Formula SI Jenius Clapeyron

Apakah kalian merasa cukup familier dengan nama Clapeyron? Mungkin yang pertama muncul di benak kalian adalah sebuah lembaga jurnalisme yang berasal dari prodi Teknik Sipil Universitas Gadjah Mada. Kalian tidak salah, tetapi darimana nama Clapeyron ini sebenarnya berasal? Mari kita ulik bersama!

Sejarah Nama Clapeyron

Nama Clapeyron sering kali dikaitkan dengan Benoft Paul Émile Clapeyron (1799-1864). Émile lahir pada tahun 1799 di Prancis. Rekam jejak Émile di dalam menempuh pendidikan terbilang cukup mentereng, ia menempuh pendidikan di École Polytechnique dan lulus pada tahun 1818―École Polytechnique merupakan salah satu sekolah teknik bergengsi sejak tahun awal berdirinya hingga saat ini―lalu dilanjutkan di École des Mines, tempat ia dilatih menjadi seorang insinyur. Pada tahun 1844 Émile pun diangkat menjadi profesor di École des Ponts et Chaussées.

Karir Émile juga tidak main-main, ia terpilih menjadi anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Paris pada tahun 1848. Selama menjadi anggota komite, ia berpartisipasi dalam penganugerahan penghargaan di bidang mekanika.Émile juga menjadi bagian dari suatu tim yang bertugas untuk menyelidiki Terusan Suez serta berperan penting dalam mempertimbangkan penggunaan mesin uap di angkatan laut.

Selain rekam jejaknya yang mentereng di dalam menempuh pendidikan dan perjalanan karirnya, ternyata Émile Clapeyron juga berkontribusi pada bidang ketekniksipilan, lho!

Pengaruh Clapeyron Terhadap Bidang Ketekniksipilan

Émile Clapeyron turut meninggalkan pengaruh pada bidang teknik sipil dengan ia merumuskan suatu persamaan yang disebut sebagai persamaan tiga momen. Persamaan tiga momen menyatakan bahwa hubungan antarmomen lentur pada tiga tumpuan berurutan yang terletak pada balok kontinyu, balok kontinyu tersebut memikul beban-beban yang bekerja pada kedua bentangan yang saling bersebelahan, baik dengan atau tanpa penurunan-penurunan tumpuan yang tak sama. Persamaan ini diciptakan untuk menyelesaikan permasalahan balok tak tentu yang sulit untuk diselesaikan, mengingat persamaan statis dasar tidak cukup untuk menyelesaikannya. Melalui penerapan persamaan tiga momen ciptaan Émile Clapeyron, para insinyur dapat menyelesaikan permasalahan struktur dengan lebih praktis. Melampaui batasan analisis statis dasar, teori Clapeyron ini membuka jalan bagi kemajuan besar teknik sipil dan desain struktural modern. 

Selain inovasinya pada bidang teknik sipil, ternyata nama Clapeyron sendiri juga dikenal di bidang yang lain. Apakah kalian tahu apa temuannya dan di bidang apa?

Warisan Clapeyron di Bidang Lain

Apakah kalian masih ingat atau pernah mendengar tentang persamaan gas ideal PV=nRT? Benar, persamaan tersebut adalah persamaan Clapeyron. Persamaan Clapeyron merupakan ekspresi matematis yang menjelaskan hubungan antara tekanan (P), volume (V), dan suhu (T). Persamaan Clapeyron merupakan pengembangan dari hukum-hukum gas ideal yang sudah dirumuskan oleh para ilmuwan sebelumnya, seperti Hukum Gay-Lussac, Hukum Charles, dan Hukum Boyle. Salah satu kelebihan dari persamaan Clapeyron adalah kemampuannya dalam memprediksi bahwa 1 mol gas ideal akan setara dengan volume 22,4 liter pada kondisi tekanan 1 atm. Oleh karena itu, persamaan Clapeyron banyak diterapkan pada pengembangan berbagai jenis mesin yang berbasis fluida, salah satu contohnya adalah mesin uap. Temuan ini menjadi salah satu kepingan penting dalam menjelaskan termodinamika dan teori inilah yang membesarkan nama Clapeyron di bidang fisika.

Meskipun Émile Clapeyron meninggalkan warisan yang sangat besar dan berpengaruh bagi umat manusia. Sayangnya hingga akhir hidupnya tidak ada catatan yang menyatakan bahwa Émile Clapeyron memperoleh penghargaan terkait dengan penemuannya.
Apakah rasa penasaran kalian tentang sosok jenius Émile Clapeyron dan penemuan-penemuannya yang begitu berpengaruh terhadap umat manusia sudah terjawab? Jangan lupa untuk membagikan artikel ini dengan teman-teman kalian. Stay tune karena Clapeyron Media akan kembali dengan konten-konten inspiratif lainnya yang tak kalah menarik! Terima kasih telah membaca dan sampai jumpa di artikel selanjutnya!

Data oleh Bayu Priandhoko

Tulisan oleh M. Rizal Fahmi

Layout oleh Arman Maulana Darmawan