Senin (31/05) sekitar pukul 02.30 WIB, Roket Falcon9 milik SpaceX berhasil mengantarkan Robert (Bob) Behnken dan Douglas (Doug) Hurley, dua orang Astronaut NASA, lepas landas dari Kompleks Peluncuran 39A di J.F.Kennedy Space Center, Cape Canaveral, Florida dalam misi Demonstrasi Kedua (Demo-2) Crew Dragon.
Sekitar dua setengah menit setelah peluncuran, tingkat pertama Falcon9 memisahkan diri dari tingkat kedua dan memulai persiapan untuk mendarat kembali di bumi. SpaceX berhasil mendaratkan kembali tingkat pertama Falcon9 di atas kapal tanpa awak bernama “Of Course I Still Love You”. Nantinya bagian-bagian penting Falcon9 dapat digunakan kembali untuk misi berikutnya.
Setelah menempuh perjalanan selama sekitar 19 jam, sekitar pukul 22.00 WIB kapsul muatan Falcon9 (Dragon) berhasil sampai di Stasiun Luar Angkasa Internasional (SLAI). Bob dan Doug disambut oleh Chris Cassidy, Astronaut NASA, yang sudah berada di SLAI sejak April lalu.
Bangkitnya Semangat serta Antusiasme Eksplorasi Luar Angkasa Amerika dan Dunia
Momen peluncuran roket ini disebut-sebut merupakan salah satu momen paling dinanti oleh banyak pecinta luar angkasa, terutama yang tinggal di Amerika Serikat (AS). Sebab, sudah 9 tahun lamanya warga AS tidak melihat peluncuran roket karya bangsanya langsung dari pekarangan negaranya sendiri. Walaupun keadaan tidak semeriah seperti saat keadaan normal, akibat pandemi Covid19,, peluncuran ini dipopulerkan secara daring dengan tagar #LaunchAmerica.
Peluncuran ini merupakan kali pertama kerja sama terselenggara antara pemerintah Amerika Serikat (NASA) dengan perusahaan komersial dirgantara melalui Program Kru Komersial (PKK) NASA. Kerja sama ini dilakukan untuk bisa mengoptimalkan perjalanan penumpang (orang) dari dan menuju orbit bumi rendah maupun SLAI.
PKK NASA ditujukan untuk merintis penyediaan sistem transportasi luar angkasa komersil untuk penumpang. Sistem transportasi tersebut akan menyediakan perluasan utilitas, tambahan waktu untuk penelitian, dan kesempatan yang lebih luas untuk berbagai penemuan di laboratorium yang mengorbit. Beberapa perusahaan yang sepakat bekerjasama dalam PKK dengan NASA yakni, Blue Origin, Alliant Techsystems, Boeing, Excalibur Almaz Inc., Paragon Space Development Corp., Sierra Nevada Corp., SpaceX, dan United Launch Alliance.
Mengenal Roket Kekinian Milik SpaceX
Perusahaan SpaceX milik Elon Musk ini sempat menghebohkan jagat dunia eksplorasi luar angkasa dengan disrupsinya. Desember 2015, SpaceX untuk pertama kalinya berhasil mendaratkan kembali roketnya “Falcon9” setelah diluncurkan.
Falcon9 terdiri dari 2 tingkat utama (pertama dan kedua), tingkat antara, dan kapsul muatan. Kapsul muatan untuk membawa penumpang bernama Dragon. Dragon didesain untuk mengantarkan kedua astronaut tersebut dengan kecepatan 17.000 mil per jam. Selain itu, Dragon dirancang untuk docking dan rendevouz secara otomatis dengan SLAI.
Nantinya, Dragon akan berada di SLAI selama 1-4 bulan. Hal ini tergantung dari kondisi Dragon itu sendiri di orbit dan juga proses dari kendaraan kru Dragon yang berikutnya. Namun, peluncuran kru Dragon berikutnya memiliki misi operasional pertama dan dinamai Kru-1 dijadwalkan paling cepat tanggal 30 Agustus.
Percobaan Tiada Henti, Sebab Persiapan Harus Diutamakan-
Untuk mempersiapkan Demo-2 agar sukses, tentunya SpaceX melakukan banyak uji coba. Salah satunya adalah keberhasilan uji coba Demo-1 pada 2 Maret 2019. Demo-1 adalah peluncuran yang dilakukan SpaceX dan NASA dengan mengirimkan roket Falcon9 tanpa awak secara otomatis menuju dan kembali dari SLAI.
Pada 30 Mei, penonton dibuat berdebar-debar penuh harap cemas sebab hampir saja misi ini ditunda lagi akibat cuaca kurang memungkinkan. Namun, peluncuran tetap dijalankan dengan membaiknya keadaan cuaca di menit-menit terakhir peluncuran. Walaupun jadwal peluncuran Demo-2 harus ditunda dari tanggal 27 Mei menjadi 30 Mei waktu musim panas timur (EDT) disebabkan adanya cuaca buruk, misi berjalan cukup lancar tanpa kendala suatu apapun serta tahap pertama Falcon9 berhasil mendarat dengan mulus. Peluncuran bersejarah ini disaksikan langsung oleh Presiden Amerika Serikat, Donald J. Trump, dan wakilnya Michael Richard (Mike) Pence.
Kembalinya misi Demo-2 dengan baik di bumi adalah tahapan tes besar terakhir sebelum Program Kru Komersial NASA meloloskan perizinan SpaceXDragon untuk pengoperasionalan peluncuran misi kru menuju dan dari SLAI. Keberhasilan SpaceX ini akan menjadi langkah baru kemajuan bisnis komersil kegiatan eksplorasi luar angkasa dan tahapan menuju eksplorasi bulan dan mars di masa depan. Sebagaimana Program Artemis yang sudah direncanakan NASA pada 2024 untuk kembali mendarat di bulan pada sisi bulan lain yang belum terjamah manusia, pendaratan ini nantinya juga akan sekaligus mencetak sejarah pendaratan wanita pertama dan pria berikutnya di bulan.
Keberhasilan misi ini pastinya akan lebih membuka wawasan kita tentang rahasia alam semesta sekaligus menjadi angin harapan bagi generasi mendatang di tengah krisis dan pandemi. Mari senantiasa bermimpi, berimajinasi, mencoba, dan berkarya untuk mewujudkan masa depan yang lebih baik bagi bangsa, dunia, dan semesta.
Tulisan dan data oleh Taufan Rosyadi Yusuf
Gambar oleh Elvira Apriana