Beranda Sipiloka Mengenal Lebih Dalam Tentang Fondasi Tiang

Mengenal Lebih Dalam Tentang Fondasi Tiang

oleh Redaksi

Perkembangan zaman yang modern begitu berpengaruh terhadap setiap sendi kehidupan. Orang-orang berlomba-lomba untuk membuat suatu terobosan. Berbagai negara saling adu pencapaian untuk membuat suatu penemuan dan pembangunan besar-besaran. Ada yang menghendaki penemuan di bidang teknologi, ada yang fokus pada pembangunan infrastruktur di kawasan tertinggal, dan ada yang berlomba membangun gedung-gedung pencakar langit.

Suatu hal yang menarik bahwa manusia mampu membangun gedung tinggi dan berlantai banyak, tetapi dengan bangunan yang tetap kukuh menjulang. Bangunan tersebut tetap berdiri walaupun dengan rancangan meruncing dan tinggi. Semakin banyak lantai bangunan, maka bebannya juga semakin besar. Belum lagi bangunan bertingkat tinggi harus menahan beban angin yang menerpa maupun beban gempa yang melanda. Lantas, pernahkah kita bertanya, struktur bawah bangunan seperti apa yang dapat menahan beban bangunan yang begitu besar?

Menjadi sebuah konstruksi penyangga suatu bangunan, fondasi merupakan elemen penting yang harus diperhatikan ketika akan melakukan suatu pembangunan. Mulai dari gedung hingga jembatan tak lepas dari pengaruh fondasi sebagai alas penyangganya. Fondasi tak ayal disebut sebagai penerus beban bangunan atas menuju tanah di bawahnya. Akan tetapi, terkadang ada saja bangunan yang mesti dibangun di atas tanah yang lunak atau memiliki tanah kuat dengan kedalaman relatif dalam. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka dibuatlah konstruksi bawah bangunan yang sering disebut fondasi dalam.

Pada pembangunan gedung bertingkat tinggi, fondasi jenis ini dapat menjadi solusi. Selain itu, pemilihan fondasi ini juga dipakai pada bangunan yang letaknya di atas air atau pada tanah yang mudah tergerus oleh air. Contoh fondasi dalam adalah fondasi tiang pancang dan fondasi tiang bor. Fondasi tiang pancang dibuat dengan memancang tiang ke dalam tanah dengan kedalaman tertentu menggunakan alat berat. Sementara itu, fondasi tiang bor dibuat dengan beton bertulang yang dicor di tempat menggunakan peralatan bor manual maupun dengan mesin.

Fondasi tiang mampu menahan beban besar, baik dari beban bangunan itu sendiri maupun dari beban akibat terpaan angin yang berhembus ke arah bangunan, terutama pada bangunan-bangunan pencakar langit. Fondasi tiang yang populer kita dengar yaitu fondasi tiang pancang. Disebut seperti itu karena proses pemasangannya dilakukan dengan metode pemancangan. Pemancangan tiang fondasi memang merupakan metode yang dilakukan pada struktur bawah bangunan gedung bertingkat banyak, tetapi proses pemancangan ini tak selamanya memberi keuntungan.

Pada saat pemancangan dilakukan, terkadang terdapat tiang yang rusak karena getaran yang terlalu besar. Belum lagi gangguan suara serta getaran yang timbul dan deformasi pada tanah yang dapat menyebabkan kerusakan pada bangunan di sekitar lokasi pemancangan. Oleh sebab itu, lokasi pemancangan fondasi tiang setidaknya harus dipikirkan matang-matang, terutama pada daerah padat penduduk. Bukan hanya masalah teknis semata, akan tetapi masalah sosial atau keresahan masyarakat sekitar tetap harus diperhatikan. Oleh sebab itu, proses pemancangan fondasi tiang harus dilakukan sesuai prosedur yang berlaku.

Bentuk dari tiang pancang dapat berupa silinder maupun segitiga yang umumnya memiliki ukuran 10 sampai 30 meter. Jika kedalaman yang dikehendaki melebihi ukuran tiang, maka dapat dilakukan penyambungan tiang pancang. Jenis material yang dapat digunakan sebagai tiang pancang dapat berupa tiang pancang beton, kayu, baja struktur, maupun tiang pancang komposit. Proses pemancangan dilakukan dengan alat pemukul yang dapat berupa pemukul (hammer) mesin uap, pemukul getar, atau pemukul yang hanya dijatuhkan.

Lantas, bagaimana penggunaan fondasi tiang ini pada realita gedung-gedung pencakar langit di dunia? Faktanya, pembangunan gedung pencakar langit di dunia, seperti Burj Khalifa, menggunakan fondasi jenis tiang beton yang memiliki volume lebih dari 45000 meter kubik dan 192 tiang berdiameter 1,5 meter, dengan kedalaman lebih dari 50 meter.

Tak sampai disitu saja, bangunan pencakar langit lainnya yang segera menyusul Burj Khalifa sebagai pemegang rekor gedung tertinggi di dunia, yaitu Kingdom Tower atau Jeddah Tower, juga menggunakan struktur bawah bangunan yang fantastis. Pasalnya, fondasi gedung ini menggunakan tiang pancang hingga 270 buah dengan diameter antara 1,5 hingga 1,7 meter. Pemancangan tiang fondasinya juga dilakukan hingga kedalaman 105 meter di bawah permukaan tanah.

Tulisan oleh Baiq Melly Ciptayuni
Data oleh Nathanael Bimo
Gambar oleh Nibroos Muhammad N.

Artikel Terkait