Aksi Kamisan Yogyakarta: Solidaritas untuk Wadas

Kamis (29/4) kelompok Aksi Kamisan Yogyakarta kembali melakukan aksi solidaritas “Wadas Lestari Tolak Tambang Quarry (Solidaritas untuk Wadas)”. Gerakan ini bermula dari adanya rencana pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) Bendungan Bener di Purworejo, Jawa Tengah. Sebagai tindak lanjut dari rencana pembangunan tersebut, Pemerintah mengeluarkan Surat Keputusan Gubernur Jawa Tengah 509/41/2018 yang menetapkan Desa Wadas sebagai lokasi penambangan bahan material batuan andesit dilakukan dengan menggunakan mekanisme pembebasan lahan.

Setelah dikeluarkannya keputusan gubernur tersebut, muncul gerakan-gerakan penolakan akan penambangan material batuan andesit dari warga Desa Wadas bersama dengan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Yogyakarta dan berbagai jaringan solidaritas. Gerakan tersebut digencarkan atas landasan bahwa penambangan di Wadas dirasa hanya akan membawa dampak buruk bagi warga desa setempat.

Jumat (23/4) aparat dan pihak terkait mendatangi Desa Wadas dalam rangka sosialisasi rencana pemasangan patok penambangan quarry batuan andesit untuk kebutuhan material pembangunan Bendungan Bener. Namun, sosialisasi tersebut belum dapat terlaksana dikarenakan warga setempat dan mahasiswa yang bergabung dalam aliansi melakukan gerakan penolakan.

Beberapa saat kemudian, terjadi kericuhan saat kegiatan aksi akibat tindakan represif, seperti menarik, mendorong, dan memukul oleh aparat kepada aliansi. Pada akhirnya, warga memutuskan untuk mundur karena ditembak dengan gas air mata.

Aksi Kamisan Yogyakarta bersama dengan Social Movement Institute menyatakan sikap sebagai berikut:
1. Mendesak Pemerintah untuk menghentikan seluruh proses pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) Bendungan Bener dan lakukan audit lingkungan.
2. Hentikan kegiatan pematokan tanah yang dilakukan di Desa Wadas, Purworejo.
3. Hentikan segala bentuk aktivitas yang mengancam keselamatan lingkungan hidup sesuai amanat undang-undang.
4. Hentikan segala bentuk represifitas aparat terhadap warga sipil.
5. Mengajak seluruh elemen sipil untuk bersatu dan bersolidaritas kepada warga Wadas yang melindungi hak hidupnya dan tengah dizalimi oleh kekuasaan represif.
Aksi solidaritas untuk Wadas tidak akan berakhir hanya pada Aksi Kamisan kemarin. Aksi akan terus digencarkan hingga tuntutan warga Wadas akan hak-haknya terpenuhi.

Kendati demikian, permasalahan yang terjadi di Desa Wadas akan lebih baik jika ditinjau dari kedua perspektif yang ada. Berkaitan dengan hal tersebut, Clapeyron akan mengulas lebih dalam mengenai kisah Desa Wadas melalui kacamata ilmu teknik sipil. Tunggu tanggal mainnya ya Sobat Ero!

Tulisan oleh Salma Putri Afida
Data oleh Yoga Faerial Baskara
Gambar oleh Maria Askensi Vania