menjaga ketentraman di Pulau Lombok sampai saat ini masih dikenang oleh warga lokal yang bersuku Sasak. Melalui Festival Pesona Bau Nyale yang diadakan setiap tahun, warga lokal merayakan kehidupan Putri Mandalika dengan tradisi menangkap nyale atau cacing laut yang konon dikatakan merupakan jelmaan dari Putri Mandalika. Hanya muncul sekali setahun, warga setempat mengaitkan kehadiran nyale-nyale tersebut dengan kesejahteraan. Semakin banyak nyale yang muncul, maka panen pada tahun tersebut diyakini akan membuahkan hasil yang melimpah.
![](https://www.clapeyronmedia.com/wp-content/uploads/2021/09/Foto.png)
Pesona Mandalika sebagai Aset Pariwisata Nasional
Festival Pesona Bau Nyale merupakan satu dari sekian banyak atraksi yang berasal dari Mandalika. Memiliki kekayaan budaya yang melimpah, Mandalika merupakan surga tersembunyi. Dengan garis pantai yang membentang sepanjang 16 kilometer, Mandalika memiliki lima pantai dengan karakteristik unik yang tak kalah indah dengan pulau tetangganya, seperti Pantai Kuta Lombok, Pantai Tanjung Aan, Pantai Seger, dan Pantai Serenting.
Kelima pantai tersebut memiliki pemandangan yang memukau, dengan hamparan pasir putih serta barisan bukit yang hijau. Setelah menikmati wisata alam, wisatawan dapat mengunjungi Desa Adat Sade dan Desa Adat Ende untuk mengenal dan mempelajari budaya Suku Sasak yang otentik. Di desa ini, pengunjung dapat menelusuri rumah-rumah khas suku Sasak, belajar menenun kain tenun sasak, dan membeli cendera mata berupa kain tenun asli suku Sasak.
Dua puluh sembilan tahun kalut dalam sengketa pembebasan lahan, pada tanggal 21 Oktober 2017 Presiden Joko Widodo secara resmi membuka Kawasan Ekonomi Eksklusif (KEK) Mandalika melalui sebuah vlog yang bertajuk Indahnya Mandalika. Video tersebut menyingkap keindahan Mandalika yang jarang diketahui oleh kalangan awam. Pembukaan kawasan wisata baru ini diharapkan mampu mengatalisasi pertumbuhan sektor pariwisata di Pulau Lombok serta memberikan dampak positif bagi masyarakat lokal dan pertumbuhan perekonomian nasional.
Bertahan di Tengah Pandemi Covid-19
Namun, pada tahun 2020, laporan penyebaran sebuah virus flu misterius dari sebuah pasar laut di Wuhan, China dengan cepat berubah menjadi sebuah pandemi yang mematikan. Virus tersebut menyebar secara cepat ke seluruh penjuru dunia, memaksa pemimpin-pemimpin negara memberlakukan kebijakan lockdown demi menghambat laju infeksi virus yang dikenal dengan nama Covid-19.
Sektor pariwisata, yang memberikan sumbangsih 5,5 persen terhadap PDB nasional, mengalami pukulan yang paling kuat. Hal ini diperparah dengan multiplier effect yang dimiliki oleh objek wisata. Kelumpuhan sektor transportasi dan aviasi menyebabkan penurunan jumlah pengunjung secara drastis, menjadikan pengusaha usaha mikro kecil menengah (UMKM) lokal sebagai korban terbesar. Untuk pertama kalinya setelah 22 tahun, Indonesia mengalami resesi.
Meskipun sudah satu tahun lebih berlalu, akhir dari pandemi Covid-19 di Indonesia masih belum menunjukkan titik terang. Ketidakpastian ini mendorong pemerintah bertindak lebih cepat demi keluar dari jurang resesi dan beradaptasi di era normal baru. Pemulihan sektor pariwisata difokuskan melalui percepatan pengembangan lima destinasi super prioritas, yang salah satunya termasuk Mandalika. Proyek pengembangan KEK Mandalika secara eksklusif digarap oleh PT Indonesia Tourism Development Corporate (ITDC) yang sebelumnya berhasil mengembangan kawasan resor kelas dunia di Nusa Dua, Bali.
![](https://www.clapeyronmedia.com/wp-content/uploads/2021/09/Foto-copy.png)
Konsep Sustainable Tourism di Mandalika
Mandalika merupakan kawasan wisata dengan pemanfaatan lahan campuran seluas 1.175 hektare. Mulai dari hotel-hotel ternama hingga beragam destinasi hiburan, seperti lapangan golf, taman hiburan, serta marina, Mandalika dikembangkan sebagai kawasan ekowisata. Dengan konsep sustainable tourism, Mandalika menginkorporasikan teknologi ramah lingkungan sebagai salah satu pemasok energi di kawasan resor ini.
Pengembangan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 50 megawatt diharapkan mampu memenuhi setengah dari kebutuhan listrik resor yang diproyeksikan akan mencapai 110 megawatt pada tahun 2025. Selain itu, kawasan Mandalika memasok sebagian kebutuhan airnya dari Mandalika Eco Water, yaitu air yang diperoleh dari hasil desalinasi air laut menggunakan teknologi Sea Water Reverse Osmosis (SWRO). Memiliki kapasitas produksi air hingga 120 meter kubik, instalasi ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan air bersih bagi fasilitas-fasilitas di Mandalika.
Dalam proses pengembangan kawasan Mandalika, salah satu faktor yang penting untuk dipertimbangkan adalah dampak dari proyek tersebut terhadap penduduk lokal yang menetap di sekitar kawasan Mandalika. Oleh karena itu, dalam rangka mendukung pemberdayaan masyarakat di sekitar kawasan Mandalika, ITDC turut bekerjasama dengan pemerintah setempat untuk memastikan agar semua lapisan masyarakat yang terkena dampak secara langsung terayomi dengan baik.
Pertama-tama, melalui penyusunan Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL), untuk mencegah kerusakan lingkungan setempat akibat pembangunan secara masif. Kedua, melalui program resettlement, pemerintah daerah menyediakan hunian sementara dengan fasilitas yang lengkap serta area hunian permanen bernama Sarana Hunian Pariwisata (Sarhunta). Selanjutnya, melalui Program Bina Lingkungan, masyarakat yang tinggal di desa-desa sekitar kawasan Mandalika diberikan pembinaan agar mampu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi sebagai akibat dari pengembangan kawasan ini. Melalui program ini, warga juga diharapkan mampu mengambil kesempatan di tengah-tengah perubahan tersebut dan mengubahnya menjadi keuntungan yang mensejahterakan kehidupan masyarakat.
Kawasan Mandalika dapat diakses secara langsung dari Bandara Internasional Lombok (BIL) melalui jalan bypass. Rute tersebut sudah dilayani operator transportasi darat yang disediakan oleh Dinas Perhubungan, yaitu Damri. Pengembangan jaringan transportasi untuk saat ini masih difokuskan secara internal di dalam kawasan, seperti pembangunan hub/halte sebagai prasarana penunjang transportasi umum.
Lika-liku Sirkuit Mandalika dan MotoGP
Sirkuit Mandalika menjadi salah satu daya tarik utama bagi KEK Mandalika. Sirkuit yang dibangun menggunakan konsep sirkuit jalan raya ini memiliki panjang lintasan 4,31 kilometer dengan jumlah tikungan sebanyak 17 tikungan. Perancangan desain sirkuit ini disesuaikan dengan standar homologasi, yaitu sertifikasi yang wajib diperoleh oleh sirkuit untuk menggelar ajang balap dunia, seperti MotoGP. Bekerja sama dengan Mrk1 Consulting, Mandalika Grand Prix Association (MGPA) yang bertanggung jawab atas pembangunan Sirkuit Mandalika telah menerima desain homologasi pada bulan November 2019. Namun, pandemi Covid-19 menyebabkan penundaan proses konstruksi menjadi bulan Juli 2020.
Selama proses pengujian karakteristik tanah, ditemukan beberapa titik di area sirkuit yang diketahui memiliki potensi likuifaksi. Likuifaksi atau pencairan tanah merupakan fenomena yang terjadi ketika tanah yang jenuh kehilangan kekuatannya, menyebabkan karakteristik tanah layaknya air berat. Fenomena ini biasanya dipicu oleh tegangan eksternal, seperti gempa bumi. Kemunculan titik likuifaksi di area sirkuit diduga disebabkan oleh keberadaan sungai di area tersebut. Dalam hal ini, pekerjaan perbaikan tanah di area sirkuit digarap oleh joint venture (JV) antara PT Wijaya Karya (Persero) Tbk dan PT Bunga Raya Lestari. Metode perbaikan tanah yang dipilih adalah Controlled Modulus Column (CMC). Metode ini melibatkan penancapan sebuah sistem kolom beton pada tanah pasiran dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas tanah. Penerapan metode ini diharapkan mampu menjaga kekuatan serta kekakuan tanah dari ancaman likuifaksi.
Sebagai salah satu negara dengan basis penggemar MotoGP terbesar di dunia, keberadaan sirkuit ini menjadi harapan bagi masyarakat Indonesia untuk dapat menonton kejuaraan balap bergengsi tersebut secara langsung. Meskipun rencana awal penggelaran MotoGP Mandalika 2021 resmi dibatalkan, kejuaraan tersebut dipastikan akan digelar pada paruh pertama pada tahun 2022 mendatang. Sementara itu, ITDC dan MGPA yang bekerjasama dalam proyek pengembangan sirkuit tersebut saat ini sedang memfokuskan penyelesaian sirkuit untuk perhelatan World Superbike Indonesia yang akan berlangsung pada tanggal 12-14 November 2021.
JENNIFER DHARMAWANGSA